Biawak bakau seram
Biawak bakau Seram (Varanus cerambonensis) adalah spesies biawak yang tersebar di kepulauan Maluku.[2] Biawak ini diketahui tersebar di Pulau Ambon, Pulau Banda, Pulau Buru, dan Pulau Seram.[2] Distribusi GeografisBiawak ini tersebar di kepulauan Maluku bagian tengah.[2][3] Sebarannya meliputi Pulau Ambon, Pulau Banda, Pulau Buru, dan Pulau Seram.[2][4] Pada awalnya, di Pulau Obi pernah dilaporkan ditemukan spesimen biawak bakau oleh Philipp (1999), akan tetapi analisis gambar dan data lapangan menunjukkan bahwa terjadi kesalahan identifikasi yang terungkap itu adalah spesimen dari Varanus rainerguentheri.[1][5] Lebih jauh lagi, diperkirakan terdapat spesies V. cerambonensis yang hidup di Papua Nugini.[2] Di Pulau Ambon sendiri, spesies ini hidup secara berdampingan dengan jenis Varanus indicus.[2][4] Deskripsi fisikBiawak bakau seram berukuran relatif besar dibandingkan spesies biawak lainnya.[2] Bagian atas dari kepala, leher, kaki, dan ekor V. cerambonensis bewarna kecoklatan hingga kehitaman, serta dihiasi dengan bintik-bintik kecil bewarna kuning.[2] Di bagian punggung, bintik-bintik kuning mempunyai intensitas yang bervariasi sehingga tampak seperti belang-belang.[2] Pada bagian bawah tubuhnya berwarna putih ke-abu-abuan.[2] Lidahnya berwarna merah muda, dengan bagian ujung dan pangkal lidah mempunyai pigmentasi warna lebih gelap.[2] Untuk biawak muda berwarna cukup berbeda dengan warna biawak dewasa.[2] Kulit punggungnya bewarna kehitaman dihiasi dengan pola seperti mata, dengan bintik kuning ditengahnya.[2] Bintik kuning pada punggung biawak muda memiliki warna kuning yang lebih tebal dibandingkan dengan milik biawak dewasa.[2] Seluruh lidahnya bewarna merah muda, dan ketika dewasa, warnya ujung dan pangkal lidah menjadi lebih gelap.[2] Hanya beberapa spesimen biawak bakau yang pernah direkam dan dilaporkan.[2] Spesimen terbesar yang pernah dilaporkan merupakan biawak jantan dengan panjang tubuh (dari moncong hingga ekor) sebesar 98.4 cm, termasuk panjang ekor sebesar 57.5 cm.[2] Panjang ekor rata-rata 1.3 hingga 1.7 kali lebih panjang dari panjang tubuh utamanya.[2] Spesimen terkecil yang pernah ditemukan mempunyai panjang tubuh sebesar 24.8 cm.[2] Namun, karena memiliki pusar yang sedikit terbuka, spesimen kecil tersebut diperkirakan baru menetas dari telur.[2] HabitatHabitat utama biawak ini adalah hutan bakau dan hutan hujan dataran rendah, biasanya di dekat wilayah sungai atau perairan.[2][4] Biawak bakau juga sering ditemukan di dekat perkampungan penduduk di Ambon.[2] MakananHasil analisis menunjukkan bahwa biawak ini memangsa kepiting, kelabang, kecoa, kumbang, cecak, dan telur kadal.[4] Dalam penangkaran, biawak bakau juga menyukai daging ayam yang disediakan oleh pihak penangkaran.[2] FilogeniAnalisis filogeni molekular menggunakan gen 16S rNA dari DNA mitokondria menunjukkan bahwa V. cerambonensis berkerabat dekat dengan Varanus melinus.[6] Referensi
|