Arthur de Carle Sowerby
Arthur de Carle Sowerby (8 Juli 1885 – 16 Agustus 1954; Hanzi: 苏柯仁; Pinyin: Sū Ke Ren) adalah seorang penjelajah, naturalis, penulis dan penerbit asal Britania Raya di Tiongkok. Ayahnya adalah Arthur Sowerby (15 Oktober 1857 – 27 Juni 1934; Hanzi: 苏道味; Pinyin: Sū Dao Wei). Latar BelakangArthur Sowerby adalah putra misionaris Kristen di Tiongkok, Pendeta Arthur Sowerby dan Louisa Clayton. Dia juga cicit dari James Sowerby, ahli botani dan pendiri Geological Society.[1] Sejak tahun 1881, orang tua Arthur bermarkas di rumah misi Masyarakat Misionaris Baptis, Shanxi.[2] Keluarga Sowerby sedang cuti dan pulang ke Britania Raya saat terjadi Pemberontakan Boxer tahun 1900, banyak teman dan kolega mereka di rumah misi Shanxi yang dibantai.[3] Bantuan ShaanxiSelama Revolusi Xinhai, Arthur memimpin Ekspedisi Bantuan Shensi (Shaanxi). Tugas ekspedisi ini adalah untuk menyelamatkan dan membawa misionaris asing sebanyak mungkin ke tempat yang aman. Berangkat pada Desember 1911, mereka berjalan kaki menuju Xi'an, di saat seluruh daerah berada dalam keadaan pergolakan politik setelah penggulingan dinasti Qing. Gerombolan bandit beraksi di mana-mana dan mengambil alih sebagian besar kawasan pedesaan. Setelah beberapa kali mengalami kejadian yang mendebarkan, mereka kembali ke Peking yang lebih aman pada awal tahun 1912.[4] Perang Dunia PertamaSowerby kembali ke Britania Raya selama Perang Dunia Pertama dengan tujuan untuk bergabung dengan militer, tetapi yang membuatnya kecewa adalah dia malah dikirim dan diperintahkan untuk mengawasi Korps Buruh Tiongkok karena kemampuannya berbicara bahasa Mandarin. Dia didemobilisasi tahun 1919, tinggal di Britania Raya selama satu tahun lagi sambil menulis buku bertajuk The Naturalist in Manchuria.[1] Perang Dunia KeduaSetelah Jepang merebut Permukiman Internasional Shanghai pada 8 Desember 1941, Sowerby bersama dengan ribuan warga negara Sekutu, hidup di bawah pendudukan Jepang. Dini hari tanggal 5 November 1942 ia ditangkap, bersama dengan sekitar 350 orang terkenal atau yang dianggap mencurigakan oleh kempeitai Jepang. Namun, karena kesehatannya yang memburuk, dia dibebaskan pada hari itu juga, sedangkan yang lainnya menjalani pengasingan selama hampir tiga tahun di Kamp Jalan Haiphong. Pada Juni 1944, Jepang mencabut peraturan tentang pengecualian interniran karena alasan medis, sehingga Sowerby kembali ditangkap dan diasingkan ke Kamp Lincoln Avenue hingga akhir bulan. Selama di kamp, dia mengajar botani dan zoologi kepada para interniran.[5] Kematian dan warisanSowerby dan istri ketiganya Alice, menghabiskan masa pensiunnya di Washington, D.C., Amerika Serikat, tempat Arthur meninggal tahun 1954.[3] Sowerby diabadikan menjadi nama ilmiah spesies kadal Tiongkok, Lygosaurus sowerbyi, yang dideskripsikan dan diberi nama oleh Leonhard Stejneger dari Smithsonian Institution tahun 1924.[6] Pada tahun 2020, spesies ini dianggap sinonim dari Ateuchosaurus chinensis.[7] Referensi
|