Beliau juga merupakan pemangku monarki kedua Wangsa Windsor sejak ayahandanya telah mengganti nama keluarga bangsawan dari Sachsen-Coburg-Gotha pada tahun 1917.
Sebelum naik tahta, Edward VIII memegang gelar Pangeran Edward dari York, Pangeran Edward dari York dan Cornwall, Adipati Cornwall, Adipati Rothesay dan Pangeran Wales (semuanya membawa gelar Sri Baginda). Semasa muda, baginda pernah bertugas dalam Perang Dunia I, melakukan lawatan ke luar negeri sebagai wakil ayahandanya dan dikaitkan dengan beberapa wanita lebih tua yang dinikahinya.
Ia dibaptis dengan nama Edward Albert Christian George Andrew Patrick David di Green Drawing Room yang terletak di White Lodge pada 16 Juli 1894 oleh Edward White Benson, Uskup Agung Canterbury.[N 1][2] Nama-nama yang dipilih adalah untuk menghormati paman Edward yang meninggal saat kecil, dan buyutnya Raja Christian IX dari Denmark. Nama Albert juga diberikan atas permintaan Ratu Victoria yang diambil dari nama suami Ratu Albert, Pangeran Consort, dan empat nama terakhir George, Andrew, Patrick and David diambil dari nama-nama santo pelindung Inggris, Skotlandia, Irlandia dan Wales.[3] Ia dikenal di keluarga dan teman-teman dekatnya dengan nama terakhirnya, David.[4]
Sebagai praktik yang lazim di kalangan bangsawan kelas atas pada saat itu, Edward dan adiknya berada dalam asuhan pengasuh lebih sering daripada orang tuanya. Salah satu pengasuh Edward suka melakukan kekerasan pada Edward. Tangisannya yang terjadi terus menerus membuat Adipati dan Istri Adipati mengusir Edward dan pengasuhnya dari hadapan mereka.[5] Pengasuh tersebut kemudian dipecat setelah perilaku kekerasan tersebut terungkap.
Ayah Edward, meskipun ia menerapkan disiplin yang kasar,[6] namun ia juga seseorang yang penuh kasih sayang,[7] dan ibunya adalah seorang ibu yang suka bermain-main riang dengan anak-anaknya, berbanding terbalik dengan citra publiknya yang dianggap kaku dan dingin. Ia terhibur saat anak-anaknya membuat roti panggang berisi berudu untuk kepala pengajaran mereka yang berasal dari Prancis, sebagai lelucon,[8] dan selalu meminta anak-anaknya untuk menceritakan rahasia-rahasia kepadanya.[9]
Pendidikan
Awalnya, Edward memiliki tutor bernama Helen Bricka. Saat orang tuanya bepergian mengunjungi wilayah Imperium Inggris selama hampir sembilan bulan setelah kematian Ratu Victoria pada 1901, Edward muda dan adik-adiknya tetap di Inggris bersama kakek neneknya Ratu Alexandra dan Raja Edward VII, yang sangat menyayangi mereka. Saat orang tuanya kembali, Edward dirawat oleh dua orang, Frederick Finch dan Henry Hansell, yang benar-benar membesarkan Edward dan saudara-saudaranya selama sisa tahun-tahun pengasuhan.[10]
Edward berada di bawah pengajaran ketat Hansell hingga saat ia berusia tiga belas tahun. Tutor pribadinya mengajari bahasa Prancis dan Jerman.[11] Edward lalu menjalani ujian untuk masuk ke Royal Naval College, Osborne, dan masuk kesana pada tahun 1907. Hansell menginginkan Edward untuk masuk ke sekolah lebih awal namun ayah pangeran tidak mengizinkan.[12] Setelah menjalani masa dua tahun pendidikan di Osborne College, yang mana tidak disukai oleh Edward, Edward pindah ke Royal Naval College di Dartmouth. Dua tahun berikutnya, pendaftaran untuk masuk ke AL Inggris sudah direncanakan. Namun ia terserang penyakit gondok. Penyakit ini pula yang membuatnya mandul.[13]
Edward secara otomatis menjadi Adipati Cornwall dan Adipati Rothesay pada 6 Mei 1910 saat ayahnya naik takhta menjadi George V saat kematian Edward VII. Ia lalu dianugerahi gelar Pangeran Wales dan Earl Chester sebulan kemudian pada 23 Juni 1910, saat ulang tahunnya yang ke-16.[14] Persiapan menjadi raja di masa depan dimulai lebih awal, ia ditarik dari pendidikannya di akademi AL lebih awal dari jadwal kelulusannya. Ia lalu ditempatkan sebagai perwira muda di kapal perang Hindustan, dan lalu masuk ke Magdalen College, Oxford, dimana disana, menurut para pembuat biografinya, ia tidak siap secara intelektualitas. Ia adalah penunggang kuda yang handal, ia belajar bermain polo dengan klub di universitas.[15] Ia meninggalkan Oxford setelah delapan kali percobaan, tanpa lulus dengan satupun gelar akademik.[16]
Kehidupan percintaan
Pada tahun 1917, selama Perang Dunia Pertama, Edward memulai hubungan percintaan dengan pelacur Paris Marguerite Alibert (lalu menjadi Marguerite Fahmy), yang menyimpan surat-suratnya saat Edward berselingkuh dengan Freda Dudley Ward.
Perilaku Edward yang sembrono dan gila wanita selama dekade 1920-an dan 1930-an mengkhawatirkan Perdana Menteri Stanley Baldwin, Raja George V, dan mereka yang dekat dengan Pangeran. Raja George V kecewa dengan putranya yang gagal mengendalikan hidupnya, merasa jijik dengan hubungannya dengan wanita yang sudah menikah, dan mengkhawatirkan bilamana nanti takhta sudah jatuh ke tangan nya. "Setelah aku meninggal," kata Raja George V, "anak itu akan menghancurkan hidupnya kurang dari dua belas bulan."[17]
Raja George V lebih menyukai anak keduanya Albert ("Bertie") dan anaknya Elizabeth ("Lilibet"), yang kemudian menjadi Raja George VI dan Ratu Elizabeth II. Ia berkata pada punggawa kerajaan, "Aku berdoa pada Tuhan agar anak sulungku tak pernah menikah dan memiliki anak, dan maka dari itu tidak akan ada aral yang melintang bagi Bertie dan Lilibet dan takhta (Inggris)."[18] Pada tahun 1929, majalah Time melaporkan bahwa Edward pernah menggoda istri Albert, yang bernama sama dengan anaknya Elizabeth (lalu menjadi Ibu Suri Elizabeth), dengan memanggilnya "Ratu Elizabeth". Majalah itu bertanya, apakah ia pernah bertanya-tanya mengenai berapa kebenaran yang terkandung dalam cerita tersebut, dan ia ingat (Edward) akan menanggalkan hak berkuasanya setelah mangkatnya Raja George V – yang mana akan membuat panggilan "Ratu Elizabeth" menjadi nyata.[19]
Pada tahun 1930, Raja George V memberikan pada Edward, Fort Belvedere di Windsor Great Park.[20] Dimana disana, ia melanjutkan hubungannya dengan beberapa wanita yang sudah menikah, termasuk Freda Dudley Ward dan Lady Furness, istri seorang bangsawan Inggris yang berasal dari Amerika Serikat, yang juga mengenalkannya pada kawannya Wallis Simpson. Simpson telah bercerai dengan suami pertamanya, perwira AL Amerika Serikat Win Spencer, pada tahun 1927. Suami keduannya, Ernest Simpson, adalah seorang pengusaha. Wallis Simpson dan Pangeran Wales, lalu diterima oleh publik sebagai sepasang kekasih, sedangkan Lady Furness lalu bepergian ke luar negeri.[21] Hubungan Edward dengan Simpson, bagaimanapun, semakin melemahkan hubungan Edward dengan ayahnya yang memang sudah lemah. Meskipun orang tua Edward telah bertemu Wallis di Istana Buckingham pada tahun 1935,[22] mereka memutuskan untuk tidak menerima Wallis.[23]
Hubungan Edward dengan orang yang pernah bercerai menimbulkan keprihatinan sehingga pasangan ini diikuti oleh anggota Cabang Khusus Kepolisian Metropolitan, yang memeriksa secara rahasia apa yang terjadi dalam hubungan mereka. Sebuah laporan tak bertanggal menunjukkan detil kunjungan pasangan ini ke sebuah toko barang-barang antik, dimana pemilik toko berkata "bahwa wanita tersebut kelihatannya membuat Pangeran Wales ada dalam genggamannya."[24] Memiliki wanita yang berasal dari Amerika Serikat dan sudah pernah bercerai serta masa lalu yang dipertanyakan sebagai pasangan dari pewaris tahkta Inggris menimbulkan kecemasan di kalangan pemerintahan dan tokoh terkemuka negara.[25]
Pangeran Wales
Edward secara resmi dilantik menjadi Pangeran Wales pada sebuah upacara di Kastel Caernarfon pada 13 Juli 1911.[26] Pelantikan ini bertempat di Wales, berdasarkan dorongan dari politisi Wales David Lloyd George, Penjaga Kastil dan Menteri Keuangan (Inggris : Chancellor of the Exchequer) di kalangan pemerintah Liberal.[27] Lloyd George merancang upacara yang terbilang mewah dengan gaya Wales. Selain itu ia juga melatih Edward untuk berbicara beberapa kata dalam Bahasa Wales.[28]
Saat Perang Dunia I pecah pada tahun 1914, Edward telah mencapai usia minimum untuk berpartisipasi dalam kedinasan perang dan bersemangat akan itu.[29] Ia bergabung pada satuan Grenadier Guards pada Juni 1914, dan meskipun Edward berkeinginan untuk bertempur di garis depan, Menteri PeperanganLord Kitchener menolak keinginan tersebut, karena menurutnya akan sangat berbahaya jika pewaris takhta ditangkap oleh musuh.[30] Meskipun begitu, Edward menyaksikan sendiri medan perang parit dan sangat sering mengunjungi garis depan, maka dari itu ia dianugerahi Salib Militer pada tahun 1916. Perannya di dalam perang, walaupun terbatas, membuatnya populer di kalangan para veteran.[31] Ia melakukan penerbangan militer pertamanya pada tahun 1918, lalu kemudian memperoleh lisensi pilotnya.[32]
Adik Edward paling muda, Pangeran John, meninggal pada 18 Januari 1919 saat usianya masiih 13 tahun setelah menderita epilepsi.[33] Edward, yang berusia 11 tahun lebih tua dan dikenal menyayanginya, melihat kematian ini sebagai "lebih dari hal yang disesali".[34] Ia menuliskan sebuah surat yang mengatakan bahwa "(dia telah) menceritakan tentang adiknya tersebut dan bagaimana adiknya adalah seorang penderita epilepsi. (John) sendiri diam (mengenai keadaanya) selama 2 tahun terakhir, dan tidak ada yang pernah melihatnya (seperti itu) kecuali keluarganya, dan keadaan itu hanya berlangsung dua kali setahun. Anak malang ini telah diperlakukan seperti binatang daripada seharusnya." Edward juga menulis surat kepada ibunya terutama saat setelah kematian John.[35] Ia tidak menjawab, tetapi ia merasa memiliki tanggungan untuk menulis permintaan maaf pada ibunya tersebut, dimana ia menuliskan: "Aku merasa berhati dingin dan tidak bersimpatik dengan menulis semua ini ... Tidak ada yang lebih mengetahui selain Ibu bagaimana Johnnie kecil yang malang sangat berarti bagiku yang sangat mengenalnya ... Aku merasa kasihan padamu, Mama sayang, yang juga ibunya (John)."[34]
Selama dekade 1920-an, Edward, sebagai Pangeran Wales, mewakili ayahnya baik di Inggris maupun ke luar negeri dalam berbagai kesempatan. Penampilan dan statusnya yang belum menikah membuatnya mendapat banyak perhatian dari khalayak umum. Ia adalah selebriti yang paling sering difoto saat itu.[36] Ia memiliki perhatian pada ilmu pengetahuan pada 1926 dan menjadi presiden British Association for the Advancement of Science saat almamaternya, Universitas Oxford, menggelar pertemuan tahunan.[37]
Edward terlibat dalam sekitar 16 tur ke daerah yang dilanda kemiskinan di penjuru Imperium Britania pada periode antara 1919 hingga 1935.[38] Pada sebuah tur di Kanada pada tahun 1919, ia membeli peternakan Bedingfield, di dekat Pekisko, Alberta,[39] dan pada tahun 1924, ia mendonasikan Trofi Pangeran Wales kepada National Hockey League.[40] Pada tahun 1929 Sir Alexander Leith, tokoh terkemuka Partai Konservatif di Inggris Utara, mengajaknya dalam kunjungan ke tambang batubara di County Durham dan Northumberland selama tiga hari, dimana di daerah-daerah tersebut banyak terdapat pengangguran.[41] Dari Januari hingga April 1931, Pangeran Wales dan adiknya Pangeran George bepergian sejauh 18.000 mil (29.000 km) dalam tur ke Amerika Selatan, dengan menaiki kapal Oropesa,[42] dan kembali lewat Paris dengan penerbangan Imperial Airways dari Bandar Udara Le Bourget yang mendarat secara spesial di Windsor Great Park.[43][44]
Meskipun Edward sering bepergian, Edward memiliki pandangan rasis terhadap orang asing dan beranggapan bahwa kalangan kulit putih lebih superior.[45] Pada tahun 1920, saat berkunjung ke Australia, ia menulis tentang penduduk asli Australia: "mereka adalah bentuk paling menjijikan dari makhluk hidup yang pernah kulihat!! Mereka adalah bentuk terrendah dari umat manusia dan merupakan sesuatu yang lebih mirip dengan kera."[46]
Pada tahun 1919, ia menyetujui menjadi Presiden dari panitia pelaksana dari British Empire Exhibition di Wembley Park, di barat laut London. Ia berkeinginan eksebisi ini juga menjadi cikal bakal dibangunnya "gelanggang olahraga besar nasional", sehingga dibangunlah Stadion Wembley Lama.[47]
Masa kekuasaan
Raja George V mangkat pada 20 Januari 1936, dan Edward menggantikannya sebagai Raja Edward VIII. Keesokan harinya, ia ditemani oleh Simpson, melanggar kebiasaan kerajaan dengan menonton pengumuman naik takhtanya dari jendela Istana St James.[48] Ia menjadi penguasa monarki Imperial Britania Raya pertama yang menerbangkan pesawat dari Sandringham ke London untuk menuju ke Dewan Aksesi nya.[11]
Edward menyebabkan kegelisahan di lingkup pemerintah karena ia melakukan apa yang dianggap "campur tangan dalam ranah politik". Komentar-komentar yang ia lontarkan di dalam turnya ke desa-desa yang mengalami depresi di Wales Selatan dengan menyatakan "sesuatu harus dilakukan"[11] untuk para penambang batu bara disana dianggap sebagai percobaan menggurui kebijakan pemerintah, walaupun tidak pernah dijelaskan apa yang dimaksud dengan "sesuatu harus dilakukan" tersebut. Para menteri enggan mengirim surat-surat kenegaraan dan dokumen rahasia ke Fort Belvedere, tempat Edward tinggal karena Edward cenderung mengabaikannya, dan karena Wallis Simpson dan tamu-tamu lain sering ada disana dikhawatirkan dokumen-dokumen dan surat-surat tersebut terbaca oleh mereka dan membahayakan rahasia negara.[49]
Pendekatan Edward yang tidak biasa juga terdapat pada keputusan penggambaran dirinya dalam uang koin kerajaan. Ia melanggar tradisi dimana arah gambar penguasa monarki dalam uang koin harus berlawanan dengan gambar koin penguasa sebelumnya. Ia bersikeras bahwa gambarnya dalam koin tersebut menghadap kiri (sama seperti ayahnya),[50] untuk menampilkan garis di rambutnya.[51] Namun koin ini hanya pernah dicetak sedikit saja hingga saat ia turun takhta, sehingga koin-koin tersebut sangat langka.[52] Pada masa George VI menggantikannya sebagai raja, wajahnya dihadapkan ke kiri mengikuti tradisi, dan koin-koin yang menampilkan Edward maka wajah Edward dihadapkan ke kanan.[53]
Pada 16 Juli 1936, seorang pengkhianat asal Irlandia bernama Jerome Bannigan, alias George Andrew McMahon, memegang pistol revolver yang terisi penuh saat Edward mengendarai kuda di Constitution Hill, di dekat Istana Buckingham. Polisi berhasil merebut dan menodongkan pistol tersebut ke arah Bannigan; lalu ia ditangkap. Saat persidangan. Bannigan menuduh "pihak luar negeri" menyuruhnya untuk membunuh Edward, dan ia telah menginformasikan rencana ini kepada MI5, dan ia berkata tujuannya menceritakan hal ini pada MI5 agar mereka dapat mengungkap pelaku yang sebenarnya. Pengadilan menolak klaim ini dan memenjarakan Bannigan selama 1 tahun.[54] Diperkirakan Bannigan memang melakuan kontak dengan MI5, namun tuduhan-tuduhan lain dalam klaimnya masih dipertanyakan.[55]
Pada bulan Agustus dan September, Edward dan Simpson berlayar di Mediterania Timur menaiki yacht Nahlin. Saat bulan Oktober menjadi jelas bahwa raja baru ini berniat menikahi Simpson, terutama saat pengajuan cerai diberikan kepada Pengadilan di Ipswich.[56] Meskipun gosip-gosip mengenai hal ini sudah tersebar luar di Amerika Serikat, pers Inggris tidak memberitakannya sehingga publik baru mengetahui hal ini pada awal Desember.[57]
Pada 16 November 1936, Edward mengundang Perdana Menteri Baldwin ke Istana Buckingham dan mengungkapkan keinginannya menikahi Wallis Simpson saat ia sudah bisa dinikahi lagi. Baldwin lalu mengungkapkan bahwa niat pernikahan ini tidak dapat diterima secara moral agama, karena menurut aturan Gereja Inggris menikahi seseorang yang sudah pernah bercerai adalah terlarang, dan karena hal itu maka rakyat tidak akan menerima Simpson sebagai ratu.[58] Sebagai raja, Edward adalah kepala Gereja, dan para rohaniwan berharap kepadanya agar mendukung ajaran-ajaran Gereja. Uskup Agung Canterbury, Cosmo Gordon Lang, sangat vokal bersikeras bahwa Edward harus turun takhta jika ingin melanjutkan niatnya.[59]
Edward mengajukan solusi alternatif yaitu pernikahan tangan kiri, dimana setelah menikah ia akan tetap menjadi raja namun Wallis Simpson tidak akan menjadi permaisuri. Simpson akan tetap diberi gelar yang secara posisi dibawah permaisuri, dan anak-anak yang mereka punya tidak akan mewarisi takhta raja. Solusi ini didukung secara pribadi oleh politisi senior Winston Churchill, dan beberapa sejarawan mengungkapkan bahwa ia sudah merancang rencana dari solusi tersebut.[59] Pada beberapa kesempatan solusi ini ditolak oleh Kabinet Britania Raya[60] dan gubernur-gubernur dominion.[61] Pandangan penolakan ini didasarkan pada Undang-Undang Westminster 1931, yang menyatakan "semua perubahan hukum mengenai suksesi kerajaan, gelar dan gaya kerajaan harus mendapat persetujuan dari Parlemen Inggris dan Parlemen-parlemen Dominion."[62] Perdana Menteri Australia Joseph Lyons, PM Kanada Mackenzie King dan PM Afrika SelatanJBM. Hertzog secara jelas bersikap menolak rencana Raja menikahi seseorang yang telah bercerai;[63] perwakilan Inggris di Irlandia, Éamon de Valera bersikap tidak peduli dan Perdana Menteri Selandia Baru, Michael Joseph Savage, tidak pernah mendengar tentang Simpson, sehingga meragukan rencana tersebut karena ketidakpercayaannya.[64] Berhadapan dengan hal ini, Edward merespon dengan berkata "di Australia tidak terlalu banyak orang" dan opini mereka tidak perlu dipertimbangkan.[65]
Edward lalu berkata pada Baldwin bahwa ia akan turun takhta jika ia tidak bisa menikahi Simpson. Baldwin lalu datang kepada Edward dengan tiga pilihan: membatalkan rencana pernikahan; tetap menikah dan melawan keinginan para menterinya; atau turun takhta.[66] Jelas Edward tidak ingin membatalkan pernikahan dengan Simpson, dan ia tahu jika ia melawan keinginan para menterinya maka akan menyebabkan pemerintahan membubarkan diri dan menyebabkan krisis konstitusional.[67] Ia memilih untuk turun takhta.[68]
Edward menandatangani dokumen-dokumen[N 2] turun takhta di Fort Belvedere pada 10 Desember 1936 di hadapan adik-adik laki-lakinya: Pangeran Albert, Adipati York, yang berada di urutan selanjutnya dalam garis suksesi; Pangeran Henry, Adipati Gloucester; dan Pangeran George, Adipati Kent.[69] Dokumen tersebut berisi klausa: "mendeklarasikan tekad bulat saya untuk menanggalkan takhta ini untuk saya sendiri dan untuk keturunan saya dan keinginan saya yang mempengaruhi turun takhta saya akan dicantumkan dalam dokumen turun takhta ini sesegera mungkin".[70] Esoknya, tugas terakhirnya sebagai raja adalah melakukan pengesahan kerajaan terhadap Dekalrasi Yang Mulia dalam Undang-undang Turun Takhta 1936. Sebagaimana dibutuhkan dalam Undang-undang Westminster, semua Dominion sudah menyetujui proses turun takhta ini.[71]
Pada malam tanggal 11 Desember 1936, Edward, yang sudah kembali menjadi pangeran, menjelaskan keputusannya turun takhta melalui siaran radio yang disiarkan ke seluruh dunia. Kata-katanya yang cukup terkenal adalah, "Saya merasakan bahwa tidak mungkin bagi saya untuk mengemban tanggung jawab yang berat dan menjalankan tugas sebagai raja tanpa dukungan dari wanita yang saya cintai." Ia menambahkan "keputusan ini benar-benar dari saya sendiri ... Dan orang-orang lain yang terlibat telah berusaha dengan sekuat tenaga mencoba membujuk saya untuk mengambil jalan lain".[72] Edward lalu pergi dari Inggris menuju Austria esok harinya; ia tidak dapat berkumpul dengan Simpson hingga proses perceraiannya sudah beres, beberapa bulan kemudian.[73] Adiknya, Adipati York, kemudian menggantikannya sebagai Raja George VI. Putri sulung George VI, Putri Elizabeth, menjadi pewaris sementara.
Adipati Windsor
Pada 12 Desember 1936, pada pertemuan aksesi di Dewan Penasihat Paling Terhormat Yang Mulia, George VI mengumumkan memberikan gelar kepada kakaknya sebagai "Adipati Windsor" dengan gaya Yang Mulia Kerajaan.[74] Ia ingin ini menjadi titah pertamanya sebagai raja, walaupun dokumen resminya baru disahkan sampai 8 Maret pada tahun berikutnya. Selama masa itu, Edward dikenal dengan nama Adipati Windsor. Keputusan Raja George VI memberi gelar Edward sebagai adipati kerajaan untuk memastikan agar Edward tidak dapat mengikuti pemilihan umum Dewan Rakyat atau berbicara politik di Dewan Bangsawan.[75]
Surat paten tertanggal 27 Mei 1937, menegaskan "gelar, gaya, atau atribut Yang Mulia Kerajaan" kepada Adipati Windsor, namun secara spesifik menyatakan bahwa "istri dan keturunannya, jika ada, tidak dapat memakai gelar dan atribut tersebut". Beberapa menteri berpendapat bahwa konfirmasi mengenai gelar ini sudah tidak diperlukan karena raja yang turun takhta akan menjadi pangeran dengan gaya gelar yang disandangnya, dan istrinya akan otomatis memperoleh gaya gelar "Yang Mulia Kerajaan" karena menikah dengan seorang pangeran kerajaan. Pendapat yang lain menyebutkan bahwa karena turun takhta ia sudah kehilangan semua pangkat dan gelar dari kerajaan dan ia sepatutnya hanya disebut "Tn. Edward Windsor". Pada 14 April 1937, Jaksa Agung Sir Donald Somervell menyampaikan memorandum kepada Menteri Dalam Negeri Sir John Simon, yang berisi pandangan Hakim AgungT. M. Cooper, Konsul Parlemen Sir Granville Ram, dan dirinya:
Kami cenderung pada pandangan bahwa setelah turun takhta Adipati Windsor tidak dapat secara sepihak mengklaim gaya gelar "Yang Mulia Kerajan". Dengan kata lain, tidak akan ada alasan keberatan yang berarti jika Raja sudah memutuskan jika ketika ia dikeluarkan dari garis suksesi juga mengeluarkannya dari hak atas gaya gelarnya seperti yang tercantum dalam Surat Paten yang ada.
Namun pertanyaan tersebut harus dipertimbangkan berdasarkan fakta bahwa, untuk alasan yang mudah dipahami, ia dengan persetujuan tegas dari Yang Mulia menikmati gelar ini dan telah disebut sebagai Yang Mulia pada kesempatan formal dan dalam dokumen formal . Dalam terang preseden, tampak jelas bahwa istri dari Yang Mulia menikmati gelar yang sama kecuali jika beberapa langkah ekspresif yang tepat dapat dan diambil untuk menghilangkannya.
Kami sampai pada kesimpulan bahwa istri tidak dapat mengklaim hak ini atas dasar hukum apa pun. Hak kami untuk menggunakan gaya atau gelar ini, dalam pandangan kami, berada dalam hak prerogatif Yang Mulia dan ia memiliki kekuatan untuk mengaturnya oleh Paten Surat pada umumnya atau dalam keadaan tertentu.[76]
Adipati Windsor lalu menikahi Simpson, yang telah mengganti namanya menjadi Wallis Warfield, dalam upacara pernikahan yang privat pada 3 Juni 1937, di Château de Candé, di dekat Tours, Prancis. Saat Gereja Inggris menolak untuk memberikan pemberkatan, seorang pastur dari County Durham, Robert Anderson Jardine (Vikaris Santo Paulus, Darlington), menawarkan diri untuk melakukan pemberkatan dan Adipati WIndsor setuju. George VI melarang semua anggota keluarga kerajaan hadir di upacara tersebut,[77] sebagai bentuk penolakannya terhadap Adipati dan Istri Adipati Windsor. Edward sendiri secara khusus menginginkan adik-adiknya Adipati Gloucester dan Adipati Kent serta sepupunya Lord Louis Mountbatten menghadiri upacara pernikahannya.[78]
Penolakan atas gaya gelar Yang Mulia Kerajaan ini menyebabkan konflik berlanjut, seperti halnya masalah keuangan. Pemerintah menolak untuk memasukkan Adipati dan Istri Adipati ke dalam Catatan Sipil, dan tunjangan terhadap Adipati Windsor dibayar secara pribadi oleh Raja George VI. Adipati Windsor mengkompromikan posisinya dengan Raja dengan menyembunyikan sejauh mana nilai keuangannya ketika mereka secara informal menyetujui jumlah uang saku tersebut. Kekayaan Edward dihitung dari pendapatannya dari Kadipaten Cornwall yang membayar upeti kepada Pangeran Wales. George VI juga membayar Edward atas Sandringham House dan Istana Balmoral, yang merupakan properti pribadi Edward, yang diwariskan dari ayahnya (Raja George V) dan tidak otomatis diwariskan kepada George VI saat aksesinya.[79] Pada awal-awal kekuasaan George VI, Adipati Windsor menelpon ke istana setiap hari, meminta uang dan meminta agar Istri Adipati diberi gelar "Yang Mulia Kerajaan". Raja lalu memerintahkan tidak menerima panggilan telepon tersebut.[80]
Hubungan antara Adipati Windsor dan anggota keluarga kerajaan yang lainnya menegang selama beberapa dekade. Adipati Windsor berasumsi bahwa ia akan kembali tinggal di Inggris setelah diasingkan setahun dua tahun di Prancis. Raja George VI (didukung oleh Ratu Mary dan istrinya Ratu Elizabeth) mengancam akan memotong tunjangan untuk Edward jika ia kembali ke Inggris tanpa undangan.[79] Edward lalu menjadi sakit hati pada ibunya sendiri, dan menulis surat kepadanya pada tahun 1939: "[surat terakhirmu][N 3] merusak semua perasaan baik yang tersisa kepadamu ... dan membuat untuk selanjutnya kegiatan surat-menyurat ini tidak bisa berlanjut."[81]
Perang Dunia Kedua
Pada Oktober 1937, Adipati dan Istri Adipati mengunjungiJerman Nazi, mengabaikan nasihat Pemerintah Inggris, dan bertemu Adolf Hitler di Berghof, kediamannya di Bavaria. Kunjungan ini dipublikasikan secara luas oleh media-media Jerman. Selama kunjungan Adipati memberikan penghormatan ala Nazi.[82] Berdasarkan penyusun biografi kerajaan Andrew Morton Di Jerman, "mereka disambut seperti Raja ... para bangsawan membungkuk dan berlutut padanya (Wallis), dan ia diperlakukan dengan hormat dan status seperti yang selalu diinginkan Adipati,".[83]
Mantan duta besar Austria, Count Albert von Mensdorff-Pouilly-Dietrichstein, yang merupakan sepupu jauh Raja George V, mempercayai bahwa Edward mengagumi fasisme Jerman sebagai benteng melawan komunisme, dan bahkan ia lebih suka jika harus beraliansi dengan Jerman.[84] Adipati Windsor berkeyakinan, pengalaman "horor tak berujung"[85] selama Perang Dunia Pertama membuatnya mendukung upaya penenteraman. Hitler menganggap Edward ramah terhadap Jerman dan berpikir bahwa Hubungan Anglo-Jerman dapat diperbaiki lewat Edward jika ia tidak pernah turun takhta. Albert Speer menyitir perkataan Hitler: "Aku yakin hubungan baik yang permanen akan terjalin. Jika dia tetap menjadi Raja. Turun takhtanya adalah kehilangan yang besar untuk kita."[86]
Adipati dan Istri Adipati tetap tinggal di Prancis. Pada Mei 1939, Adipati bertugas untuk berbicara di radio NBC[87] (pertama kali sejak ia turun takhta) mengenai kunjungannya ke Verdun. Dalam pidatonya tersebut ia menginginkan perdamaian, dengan berkata "Saya sadar sepenuhnya (pernah melihat) akan sekelompok mayat teronggok, dan saya yakin mampu menyuarakan suara mereka agar didengar melalui kata-kata yang akan saya katakan. Saya berbicara atas nama prajurit dari Perang Terakhir yang berdoa dengan sungguh-sungguh agar kekejaman dan kegilaan seperti tidak pernah lagi terlintas dalam pikiran manusia. Tidak ada sejengkal tanahpun yang penduduk diatasnya menginginkan perang." Siaran ini diperdengarkan kepada jutaan orang di seluruh dunia.[88][89] Pidato ini dipandang luas bertujuan untuk mendukung penentraman,[90] dan BBC menolak menyiarkannya.[87] Siaran ini disiarkan keluar Amerika Serikat melalui radio gelombang pendek[91] dan muncul dalam berita-berita koran berbahasa Inggris.[92]
Disaat Perang Dunia II pecah pada September 1939, Adipati dan Istri Adipati dibawa kembali ke Inggris oleh Louis Mountbatten menaiki HMS Kelly, dan Edward, meskipun ia adalah seorang marsekal lapangan, ia dijadikan mayor jenderal yang ditempatkan untuk Misi Militer Britania di Prancis.[11] Pada Februari 1940, duta besar Jerman di Den Haag, Count Julius von Zech-Burkersroda, mengklaim bahwa Adipati membocorkan rencana perang Sekutu untuk mempertahankan Belgia,[93] yang mana disangkal oleh Adipati.[94] Saat Jerman menginvasi bagian utara Prancis pada Mei 1940, Adipati dan istrinya pergi ke selatan, awalnya ke Biarritz, lalu ke Francoist Spain pada bulan Juni. Pada bulan Juli pasangan ini pindah ke Portugal, dimana mereka tinggal di rumah Ricardo Espírito Santo, seorang bankir Portugal yang memiliki kontak baik kepada Inggris maupun Jerman.[95] Dengan nama sandi Operasi Willi, agen Nazi, Walter Schellenberg, melakukan operasi yang tidak berhasil dengan misi mengajak Adipati meninggalkan Portugal dan kembali ke Spanyol, atau menculiknya bila perlu.[96]Lord Caldecote menulis sebuah peringatan kepada Winston Churchill, yang saat itu menjadi perdana menteri: "[Adipati] dikenal sebagai pro-Nazi dan ia bisa jadi merupakan pusat dari permainan ini."[97] Maka dari itu, Churchill mengancam Adipati dengan peradilan militer jika ia tidak kembali ke Inggris.[98]
Pada Juli 1940, Edward ditunjuk sebagai GubernurBahama. Adipati dan Istri Adipati meninggalkan Lisboa pada 1 Agustus menaiki kapal uap American Export Lines steamship Excalibur, yang secara khusus berbelok dari tujuan sebenarnya ke New York City sehingga mereka berdua dapat berlabuh di Bermuda pada tanggal 9.[99] Mereka meninggalkan Bermuda menuju ke Nassau dengan menggunakan kapal uap Kanada Lady Somers pada 15 Agustus, dan tiba dua hari kemudian.[100] Adipati tidak menikmati jabatannya sebagai gubernur dan menyebut Bahama sebagai "koloni Inggris untuk kalangan kelas tiga".[101] Kementerian Luar Negeri Inggris secara keras melarang rencana Adipati dan istrinya berlayar dengan yacht milik seorang tokoh Swedia, Axel Wenner-Gren, yang mana berdasarkan pengamatan intelijen Inggris dan Amerika merupakan teman dekat komandan Luftwaffe, Hermann Göring, walaupun tuduhan ini tak pernah terbukti.[102] Adipati dipuji atas usahanya mengatasi kemiskinan di pulau tersebut, meskipun ia menghina orang-orang Bahama sebagai orang-orang yang paling "tidak putih" di seluruh imperium Inggris. Ia berkata tentang Étienne Dupuch, editor Nassau Daily Tribune: "Harus diingat bahwa Dupuch lebih dari setengah Negro, dan karena mentalitas yang tak seimbang dalam perlombaan ini, mereka itu tidak dapat bangkit ke permukaan tanpa kehilangan keseimbangan."[103] Ia dipuji, bahkan oleh Dupuch, atas resolusinya mengenai kerusuhan sipil yang disebabkan rendahnya pengupahan di Nassau pada tahun 1942, meskipun ia menyalahkan masalah ini kepada "pembuat onar – komunis" dan "orang-orang keturunan Yahudi Eropa Tengah, yang mengamankan pekerjaan untuk menghindari perekrutan tentara perang".[104] Ia mengundurkan diri dari jabatan ini pada 16 Maret 1945.[11]
Banyak sejarawan percaya bahwa Hitler mempersiapkan Edward kembali menjadi raja dengan harapan dapat mengembangkan fasisme di Inggris.[105] Karena dipercaya luas Adipati dan istrinya bersimpati pada gerakan fasisme sebelum dan selama Perang Dunia Kedua, dan mereka dipindahkan ke Bahama untuk meminimalisasi gerak mereka. Pada tahun 1940 ia berkata: "Pada sepuluh tahun terakhir Jerman telah sepenuhnya mengatur ulang tatanan masyarakatnya... Negara yang tidak berkeinginan melakukan reorganisasi dan bentuk pengorbanannya yang seperti itu harus meletakkan kebijakan negara sesuai keadaan itu."[106] Selama pendudukan Prancis, Adipati memerintahkan pasukan Jerman untuk berjaga di kediamannya di Paris dan Riviera.[107] Pada Desember 1940, Adipati diwawancarai oleh Fulton Oursler dari majalah Liberty di rumah dinas Gubernur di Nassau. Oursler menyampaikan isi wawancara tersebut kepada Presiden AS dalam pertemuan tertutup di Gedung Putih pada 23 Desember 1940.[108] Wawancara ini dipublikasikan pada 22 Maret 1941 dan dalam wawancara tersebut dilaporkan Adipati mengungkapkan "(apa yang dilakukan) Hitler adalah benar dan ia adalah pemimpin yang logis bagi orang Jerman" dan kemudian tiba waktunya bagi Presiden Franklin D. Roosevelt untuk memediasi perdamaian. Adipati memprotes bahwa pernyataannya telah dipelintir dan mengalami misinterpretasi.[109]
Pihak sekutu menjadi terganggu oleh Jerman yang terus berhubungan dengan Adipati, maka dari itu Presiden Roosevelt memerintahkan pengawasan rahasia pada Adipati dan Istri Adipati saat mereka berkunjung ke Palm Beach, Florida, pada April 1941. Duke Carl Alexander dari Württemberg (kemudian menjadi biarawan di sebuah biara di Amerika Serikat) bercerita pada FBI bahwa Istri Adipati Wallis tidur dengan duta besar jerman di London, Joachim von Ribbentrop, pada tahun 1936, dan tetap berkontak dengannya dan membocorkan rahasia.[110]
Penulis Charles Higham mengklaim bahwa Anthony Blunt, seorang agen MI5 dan mata-mata Soviet, bertindak atas perintah dari keluarga kerajaan Inggris, melakukan perjalanan rahasia ke Schloss Friedrichshof di Jerman menjelang akhir perang untuk mengambil surat-surat sensitif antara Adipati Windsor dengan Adolf Hitler dan petinggi Nazi lainnya.[111] Yang mana Raja George VI mengirim Pustakawan Kerajaan, Owen Morshead, yang ditemani oleh, yang bekerja paruh waktu di Perpustakaan Kerajaan tetap sebagai intelijen, menuju Friedrichshof pada bulan Maret 1945 untuk mengamankan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan Permaisuri Kaisar Victoria, putri sulung Ratu Victoria. Para penjarah telah mencuri arsip-arsip di kastil tersebut, termasuk surat-surat antara Putri dengan Ratu, dan barang berharga lain, beberapa diantaranya ditemukan di Chicago setelah perang. Dokumen-dokumen tersebut diselamatkan oleh Morshead dan Blunt, dan yang ditemukan oleh pihak Amerika di Chicago dikembalikan lagi ke Inggris dan diletakkan ke Royal Archives.[112] Pada akhir dekade 1950-an, dokumen-dokumen ditemukan oleh pasukan Amerika Serikat di Marburg, Jerman, pada Mei 1945. Dokumen-dokumen ini diberi judul Berkas Marburg, berisi surat-surat yang menguatkan teori bahwa Adipati bersimpati dengan ideologi Nazi.[113][114]
Setelah perang, Adipati mengakui dalam memoarnya bahwa ia mengagumi Jerman, namun ia menyangkal jika ia adalah seorang yang pro-Nazi. Mengeni Hitler ia menulis: "(sang) Führer menurut saya adalah sosok yang agak konyol, dengan postur dan penampilannya yang bombastis."[115] Pada dekade 1950-an, jurnalis Frank Giles mendengar Adipati menyalahkan Menteri Luar Negeri Inggris Anthony Eden karena menurutnya ia mempercepat perang karena perlakuannya kepada Mussolini, "itu yang telah [Eden] lakukan, ia membuat perang datang ll
lebih cepat ... dan tentu juga Roosevelt dan orang-orang Yahudi".[116] Selama dekade 1960-an, Adipati berbicara secara rahasia kepada temanya Patrick Balfour, Baron Kinross ke-3, "Saya tidak pernah berpikir Hitler adalah orang yang buruk."[117]
Kehidupan selanjutnya
Setelah perang usai, pasangan ini kembali ke Prancis dan melewatkan sisa hidup disana. Adipati Windsor tidak pernah memegang peran resmi lain. Kegiatan surat-menyurat antara Adipati dan Kenneth de Courcy, bertahun antara 1946 hingga 1949, muncul di Perpustakaan Amerika Serikat pada tahun 2009. Surat tersebut berisi saran dan rencana membuat Adipati Windsor kembali ke Inggris dan menjadi wali dari monarki Inggris. Kesehatan Raja George VI menurun drastis dan de Courcy mengkhawatirkan pengaruh dari Keluarga Mountbatten terhadap Putri Elizabeth muda. De Courcy menyarankan kepada Adipati untuk membeli tanah pertanian yang tidak jauh dari London sehingga ia bisa meraih perhatian publik dan menggantikan Raja ketika kesehatannya sudah membuatnya tidak mampu mengemban tugasnya. Adipati Windsor, ragu-ragu akan saran itu dan Raja kembali pulih setelah menjalani operasi pengangkatan paru-parunya.[118]
Tunjangan bagi Adipati diperoleh dari bantuan pemerintah dan perdagangan mata uang secara ilegal.[11][119][120] Pemerintah Kota Paris menyediakan sebuah rumah bagi Adipati di 4 route du Champ d'Entraînement, di sisi Neuilly-sur-Seine dari Bois de Boulogne, dengan biaya sewa tertentu.[121] Pemerintah Prancis membebaskannya dari membayar pajak penghasilan,[119][122] dan pasangan Adipati dan istrinya dapat membeli kebutuhan sehari-hari tanpa pajak lewat Kedutaan Inggris dan komisariat militer.[122] Pada tahun 1952 mereka membeli dan merenovasi hunian pedesaan, Le Moulin de la Tuilerie di Gif-sur-Yvette, untuk kunjungan pada akhir pekan. Properti tersebut menjadi satu-satunya properti yang mereka miliki sendiri.[123] Pada tahun 1951, Adipati membuat sebuah memoar secara anonim berjudul A King's Story, yang mana ia mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap politik liberal.[27] Royalti dari memoar tersebut ditambahkan ke dalam pendapatannya.[119] Sembilan tahun kemudian, ia menulis buku, A Family Album yang kurang dikenal, isi buku tersebut kebanyakan membahas mode berpakaian di lingkungan keluarga kerajaan dari masa kekuasaan Ratu Victoria dan masa ayahnya dan seleranya sendiri.
Adipati dan Istri Adipati adalah selebritis dan pernah menjadi bagian dari café society pada dekade 1950-an hingga 1960-an. Mereka menggelar pesta di Paris dan New York; Gore Vidal, yang pernah bertemu dengan mereka, bercerita tentang percakapan dengan Adipati yang cenderung tidak berisi.[124] Dan pasangan ini menyayangi anjing pug yang mereka pelihara.[125]
Pada Juni 1953, alih-alih hadir dalam penobatan Ratu Elizabeth II, keponakannya, di London, Adipati dan Istri Adipati menonton prosesi tersebut lewat televisi di Paris. Adipati berkata bahwa merupakan sebuah preseden yang buruk jika seorang pemangku monarki atau mantan pemangku monarki hadir dalam penobatan pemangku monarki yang lain. Ia dibayar untuk menulis artikel mengenai upacara penobatan tersebut untuk Sunday Express dan Woman's Home Companion, dan juga menulis sebuah buku berjudul, The Crown and the People, 1902–1953.[126]
Pada tahun 1955, pasangan ini mengunjungi Presiden Dwight D. Eisenhower di Gedung Putih. Pasangan ini juga muncul dalam acara wawancara televisi Person to Person yang dibawakan oleh Edward R. Murrow pada tahun 1956,[127] dan wawancara BBC sepanjang 50 menit pada tahun 1970. Pada tahun tersebut Presiden Richard Nixon mengundang mereka sebagai tamu kehormatan pada jamuan makan malam di Gedung Putih.[128]
Keluarga kerajaan tidak pernah secara sepenuhnya menerima Istri Adipati Wallis. Ratu Mary menolak menerimanya secara formal. Namun begitu, Edward beberapa kali bertemu ibunya dan saudaranya, George VI; ia menghadiri pemakaman George pada tahun 1952. Ratu Mary tetap marah dengan Edward dan pernikahannya dengan Wallis: "Menyerahkan ini hanya untuk itu", kata Ratu Mary.[129] Pada tahun 1965 Adipati dan Istri Adipati kembali ke London. Mereka mengunjungi Ratu Elizabeth II, adik iparnya Putri Marina, Istri Adipati Kent, dan adiknya Mary, Putri Royal dan Putri dari Harewood. Seminggu kemudian, Putri Royal meninggal dan mereka menghadiri pemakamannya. Pada tahun 1967 mereka bergabung dengan keluarga kerajaan dalam kesempatan ulang tahun seabad Ratu Mary. Upacara kerajaan terkahir yang ia hadiri adalah pemakaman Putri Marina pada tahun 1968.[130] Ia menolak undangan Ratu Elizabeth II untuk menghadiri pelantikan Pangeran Wales pada tahun 1969, dengan berkata bahwa Pangeran Charles tidak akan mau "kakek-pamannya yang tua" ada disana.[131]
Pada dekade 1960-an, kesehatan Adipati menurun. Pada bulan Desember 1964 Michael E. DeBakey mengoperasinya di Houston karena terdapat aneurisma di pembuluh darah di perutnya, dan pada Februari 1965 Sir Stewart Duke-Elder merawat retina mata kirinya yang terlepas. Pada akhir 1971, Adipati yang merupakan seorang perokok dari masa mudanya, didiagnosa menderita kanker tenggorokan dan menjalani terapi kobalt. Pada 18 Mei 1972, Ratu Elizabeth II mengunjungi pasangan Windsor ini saat kunjungan kenegaraan ke Prancis; ia berbicara kepada Adipati Windsor selama 15 menit, namun hanya Istri Adipati yang datang ke pesta kerajaan pada hari yang sama, karena Adipati sudah terlalu lemah.[132]
Kematian dan peninggalan
Pada 28 Mei 1972, sepuluh hari setelah kunjungan Ratu, Adipati Windsor meninggal di rumahnya di Paris, kurang dari sebulan sebelum ulang tahunnya yang ke-78. Jasadnya dibawa kembali ke Inggris, dan dilakukan pembaringan kenegaraan di St George's Chapel, Kastil Windsor. Upacara pemakaman dilakukan di kapel tersebut pada tanggal 5 Juni di depan Ratu, keluarga kerajaan, dan Istri Adipati Windsor, yang tinggal di Istana Buckingham selama kesempatan tersebut. Ia dimakamkan di Royal Burial Ground di balik Mausoleum Kerajaan Ratu Victoria dan Pangeran Albert di Frogmore.[133] Padahal hingga perjanjian dengan Ratu pada tahun 1965, Adipati dan Istri Adipati Windsor sudah merencanakan pemakaman di lahan pemakaman yang mereka beli di Green Mount Cemetery di Baltimore, Amerika Serikat, dimana disana ayah dari Istri Adipati dimakamkan.[134] Semakin renta dan menderita demensia, Istri Adipati meninggal 14 tahun kemudian, dan dimakamkan disamping suaminya.[135]
Berdasarkan pandangan sejarawan, seperti dalam tulisan Philip Williamson pada tahun 2007, persepsi yang populer pada abad ke-21 mengenai turun takhtanya Edward disebabkan oleh motif politik dan bukan karena motif moralitas agama adalah salah dan timbul karena disaat ini perceraian dianggap sebagai hal yang biasa dan dapat diterima secara sosial. Dalam ranah sensitivitas modern, pembatasan yang berlandaskan agama yang mencegah Edward melanjutkan takhtanya sebagai raja dengan menikahi Simpson "dipandang, tidak memberikan penjelasan masuk akal yang memadai" sebagai alasan turun takhta.[136]
Gelar, gaya, penghargaan dan lambang
Gelar dan Gaya
23 Juni 1894 – 28 Mei 1898: Yang Mulia Pangeran Edward dari York
28 Mei 1898 – 22 Januari 1901: Yang Mulia Kerajaan Pangeran Edward dari York[137]
22 Januari – 9 November 1901: Yang Mulia Kerajaan Pangeran Edward dari Cornwall dan York
9 November 1901 – 6 Mei 1910: Yang Mulia Kerajaan Pangeran Edward dari Wales
6 Mei 1910 – 20 Januari 1936: Yang Mulia Kerajaan Adipati Cornwall
di Skotlandia: Yang Mulia Kerajaan Adipati Rothesay
23 Juni 1910 – 20 Januari 1936: Yang Mulia Kerajaan Pangeran Wales
20 Januari – 11 Desember 1936: Yang Mulia Baginda Raja
11 Desember 1936 – 8 Maret 1937: Yang Mulia Kerajaan Pangeran Edward[138][139]
8 Maret 1937 – 28 Mei 1972: Yang Mulia Kerajaan Adipati Windsor
Edward menggunakan gelar ini mulai 12 Desember 1936, bersamaan dengan deklarasi George VI kepada dewan aksesinya, namun baru beberapa bulan kemudian gelar ini disahkan dengan Surat Paten.
Gelar gaya penuhnya sebagai raja adalah "Edward VIII, dengan Rahmat Tuhan, dari Britania Raya, Irlandia, dan dari Dominion Britania di seberang lautan, Raja, Penjaga Keimanan, Kaisar India".
Sejak ia menjadi raja, ia menjadi penguasa semua ordo ksatria di wilayah persemakmuran dan imperium Britania Raya. Setelah ia turun takhta, Baginda Raja, adik Edward, mengambil alih gelar-gelarnya.
Hon. LLD: Edinburgh, Toronto, Alberta dan Queen's University Kingston (Ontario) 1919, Melbourne 1920, Cambridge and Calcutta 1921, St Andrews dan Hong Kong 1922, Witwatersrand 1925
^Dokumen tersebut terdiri dari 15 rangkap terpisah, diantaranya dokumen untuk Dominion-dominion, Negara Bebas Irlandia, India, Dewan Rakyat, Dewan Bangsawan dan Perdana Menteri.
^Ia telah memerintahkan Alec Hardinge untuk menulis surat kepada Adipati menjelaskan bahwa ia tidak bisa diundang ke upacara memorial ayahnya.
^"The Prince of Wales Starts Play"(PDF), Polo Monthly, hlm. 300, June 1914, diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 30 July 2018, diakses tanggal 30 July 2018Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Airlie, Mabell (1962), Thatched with Gold, London: Hutchinson, hlm. 197
^"Foreign News: P'incess Is Three", Time, 29 April 1929, diarsipkan dari versi asli tanggal 27 February 2014, diakses tanggal 1 May 2010Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Bowcott, Owen; Bates, Stephen (30 January 2003), "Car dealer was Wallis Simpson's secret lover", The Guardian, London, diarsipkan dari versi asli tanggal 28 December 2013, diakses tanggal 1 May 2010Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Edward VIII (Jan–Dec 1936), Official website of the British monarchy, 12 January 2016, diarsipkan dari versi asli tanggal 7 May 2016, diakses tanggal 18 April 2016Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"Death of Youngest Son of King and Queen". Daily Mirror. 20 January 1919. p. 2.
^Prince of Wales Trophy, National Hockey League, diarsipkan dari versi asli tanggal 24 May 2012, diakses tanggal 1 May 2010Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Erskine, Barry, Oropesa (II), Pacific Steam Navigation Company, diarsipkan dari versi asli tanggal 4 March 2016, diakses tanggal 15 December 2013Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Godfrey, Rupert, ed. (1998), "11 July 1920", Letters From a Prince: Edward to Mrs. Freda Dudley Ward 1918–1921, Little, Brown & Co, ISBN978-0-7515-2590-8
^Grant, Philip (January 2012), The British Empire Exhibition, 1924/25(PDF), Brent Council, diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 16 May 2017, diakses tanggal 18 July 2016Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Edward VIII, Royal Mint Museum, diarsipkan dari versi asli tanggal 16 September 2016, diakses tanggal 4 August 2016Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Coinage and bank notes, Official website of the British monarchy, 15 January 2016, diarsipkan dari versi asli tanggal 7 May 2016, diakses tanggal 18 April 2016Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Cook, Andrew (3 January 2003), "The plot thickens", The Guardian, London, diarsipkan dari versi asli tanggal 3 February 2014, diakses tanggal 1 May 2010Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Statute of Westminster 1931 c.4, UK Statute Law Database, diarsipkan dari versi asli tanggal 13 October 2010, diakses tanggal 1 May 2010Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Heard, Andrew (1990), Canadian Independence, Simon Fraser University, Canada, diarsipkan dari versi asli tanggal 21 February 2009, diakses tanggal 1 May 2010Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Attorney General to Home Secretary (14 April 1937) National Archives file HO 144/22945 quoted in Velde, François (6 February 2006) The drafting of the letters patent of 1937. Heraldica, retrieved 7 April 2009
^Williams, Susan (2003), "The historical significance of the Abdication files", Public Records Office – New Document Releases – Abdication Papers, London, Public Records Office of the United Kingdom, diarsipkan dari versi asli tanggal 9 October 2009, diakses tanggal 1 May 2010Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^No. 621: Minister Zech to State Secretary Weizsäcker, 19 February 1940, in Documents on German Foreign Policy 1918–1945 (1954), Series D, Volume VIII, p. 785, quoted in Bradford, p. 434
^Bloch, pp. 154–159, 230–233; Luciak, Ilja (2012), "The Life of Axel Wenner-Gren–An Introduction"(PDF), dalam Luciak, Ilja; Daneholt, Bertil, Reality and Myth: A Symposium on Axel Wenner-Gren, Stockholm: Wenner-Gren Stiftelsirna, hlm. 12–30, diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 8 July 2016, diakses tanggal 6 November 2016Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Lord Kinross, Love conquers all in Books and Bookmen, vol. 20 (1974), p. 50: "He indeed remarked to me, some twenty-five years later, 'I never thought Hitler was such a bad chap'."
^"Peep Show", Time, 8 October 1956, diarsipkan dari versi asli tanggal 26 February 2014, diakses tanggal 2 May 2010Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^UPI. "Duke, Duchess Have Dinner With Nixons" The Times-News (Hendersonville, North Carolina) 6 April 1970; p. 13
^Rasmussen, Frederick (29 April 1986), "Windsors had a plot at Green Mount", The Baltimore Sun
^Simple funeral rites for Duchess, BBC, 29 April 1986, diarsipkan dari versi asli tanggal 30 December 2007, diakses tanggal 2 May 2010Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^
Williamson, Philip (2007), "The monarchy and public values 1910–1953", dalam Olechnowicz, Andrzej, The monarchy and the British nation, 1780 to the present, Cambridge University Press, hlm. 225, ISBN978-0-521-84461-1
^M. & B. Wattel (2009). Les Grand'Croix de la Légion d'honneur de 1805 à nos jours. Titulaires français et étrangers. Paris: Archives & Culture. hlm. 461. ISBN978-2-35077-135-9.
^Bille-Hansen, A. C.; Holck, Harald, ed. (1933) [1st pub.:1801]. Statshaandbog for Kongeriget Danmark for Aaret 1933 [State Manual of the Kingdom of Denmark for the Year 1933] (PDF). Kongelig Dansk Hof- og Statskalender (dalam bahasa Dansk). Copenhagen: J.H. Schultz A.-S. Universitetsbogtrykkeri. hlm. 17. Diakses tanggal 16 September 2019 – via da:DIS Danmark.
EW26 Stasiun MRT Lakeside湖畔地铁站ஏரிக்கரைAngkutan cepatPeron Stasiun MRT LakesideLokasi201 Boon Lay WaySingapura 649845Koordinat1°20′40.52″N 103°43′16.10″E / 1.3445889°N 103.7211389°E / 1.3445889; 103.7211389Jalur Jalur Timur Barat Jumlah peronPulauJumlah jalur2LayananBus, TaksiKonstruksiJenis strukturMelayangTinggi peron2Akses difabelYesInformasi lainKode stasiunEW26SejarahDibuka5 November 1988Operasi layanan Stasi…
Deklarasi Welles, Juli 23, 1940 Negara Baltik kini Deklarasi Welles adalah sebuah pernyataan diplomatik yang dikeluarkan pada tanggal 23 Juli 1940 oleh Sumner Welles, undang-undang Amerika Serikat Sekretaris Negara Amerika Serikat, yang mengecam penjajahan bulan Juni 1940 oleh Uni Soviet dari tiga negara bagian Baltik Estonia, Latvia dan Lithuania, dan menolak mengakui aneksasi mereka sebagai Republik Soviet.[1] Hal ini merupakan aplikasi dari Stimson Doctrine 1932, untuk tidak mengakui …
BrujulDesaKantor Desa BrujulNegara IndonesiaProvinsiJawa TengahKabupatenKaranganyarKecamatanJatenKode pos57771Kode Kemendagri33.13.11.2008 Luas... km²Jumlah penduduk... jiwaKepadatan... jiwa/km² Brujul adalah desa di kecamatan Jaten, Karanganyar, Jawa Tengah, Indonesia. Pembagian wilayah Desa Brujul terdiri dari beberapa dukuh: Bonosari Brujul Carat Duwet Gulunan Jogomasan Ngalasan Purworejan Sobayan Soko Pendidikan Lembaga pendidikan yang ada di Desa Brujul, antara lain: SD Negeri 01 Bru…
Ambassador of Peru to the Kingdom of Saudi ArabiaGreat Seal of PeruIncumbentCarlos Rodolfo Zapata Lópezsince February 1, 2022Ministry of Foreign AffairsAppointerThe President of PeruInaugural holderEduardo MartinettiFormation2012WebsiteEmbassy of Peru in Saudi Arabia The Extraordinary and Plenipotentiary Ambassador of Peru to the Kingdom of Saudi Arabia is the official representative of the Republic of Peru to the Kingdom of Saudi Arabia. Since the post's creation, the ambassador in Riyadh…
Ida Bagus Sudjana Menteri Pertambangan dan Energi Indonesia ke-9Masa jabatan17 Maret 1993 – 16 Maret 1998PresidenSoeharto PendahuluGinandjar KartasasmitaPenggantiKuntoro MangkusubrotoKepala Staf Umum ABRI ke-4Masa jabatan18 April 1986 – 5 Januari 1987 PendahuluOetomoPenggantiSoedibyo Rahardjo Informasi pribadiLahir(1936-10-20)20 Oktober 1936Sanur, Bali, Hindia BelandaMeninggal18 Agustus 2002(2002-08-18) (umur 65)Jakarta, IndonesiaSuami/istriNy. Iskana ParwatiAn…
Storage space for water This article is about an artificial body of water or a natural lake. For other uses, see Reservoir (disambiguation). For other types of man-made water bodies, see artificial lake. Kardzali Reservoir in Bulgaria is a reservoir in the Rhodope Mountains. Lake Osceola on campus of the University of Miami in Coral Gables, Florida, May 2006 Some reservoirs such as this in Argos, Peloponnese are made for recreational purposes, rather than storing fresh water. A reservoir (/ˈrɛ…
This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Taweethapisek School – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (December 2014) (Learn how and when to remove this template message) Public high school in Bangkok Yai District, Bangkok, ThailandTaweethapisek Schoolโรงเรียนทวีธาภิ…
Polish coat of arms Coat of arms of the Kuyavian-Pomeranian VoivodeshipAdopted10 July 2000ShieldWhite (silver) Iberian style escutcheonCompartmentHalf of a red eagle facing left, joined with a half of a black lion facing right, both animals together wearing a yellow (golden) crown on their joined headsUseKuyavian-Pomeranian Voivodeship The coat of arms of the Kuyavian-Pomeranian Voivodeship, Poland, consists of a white (silver) escutcheon, with a half of an eagle facing left, joined with a half …
هذه المقالة يتيمة إذ تصل إليها مقالات أخرى قليلة جدًا. فضلًا، ساعد بإضافة وصلة إليها في مقالات متعلقة بها. (سبتمبر 2022) دانييل بينزار معلومات شخصية الميلاد 30 ديسمبر 1997 (العمر 26 سنة)تيميشوارا الطول 1.70 م (5 قدم 7 بوصة) مركز اللعب وسط الجنسية رومانيا أخوة وأخوات رومار…
List of national conservation lands in the U.S. State of Colorado This article does not cite any sources. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: List of national conservation lands in Colorado – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (September 2021) (Learn how and when to remove this message) See also: List of protected areas of Colorado This is a list …
Afghan Islamic law ministry Ministry for the Propagation of Virtue and the Prevention of Viceوزارت امر بالمعروف، نهی عن المنکر وسمع شکایات (Dari)د امربالمعروف، نهی عن المنکر او شکایتونو اورېدلو وزارت (Pashto)Ministry overviewFormed1996 (1996) (original)2021 (current)Preceding MinistryMinistry of Women's AffairsJurisdictionGovernment of AfghanistanHeadquartersKabul, AfghanistanMinister responsibleSh…
Group B of the Copa América Centenario consisted of Brazil, Ecuador, Haiti, and Peru. Matches began on June 4 and ended on June 12, 2016. All times are EDT (UTC−4). Peru and Ecuador advanced to the quarter-finals. Teams Draw position Team Confederation Method ofqualification Finalsappearance Lastappearance Previous bestperformance FIFA Rankings December 2015[nb 1] June 2016 B1 (seed) Brazil CONMEBOL Automatic qualifier 35th 2015 Winners (Eight times) 6 7 B2 Ecuador CONMEBO…
7th-century Chinese Buddhist monk and scholar This article is about the historical Tang dynasty Buddhist monk. For the eighth-century Vinaya master who traveled to Japan, see Dao-xuan. DaoxuanDaoxuan (ICP) (Nara National Museum)PersonalBorn596Chang'an, Shaanxi, ChinaDied667Chang'an, Shaanxi, ChinaReligionBuddhismParentQian Shen (Chinese: 錢申)SchoolEast Asian Dharmaguptaka Part of a series onBuddhism Glossary Index Outline History Timeline The Buddha Pre-sectarian Buddhism Councils Silk Ro…
Gallo-Italic language spoken in Piedmont, Italy Piedmontese and Piemontese redirect here. For other uses, see Piedmontese (disambiguation) and Piemontese (disambiguation). This article includes a list of general references, but it lacks sufficient corresponding inline citations. Please help to improve this article by introducing more precise citations. (June 2012) (Learn how and when to remove this message) PiedmontesepiemontèisNative toItalyRegionNorthwest Italy:PiedmontLiguriaLombardyAos…
Nicki HunterHunter, Januari 2010Lahir19 Desember 1979 (umur 44)[1]Lake Worth, Florida, A.S[1]Nama lainNikk Hunter, Nikki, Nikki Hunter, Nicky Hunter, Nickie Hunter & Nicki[1]Suami/istriJason Horne[2]Anak2 Nicki Hunter (lahir 19 Desember 1979)[1] adalah mantan aktris porno, sutradara, produser, artis tata rias, penyiar radio, asal Amerika Serikat.[3] Referensi ^ a b c d e Nicki Hunter di Internet Adult Film Database ^ Mike Ramone (July…
Рейс 261 Alaska Airlines Мемориал рейсу 261 Общие сведения Дата 31 января 2000 года Время 16:21 PST Характер Падение с эшелона, LOC-I (потеря управления) Причина Повреждение винтового домкрата и отказ стабилизатора из-за некачественного технического обслуживания Место Тихий океан, в 4,5 км от …
烏克蘭總理Прем'єр-міністр України烏克蘭國徽現任杰尼斯·什米加尔自2020年3月4日任命者烏克蘭總統任期總統任命首任維托爾德·福金设立1991年11月后继职位無网站www.kmu.gov.ua/control/en/(英文) 乌克兰 乌克兰政府与政治系列条目 宪法 政府 总统 弗拉基米尔·泽连斯基 總統辦公室 国家安全与国防事务委员会 总统代表(英语:Representatives of the President of Ukraine) 总理…
المعهد الوطني للعلوم التطبيقية والتكنولوجيا معلومات التأسيس 1992[1] الموقع الجغرافي إحداثيات 36°50′24″N 10°11′49″E / 36.84°N 10.197°E / 36.84; 10.197 المكان تونس البلد تونس إحصاءات الموقع الموقع الرسمي تعديل مصدري - تعديل يوفّر المعهد المعهد الوطني لل…
English, Scottish, Irish and Great Britain legislationActs of parliaments of states preceding the United Kingdom Of the Kingdom of EnglandRoyal statutes, etc. issued beforethe development of Parliament 1225–1267 1275–1307 1308–1325 Temp. incert. 1327–1376 1377–1397 1399–1411 1413–1421 1422–1460 1461 1463 1464 1467 1468 1472 1474 1477 1482 1483 1485–1503 1509–1535 1536 1539–1540 1541 1542 1543 1545 1546 1547 1548 1549 1551 …