Chico Aura Dwi Wardoyo
Chico Aura Dwi Wardoyo (lahir 15 Juni 1998) adalah seorang atlet bulu tangkis Indonesia kelahiran Jayapura.[2] Dia memulai kariernya pada PB Pemda (sekarang PB Cendrawasih), dan pindah ke PB Exist Jakarta pada tahun 2013. Pada tahun 2015, dia terpilih dalam tim nasional sebagai anggota tidak tetap. Pada 2016, dia berkompetisi pada Kejuaraan Dunia Junior dan memperoleh medali perak pada nomor tunggal putra. Kehidupan pribadiIa merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari Bapak Wardoyo, dan memiliki kakak bernama Chikitha Alviano Eka Wardoyo yang merupakan wakil sekretaris umum PBSI Banten dan adik pembulu tangkis bernama Ester Nurumi Tri Wardoyo.[3] KarirLahir di Jayapura, Chico memulai karirnya di PB Pemda Papua (sekarang PB Cendrawasih), dan pindah ke Jakarta untuk bergabung ke klub Exist di tahun 2013. Pada 2015, Dia terpilih untuk bergabung timnas bulutangkis sebagai anggota tidak tetap.[4] Pada tahun 2016, Dia terpilih untuk bergabung dengan Timnas Junior Indonesia untuk bertanding di Kejuaraan Asia Junior dan Kejuaraan Dunia Junior.[5] Tim bulutangkis Indonesia terhenti di perempat-final di kedua pertandingan tersebut.[6][7] Dalam pertandingan perorangan, Chico mengeklaim medali perak Kejuaraan Dunia Junior setelah kalah dari wakil Tiongkok, Sun Feixiang.[8] Karier seniorPada Mei 2021, Chico meraih final pertamanya di Spanyol Masters 2021, tapi ia kalah dari wakil Perancis, Toma Junior Popov.[9] Pada Oktober, Ia melakukan debut pertama kali di Piala Thomas 2020, dimana Indonesia merebut juara pertama sejak 19 tahun.[10] Pada Mei 2022, Chico mendapatkan medali perunggu di Kejuaraan Asia.[11] Kemudian, Ia mendapatkan gelar Tur Dunia pertamanya di Malaysia Masters 2022. Di dalam final, Ia mengalahkan wakil Hong Kong, Ng Ka Long, dengan straight game.[12] 2023Dwi Wardoyo memulai musim 2023 pada Malaysia Terbuka, namun dia dikalahkan di babak kedua oleh pemain asal India, Prannoy H. S..[13] Di pertandingan selanjutnya, India Terbuka, dia gagal di babak pertama dari pemain asal Tiongkok, Shi Yuqi dengan rubber game.[14] Dwi Wardoyo juga gagal di final Indonesia Masters oleh rekannya Jonatan Christie.[15] Dia membuat all-Indonesian final nomor tunggal putra dengan Christie; pertama di Indonesia Masters sejak final 2013 antara Dionysius Hayom Rumbaka dan Simon Santoso; dan yang pertama di Istora Senayan sejak final 2008 antara Simon Santoso dan Sony Dwi Kuncoro. Pada Februari, Dwi Wardoyo bergabung dengan Tim nasional bulu tangkis Indonesia untuk berkompetisi pada Kejuaraan Bulu Tangkis Beregu Campuran Asia, sayangnya timnya gagal di perempat-final dari tim Korea.[16] PrestasiPesta Olahraga Asia TenggaraTunggal putra
Kejuaraan AsiaTunggal putra
Kejuaraan Dunia Junior BWFTunggal putra
Tur Dunia BWF (2 gelar, 2 runners-up)Tunggal Putra
BWF International Series/Challenge (1 gelar, 1 runner-up)Tunggal putra
Lini masa performa
(W) Menang; (F) finalis; (SF) semifinalis; (QF) perempat finalis; (#R) babak 4, 3, 2, 1; (RR) babak round-robin; (Q#) babal kualifikasi; (A) absent; (G) medali emas, (S) perak, atau (B) perunggu; (NH) tidak diselenggarakan; (N/A) tidak dimainkan.
Untuk menghindari kekeliruan dan perhitungan ganda, informasi berikut diperbarui tiap akhir turnamen atau ketika pemain sudah tidak berpartisipasi dalam turnamen tersebut.
Tim nasional
Kompetisi Individu
Referensi
Pranala luar
|