Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Amfiaraos

Amfiaraus.

Dalam mitologi Yunani, Amfiaraos adalah anak dari Oekles dan Hipermnestra, dan suami dari Erifile. Amfiaraos adalah raja Argos bersama dengan Adrastus— iparnya dan Ifis. Amfiaraos adalah seorang peramal yang dihormati pada masanya. Baik oleh Zeus dan Apollo, bahkan Zeus memberikan bakat kemampuan ramalannya kepada Amfiaraos. Dalam generasi sebelum terjadinya Perang Troya, Amfiaraos adalah salah satu pahlawan dalam Perburuan Babi liar Kalidon.[1]

Dalam mitologi

Dalam kisah tragis Bertujuh melawan Thebes yang diambil dari tiga penyair utama Yunani, Erifile membujuk Amfiaraos untuk turut serta dalam suatu penyerangan, yang Amfiaraos tahu, jika dia ikut maka dia akan mati di dalamnya.[2] Erifile telah dibujuk sebelumnya oleh Polinikes, yang menawarinya kalung milik Harmonia, anak dari Afrodit sebagai imbalannya. Dengan berat hati, Amfiaraos pergi, tetapi dia tahu tentang maksud dan tujuan Erifile. Dia meminta kedua anaknya Alkmaeon dan Amfilokhus untuk membalaskan kematiannya yang tak terelakkan dengan membunuh Erifile, jika nanti dia tidak kembali dari perang.

Dalam perjalanan menuju ke peperangan, Amfiaraos berulang kali memperingatkan pasukannya bahwa ekspedisi mereka akan gagal,[3] dan menyalahkan Tideus karena memulainya bahkan dia mencoba mencegah Tideus mendapatkan keabadian dari dewi Athena. Di luar hal itu, dia tetaplah seorang petarung hebat dalam perang tersebut, dia berhasil membunuh Melanippus, dan kabur dari Periklimenus, anak Poseidon yang "terkenal", yang ingin membunuhnya,[4] tetapi Zeus melemparkan petirnya dan bumi uyang kemudian terbelah menelan Amfiaraos beserta keretanya. Di situlah Amfiaraos menemui ajalnya.[5]

Relief marmer menganai balapan kereta perang, dari Oropos pada awal abad ke-4 SM (Pergamonmuseum, Berlin).

Alkmaeon membunuh ibunya ketika Amfiaraos mati. Dia kemudian dikejar oleh para Erinya saat dia melarikan diri melewati Yunani, dan akhirnya sampai di hadapan raja Fegeus, yang mengawinkannya dengan anaknya, Alfesiboea. Dalam kelelahannya, dia bertanya pada orakel bagaimana menghindari para Erinya. Dia diberitahu bahwa ia harus berhenti di tempai matahari tidak bersinar saat ia membunuh ibunya. Tempat itu adalah mulut sungai Akelous. Akelous, yang merupakan dewa sungai, menjanjikan anaknya, Kallirhoe untuk dinikahkan dengannya jika Alkmaeon mau mengambilkan kalung dan baju yang dipakai Erifile saat dia membujuk Amfiaraos untuk bergabung dalam peperangan. Alkmaeon telah memberikan perhiasan ini pada Fegeus yang kemudian menyuruh anaknya membunuh Alkmaeon begitu dia tahu rencana Alkmaeon.

Putra Amfiaraos yang bernama Katillus melarikan diri dari pembunuhan di Thebes dan memimpin ekspedisi ke Italia tempat dia nantinya mendirikan kota Tibur (sekarang Tivoli), dinamai sesuai anaknya (Tiburtus).

Dalam tradisi tertentu, Amfiaraos disebut memiliki anak perempuan bernama Alexida.

Pemujaan terhadap Amfiaraos

Di barat laut Attika, Amfiaraos dipuja layaknya para pahlawan. Dia dianggap sebagai dewa penyembuhan dan peramalan, dan kadang-kadang dihubungkan dengan Asklepius. Aspek penyembuhan dan peramalan datang dari leluhurnya; dia masih terkait dengat peramal hebat Melampus. Setelah mengorbankan beberapa koin, atau kadang-kadang kambing jantan, seorang penanya akan tidur di dalam kuil dan akan mendapatkan mimpi yang menjadi solusi dari permasalahannya.

Referensi

  1. ^ Pseudo-Apollodorus, Bibliotheke, 1.8.2
  2. ^ Bibliotheke, 3.8.2.
  3. ^ Apollodorus. Bibliotheke, 3.6.2.
  4. ^ Karl Kerenyi (The Heroes of the Greeks, 1959, hal. 300
  5. ^ Pindar, Ode Nemeos Kesembilan.

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya