Filsafat abad ke-20Filsafat abad ke-20 meliputi perkembangan sejumlah aliran filsafat baru— yang meliputi positivisme logis, filsafat analitik, fenomenologi, eksistentialisme, dan postrukturalisme. Dalam hal era filsafat, filsafat tersebut biasanya dilabeli sebagai filsafat kontemporer (menggantikan filsafat modern, yang berjalan dari zaman Descartes sampai abad kedua puluh). Seperti halnya disiplin akademik lainnya, filsafat tersebut meningkat menjadi terprofesionalisasi pada abad kedua puluh, dan terpecah antara para filsuf yang menganggap diri mereka sendiri bagian dari tradisi "analistik" atan "kontinental". Namun, terdapat persengketaan terkait pengistilahan dan alasan-alasan di balik pembagian tersebut, karena para filsuf memenang diri mereka sendiri dapat menjembatani pemisahan tersebut. Selain itu, filsafat pada abad kedua puluh menjadi semakin terjangkau untuk dibaca kaum awam. Filsafat analistikFilsafat analistik adalah istilah umum untuk gaya filsafat yang mendominasi negara-negara pemakai bahasa Inggris pada abad ke-20. Di Amerika Serikat, Britania Raya, Kanada, Skandinavia, Australia, dan Selandia Baru, kebanyakan departemen filsafat universitas-nya menyebut diri mereka sendiri sebagai departemen "analistik".[1] Filsuf-filsuf KontemporerJean Baudrillard - Michel Foucault - Martin Heidegger - Karl Popper - Bertrand Russell - Jean-Paul Sartre - Albert Camus - Jurgen Habermas - Richard Rotry - Feyerabend- Jacques Derrida - Umberto Eco - Mazhab Frankfurt Referensi
Pranala luar
|