Final Kejuaraan Eropa UEFA 2016
Final Kejuaraan Eropa UEFA 2016 adalah pertandingan sepak bola yang berlangsung pada 10 Juli 2016 di Stade de France, Saint-Denis, Prancis, untuk menentukan pemenang Kejuaraan Eropa UEFA 2016.[5] Portugal menundukkan tuan rumah sekaligus juara dua kali Prancis dengan skor 1–0 melalui perpanjangan waktu.[6] Gol kemenangan yang dicetak oleh Éder tersebut membuat Portugal meraih gelar juara pertama bagi mereka dalam turnamen resmi FIFA. Selain itu, Portugal menjadi negara kesepuluh yang memenangkan Kejuaraan Eropa UEFA, setelah 12 tahun kekalahan final pertamanya di negara sendiri pada 2004.[7] Sementara, Prancis menjadi negara kedua yang kalah di pertandingan final—setelah Portugal pada 2004—dan mengalami kekalahan pertama pada ajang resmi yang digelar di negara tersebut sejak pertandingan perebutan tempat ketiga Piala Negara Eropa UEFA 1960 melawan Cekoslowakia.[8] Pertandingan ini merupakan final Piala Eropa kesepuluh yang berakhir imbang setelah 90 menit bermain dan kedua yang pemenangnya ditentukan melalui perpanjangan waktu, setelah final 1960. Sebagai pemenang, Portugal berhak mengikuti Piala Konfederasi FIFA yang diadakan di Rusia pada 2017 untuk pertama kali.[9] Tempat penyelenggaraanPertandingan ini digelar di Stade de France, Saint-Denis, pinggiran kota Paris. Stadion ini diumumkan sebagai tempat laga final pada 25 April 2014 saat pertemuan UEFA di Paris, bersamaan dengan jadwal penuh turnamen.[10] Ibu kota Prancis ini telah menyelenggarakan dua pertandingan final Piala Eropa sebelumnya, yaitu pada 1960 dan 1984 yang keduanya digelar di Parc des Princes. Dibuka pada 1998, Stade de France dibangun untuk perhelatan Piala Dunia FIFA pada tahun itu. Stadion ini menggelar sembilan pertandingan, termasuk pertandingan pembuka dan pertandingan final. Sebagai stadion nasional, Stade de France mentuan rumahi beberapa pertandingan final piala domestik, seperti final sepak bola Piala Prancis, Piala Liga Prancis, Piala Prancis Wanita, Piala Gambardella, dan final uni rugbi Top 14. Stadion ini tidak mempunyai penyewa permanen, tetapi sebagai stadion kandang sekunder dari klub rugbi Paris, Stade Français dan Racing 92, yang menjadi tempat beberapa pertandingan musim reguler mereka. Stadion ini juga menyelenggarakan beberapa pertandingan tim nasional sepak bola dan rugbi Prancis. Stadion ini pernah menggelar enam laga Piala Konfederasi FIFA 2003, termasuk laga final dan dua partai final Liga Champions UEFA pada 2000 dan 2006. Stade de France merupakan stadion Kategori Empat UEFA, stadion terbesar keenam di Eropa, dan stadion terbesar dalam ajang Piala Eropa 2016, dengan kapasitas maksimum 81.338 kursi—meskipun jumlah tersebut dikurangi untuk turnamen ini. Pertandingan ini menjadi pertandingan Piala Eropa 2016 ketujuh yang digelar di stadion ini, termasuk laga pembuka antara Prancis melawan Rumania.[11][12] Latar belakangPrancis telah memainkan dua pertandingan final Piala Eropa, yaitu saat menang atas Spanyol pada 1984 di negara sendiri dan melalui gol emas saat melawan Italia di Belanda pada 2000. Sementara, Portugal telah memainkan satu pertandingan final yang saat itu kalah dari Yunani di negara sendiri pada 2004. Kedua tim telah bertemu sebanyak 24 kali, dimulai pada 1926 saat Prancis menang 4–2 di Toulouse. Sebelum ini, Prancis telah memenangi 18 pertemuan, Portugal 5, dan 1 berakhir imbang. Kemenangan terakhir Portugal terjadi saat pertandingan persahabatan pada 1975 di Prancis, setelah Prancis memenangkan sepuluh pertemuan terakhir. Tiga pertemuan mereka yang terjadi dalam ajang resmi—semifinal Piala Eropa 1984, Piala Eropa 2000, dan Piala Dunia FIFA 2006—seluruhnya dimenangkan oleh Prancis.[13] Perjalanan menuju final
Pra pertandinganBola pertandinganBola resmi untuk pertandingan babak gugur dan laga final adalah Adidas Fracas yang disediakan oleh perusahaan peralatan olahraga asal Jerman, Adidas. Bola tersebut diumumkan saat turnamen tengah berlangsung dan resmi diluncurkan pada 20 Juni.[14] Penggantian bola resmi ini menjadi pertama kalinya dalam sejarah turnamen sepak bola karena menggunakan bola berbeda saat turnamen tengah berlangsung.[15] Desainnya mirip dengan Adidas Beau Jeu, bola resmi untuk babak grup Piala Eropa 2016, hanya saja Fracas menggunakan warna latar merah-hitam untuk huruf "EURO" dan angka "2016".[16][17] StadionSebelum pertandingan dimulai, stadion diserbu oleh ngengat yang menyebabkan beberapa iritasi pada pemain, staf dan pelatih. Periatiwa ini terjadi karena pekerja meninggalkan lampu stadion dalam keadaan menyala sehingga menarik perhatian serangga pada hari sebelum pertandingan. Para pemain dan pelatih dari masing-masing tim mencoba memukul ngengat saat pemanasan dan petugas stadion menggunakan sapu untuk membersihkan ngengat dari dinding, tanah, dan daerah lainnya.[18][19] Perangkat pertandinganPada 8 Juli 2016, Komite Wasit UEFA mengumumkan tim wasit yang dipimpin oleh wasit Inggris berusia 41 tahun, Mark Clattenburg dari The FA. Rekannya, Simon Beck dan Jake Collin ditunjuk sebagai asisten wasit dan wasit asal Inggris lainnya, Anthony Taylor dan Andre Marriner sebagai asisten wasit tambahan. Sementara, wasit asal Hungaria, Viktor Kassai, ditunjuk sebagai wasit keempat bersama rekan senegaranya, György Ring sebagai asisten wasit cadangan. Clattenburg menjadi wasit kedua yang memimpin final Liga Champions dan final Piala Eropa pada tahun yang sama, setelah Pedro Proença pada 2012. Pertandingan ini menjadi partai final yang ketiga bagi Clattenburg—setelah Final Piala FA 2016 dan Final Liga Champions UEFA 2016—dalam kurun waktu tujuh minggu. Selain itu, Clattenburg yang telah terdaftar di FIFA sejak 2007 dan seorang wasit Elit UEFA pernah memimpin pertandingan perebutan medali emas Olimpiade 2012 dan Piala Super UEFA 2014. Di negara asalnya, ia pernah memimpin Final Piala Liga Inggris 2012 dan Community Shield FA 2013. Ia merupakan wasit final Piala Eropa berkewarganegaraan Inggris pertama sejak Arthur Ellis pada 1960 dan Arthur Holland pada 1964. Pertandingan ini menjadi pertandingan keempat yang dipimpin oleh Clattenburg selama Piala Eropa 2016.[2] KekerasanBeberapa jam sebelum pertandingan, terjadi bentrokan antara polisi dengan suporter di zona penggemar sekitar Menara Eiffel. Bentrokan terjadi karena membludaknya jumlah penonton di zona penggemar tersebut sehingga ada suporter yang tidak dapat masuk. Polisi kemudian menembakkan gas air mata dan meriam air, sementara suporter melempari polisi dan membakar tempat sampah.[20] Kegaduhan akhirnya terkendali hingga babak kedua, tetapi setelah pertandingan berakhir, perkelahian pecah antar sesama suporter di luar stadion. Polisi menyarankan orang-orang untuk tidak bepergian ke Menara Eiffel ataupun Champs-Élysées karena daerah yang tidak aman.[21] Upacara penutupanSebelum pertandingan dimulai, pada pukul 20:45 diadakan upacara penutupan yang diisi oleh penampilan langsung dari para penampil dan musisi, seperti penampilan dari anggota Brigade Pemadam Kebakaran Paris, Garda Republikan Prancis, dan Paduan Suara Radio France. Ditampilkan pula sebuah penampilan dari DJ asal Prancis David Guetta dan penyanyi asal Swedia Zara Larsson yang menyanyikan lagu tema resmi Kejuaraan Eropa UEFA 2016, "This One's for You".[22] PertandinganRingkasan
Detail
Statistik
Pasca pertandinganPertandingan ini merupakan kemenangan kompetitif pertama Portugal atas Prancis sekaligus memberi gelar juara pertama bagi Portugal.[13][18] Kemenangan ini juga mengantarkan Portugal untuk lolos pertama kali ke Piala Konfederasi FIFA yang dihelat pada 2017 di Rusia, dan pertama kalinya tiga negara dari konfederasi yang sama akan mengikuti Piala Konfederasi (tuan rumah Rusia, juara dunia Jerman, dan Portugal).[27] PenghargaanDikontrak dari Benfica beberapa minggu sebelum turnamen, pemain Bayern München Renato Sanches menjadi pemain termuda yang memenangi Piala Eropa pada usia 18 tahun 328 hari. Jika Prancis memenangkan pertandingan ini, rekor tersebut juga akan dipecahkan pemain Bayern, yaitu Kingsley Coman pada usia 20 tahun 27 hari. Renato Sanches kemudian dinobatkan sebagai Pemain Muda Terbaik Turnamen Ini oleh UEFA.[28] Lihat pulaReferensi
Pranala luar
|