Indofood Sukses Makmur atau Indofood merupakan produsen berbagai jenis makanan dan minuman yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 14 Agustus1990 sebagai PT Panganjaya Intikusuma, kemudian pada tanggal 5 Februari1994 berganti nama menjadi Indofood Sukses Makmur. Perusahaan ini mengekspor bahan makanannya hingga Australia, Asia, dan Eropa.
Dalam beberapa dekade ini Indofood telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan total food solutions dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di rak para pedagang eceran.
Sejarah
1968 - PT Lima Satu Sankyo Industri Pangan (selanjutnya berganti nama menjadi PT Super Mi Indonesia) didirikan, pertama kali memproduksi Supermi sebagai mi instan pertama di Indonesia mulai tahun 1969.
1970 - PT Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd. (PT Sanmaru) didirikan sebagai salah satu anak perusahaan Jangkar Jati Group.
1982 - PT Sarimi Asli Jaya didirikan dan mulai memproduksi Sarimi. Perusahaan ini merupakan produsen pangan pertama yang dimiliki Grup Salim.
1983 - PT Sanmaru mulai memproduksi Chiki. Pada tahun 1987 produksi makanan ringan perusahaan ini dipisahkan menjadi perusahaan tersendiri bernama PT Indocipta Pangan Makmur, dan di tahun 1992 ditransformasikan sebagai perusahaan patungan dengan Frito-Lay (anak usaha PepsiCo) bernama PT Indofood Frito-Lay Makmur.[1] Kerjasama tersebut memproduksi makanan ringan seperti Chitato, Jetz, Cheetos dan Lay's yang kemudian pada tahun 2007 disusul dengan Qtela dan pada tahun 2017 disusul dengan Doritos.
1984 - Dibentuknya PT Indofood Interna Corporation, yang merupakan perusahaan patungan Jangkar Jati dan Grup Salim untuk menjadi perusahaan induk produsen Indomie, PT Sanmaru.
1986 - PT Super Mi Indonesia diakuisisi oleh PT Indofood Interna Corporation. Namanya kemudian menjadi PT Lambang Insan Makmur.
1987 - PT Sanmaru meluncurkan mi instan dalam bentuk cup bermerek Pop Mie.
1989 - PT Sanmaru mengakuisi PT Saripangan Utama Nusantara, yang memproduksi makanan bayi bermerek SUN.
1990 - PT Panganjaya Intikusuma didirikan, dengan saat itu kepemilikannya atas nama Soetojo Koerniawan dan Herryjanto Setiadi.[2] Belakangan Panganjaya memiliki tiga pemegang saham yaitu Anthony Salim (Salim Grup), Hendy Rusli dan Pandi Kusuma (Jangkar Jati).[3] Secara informal, bisnis pangan milik Grup Salim saat itu dikenal dengan nama "Indofood Group" meskipun belum memiliki perusahaan induk sendiri.[4]
1992 - PT Indofood Interna diambil alih seluruh sahamnya oleh Salim Group.[3] Pada tahun itu juga, Salim mengalihkan saham di perusahaan makanan "Indofood Group" dan Bogasari menjadi milik Indocement.[4]
1994 - PT Panganjaya Intikusuma pada 5 Februari 1994 berganti nama menjadi PT Indofood Sukses Makmur. 18 perusahaan-perusahaan (mayoritas produsen makanan) Grup Salim digabungkan ke PT Indofood Sukses Makmur pada 12 Februari 1994, yaitu: PT Sanmaru Food Manufacturing (pabrik Indomie), PT Sarimi Asli Jaya (pabrik Sarimi), PT Multi Guna Agung (pabrik kemasan), PT Anekapangan Dwitama (produsen bumbu dan saus), PT Indofood Interna Corp (induk usaha PT Sanmaru dan PT Lambang Insan), PT Indocipta Pangan Makmur (pabrik makanan ringan dan minuman), PT Lambang Insan Makmur (pabrik Supermi dan pabrik mi di Pontianak), PT Asoka Cahaya Indah, PT Ultrasari Wahana (pabrik Indomie di Pasuruan), PT Ciptaloka Bumisarana, PT Citra Pratama Santosa (mi instan), PT Foodtech Utama Internasional, PT Pandanwangi Nusantara (pabrik saus), PT Panganjaya Abadi (pabrik Indomie di Banjarmasin), PT Kurumaya Citrarasa (restoran Kurumaya), PT Karyapangan Intisejati (pabrik Indomie di Bandung), PT Intipangan Persada (pabrik Indomie di Jakarta) dan PT Karina Sari Cipta (pabrik Indomie di Pekanbaru).[5][6][7] Pada tahun ini juga, PT Indofood mengadakan pencatatan sahamnya (IPO) di Bursa Efek Jakarta dengan melepas 2,75% sahamnya pada 14 Juli 1994 dengan harga Rp 6.200/saham, dan juga melepas 20% sahamnya dalam bentuk obligasi di pasar internasional.[2][4][8]
1995 - Mengakuisisi divisi penggilingan gandum Bogasari; sebelumnya, perusahaan ini ditempatkan pada perusahaan Grup Salim lainnya, Indocement.[4]
1997 - Mengakuisisi 80% saham perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan, agrobisnis serta distribusi.
1999 - Pengalihan kepemilikan Indofood ke First Pacific, lengan bisnis Salim Grup di Hong Kong dari Indocement (60%), terhitung sejak 11 Agustus 1999. Sebenarnya, usaha ini sudah dilakukan sejak 11 Juli 1997, dengan pada saat itu direncanakan kepemilikan Indocement di Indofood akan dialihkan ke QAF (Quality Asia Food Ltd., milik Salim Grup juga)[9]Singapura namun gagal karena situasi politik-ekonomi yang kemudian memburuk pada awal 1998.[10] Sempat juga direncanakan Nissin Foods, Jepang akan mengambilalih sebagian saham Indofood (30%) bersama First Pacific, namun gagal pada April 1999. Pada tahun itu juga, Indofood mengangkat Eva Riyanti Hutapea sebagai Direktur Utama Indofood, yang merupakan orang luar pertama yang menduduki jabatan tersebut.[4]
2004 - Mengakuisisi 60% saham perusahaan kemasan karton. Anthony Salim diangkat menjadi Direktur Utama menggantikan Eva[4] pada 24 Juni 2004.[11]
2005 - PT Indosentra Pelangi sebagai produsen bumbu, kecap dan sambal bermerek Indofood membentuk perusahaan patungan dengan Nestlé bernama PT Nestlé Indofood Citarasa Indonesia, mengakuisisi perusahaan perkebunan di Kalimantan Barat.
2006 - Mengakuisisi 55% saham perusahaan perkapalan Pacsari Pte. Ltd.
2007 - Mencatatkan saham Grup Agrobisnis di Bursa Efek Singapura dan menempatkan saham baru.
2008 - Mengakuisisi 100% saham Drayton Pte. Ltd. yang memiliki secara efektif 68,57% saham di PT Indolakto, sebuah perusahaan susu terkemuka.
2009 - Memulai proses restrukturisasi internal Grup CBP melalui pembentukan PT Indofood CBP Sukses Makmur dan pemekaran kegiatan usaha mi instan dan bumbu yang diikuti dengan penggabungan usaha seluruh anak perusahaan di Grup Produk Konsumen Bermerek (CBP), yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Perseroan, ke dalam ICBP.
2010 - Pada bulan Januari 2010, PT Gizindo Primanusantara, PT Indosentra Pelangi, PT Indobiskuit Mandiri Makmur dan PT Ciptakemas Abadi digabung sepenuhnya ke dalam PT Indofood CBP Sukses Makmur. Menyelesaikan restrukturisasi internal Grup CBP melalui pengalihan kepemilikan saham anak perusahaan di Grup CBP dengan jumlah kepemilikan kurang dari 100% ke ICBP dan melakukan Penawaran Saham Perdana yang dilanjutkan dengan pencatatan saham ICBP di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 7 Oktober 2010. Peningkatan kepemilikan di Pacsari Pte. Ltd sebesar 10% menjadi pemilik 100%.
2011 - PT Salim Ivomas Pratama (SIMP), anak perusahaan langsung dan tidak langsung Perseroan, melakukan IPO diikuti dengan pencatatan saham di BEI pada tanggal 9 Juni 2011.
2011 - Mencatatkan saham PT Salim Ivomas Pratama (“SIMP”), anak perusahaan langsung dan tidak langsung Perseroan, di BEI.
2012 - ICBP mendirikan dua perusahaan patungan dengan Asahi Group Holdings Southeast Asia Pte. Ltd. (“Asahi”) untuk memasuki pasar minuman non-alkohol di Indonesia.
2012 - Salah satu produk mi instan dari Indofood, Indomie, menyelenggarakan program ulang tahunnya yang ke-40 tahun, pada bulan Agustus 2012 di Jakarta.
2013 - Menyelesaikan akuisisi PT Pepsi-Cola Indobeverages, perusahaan yang memproduksi minuman ringan bermerek Pepsi, 7 Up dan sebagainya sejak 1995. Akuisisi ini dilakukan oleh PT Indofood Asahi Sukses Beverage dan PT Asahi Indofood Beverage Makmur, yang masing-masing adalah 51% dan 49% dimiliki oleh ICBP.
2014 - Indofood masuk ke bisnis minuman ringan bernama Indofood Asahi dan mulai mengimpor dua merek minuman dari Malaysia, yaitu Ichi Ocha dan Caféla Latte.
2014 - ICBP, melalui anak perusahaan patungannya dengan Asahi, mengakuisisi aset yang terkait dengan kegiatan usaha air minum dalam kemasan termasuk merek Club.
2014 - PT Indolakto menyelesaikan proses akuisisi 100% saham PT Danone Dairy Indonesia, serta pembelian merek dagang dan desain industri yang berhubungan dengan produk Milkuat.
2017 - Indofood membentuk perusahaan patungan dengan Arla Foods bernama PT Arla Indofood Makmur Dairy Import.
2018 - ICBP meningkatkan kepemilikan pada anak perusahaan di bidang minuman dan produk kuliner, serta melaksanakan pendistribusian produk secara nasional untuk kegiatan usaha paper diaper.
2018 - Indofood mengakhiri usaha patungan dengan Nestlé sehingga PT Nestlé Indofood Citarasa Indonesia berganti nama menjadi PT Nugraha Indah Citarasa Indonesia.
2019 - PT Arla Indofood Makmur Dairy Import meluncurkan susu pertumbuhan organik Puregrow Organic pada tangggal 27 September 2019.
2019 - Semua produk minuman ringan dari PepsiCo berhenti dijual di Indonesia setelah kontrak antara PT Anugerah Indofood Barokah Makmur dengan PepsiCo berakhir pada tanggal 10 Oktober 2019. Putusnya kerja sama selama lebih dari 20 tahun tersebut diduga karena isu bisnis kelapa sawit Indofood yang disinggung LSM pro-lingkungan di Amerika Serikat (negara asal PepsiCo).[12]
2021 - Pada tanggal 17 Februari 2021, ICBP telah resmi membeli seluruh saham yang dimiliki Fritolay Netherlands Holding B.V., afiliasi dari PepsiCo pada PT Indofood Fritolay Makmur senilai Rp 494 miliar, sehingga berganti nama menjadi PT Indofood Fortuna Makmur serta produksi makanan ringan merek Lay's, Cheetos dan Doritos di Indonesia diubah namanya menjadi Chitato Lite, Chiki Twist, Chiki Net, Chiki Puffs dan Maxicorn pada tanggal 18 Agustus 2021. Selain itu, PepsiCo dan afiliasinya juga telah sepakat untuk tidak memproduksi, mengemas, menjual, memasarkan atau mendistribusikan produk makanan ringan yang bersaing dengan produk IFM di Indonesia dalam periode tiga tahun.
2022 - Salah satu produk mi instan dari Indofood, Indomie, menyelenggarakan program ulang tahunnya yang ke-50 tahun.
Operasional dan anak perusahaan
Saat ini
Setelah reorganisasi pada 2009, INDF tidak lagi memproduksi makanan dan minuman secara langsung, melainkan lewat anak usahanya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Bisnis produk langsung INDF saat ini hanyalah bisnis terigu bernama Bogasari Flour Mills (direncanakan akan dipisah menjadi PT tersendiri). Selain itu, masih ada juga anak usahanya yang bergerak di bidang perkebunan (terutama kelapa sawit), perusahaan distribusi seperti Indomarco Adi Prima dan lainnya.
Berikut ini anak usaha INDF:[13]
PT Nissin Foods Indonesia (d.h. PT Nissinmas). Didirikan pada 1992, dengan pabrik mi JepangNissin Foods untuk memproduksi mi instan bermerek Nissin dan Top Ramen.[14] Indofood sendiri memiliki kepemilikan 49% di perusahaan ini sejak 1996, setelah membelinya dari Grup Rodamas.[15] Pada 20 Agustus 2014, 49% saham Indofood tersebut dilepas, menjadikan Nissin memegang 100% sahamnya.[16]
PT Mekar Prima Lestari (d.h. PT Myojo Prima Lestari). Didirikan pada 15 Desember 1994, berpatungan dengan perusahaan mi Jepang lain bernama Myojo Foods Co. Ltd. Kemudian Myojo melepas saham di perusahaan yang memproduksi mi bermerek Myojo ini.[17] Pada akhirnya, perusahaan ini setelah berganti nama dilikuidasi pada 2008.[18]
PT Indobiskuit Mandiri Makmur. Didirikan pada 25 Februari 1993 sebagai perusahaan patungan antara Salim Group (pada saat itu Indofood belum ada) dan United BiscuitsInggris dengan saham 50%-50% menggunakan nama PT Ubindo Aneka Biskuit. Merek yang diproduksi seperti Keebler dan Canasta di Purwakarta sejak Juni 1994. Pada 29 Maret 1999 saham United Biscuits diakuisisi Indofood sehingga namanya menjadi PT Prima Aneka Biskuit. Lalu pada 15 September 1999 menjadi PT Prima Aneka Berjaya dan pada 9 September 2005 menjadi PT Indobiskuit Mandiri Makmur. Produknya, kemudian dikenal dengan nama Trenz, Dueto, dan Wonderland. Pada 31 Desember 2009, perusahaan ini dimerger dengan PT Indofood CBP Sukses Makmur.[19][20] Sejak akhir 2019, Indofood CBP sudah tidak memproduksi biskuit lagi.
PT Indosentra Pelangi, berpusat di Cibitung, didirikan pada 17 Desember 1992.[21] Memproduksi kecap, saus dan bumbu dengan merek Indofood, awalnya saham Indofood tidak 100% namun pada 15 Oktober 2009 sudah menjadi 100%.[22] Pada 31 Desember 2009, perusahaan ini dimerger dengan PT Indofood CBP Sukses Makmur.
PT Gizindo Prima Nusantara, didirikan pada 12 Agustus 1985 dengan pada saat itu dimiliki oleh pabrik Indomie, PT Sanmaru Food Manufacturing. Pada Maret 1989 perusahaan ini mengakuisisi PT Saripangan Utama Nusantara sehingga produknya menjadi ada dua yaitu SUN (kelas bawah) dan Promina (kelas atas). Pada 1994, PT Saripangan digabung dengan INDF dan PT Gizindo menjadi anak perusahaannya. Awalnya kerjasama dengan Nutricia, namun kemudian bekerjasama dengan Gerber Products Company dan sudah mendapat berbagai sertifikasi misalnya dari Unicef.[2][23] Pada 31 Desember 2009, perusahaan ini dimerger dengan PT Indofood CBP Sukses Makmur.
PT Ciptakemas Abadi, memproduksi kemasan, awalnya berdiri dengan nama PT Multiguna Agung pada 1982. Pada 1983 berganti nama menjadi PT Ciptakemas Abadi. Pabriknya ada di Cakung, Cikupa dan Purwakarta. Pada 31 Desember 2009, perusahaan ini dimerger dengan PT Indofood CBP Sukses Makmur.[24]