Indonesian Heritage Agency
Museum dan Cagar Budaya (beroperasi dengan nama Indonesian Heritage Agency) adalah sebuah badan layanan umum di lingkungan Kementerian Kebudayaan yang bertugas mengelola museum dan cagar budaya.[1] Dibentuk pada tahun 2022, organisasi ini resmi menjadi badan layanan umum pada tanggal 1 September 2023. Fokus utama dari organisasi ini adalah meningkatkan layanan berbasis perlindungan warisan budaya. Dengan mengedepankan kreativitas dan semangat kolaborasi inklusif, organisasi ini berperan dalam memperluas apresiasi terhadap keragaman warisan budaya Indonesia.[2] IHA mengedepankan peningkatan pelayanan yang berbasis perlindungan sebagai prioritas utama. Dengan merangkul kreativitas dan mengusung semangat kolaborasi. IHA secara kolektif berkontribusi untuk membuka wawasan apresiasi mendalam terhadap warisan budaya Indonesia yang beragam. Dengan mengadopsi konsep reimajinasi, IHA bertujuan untuk mengubah persepsi dan fungsi tradisional museum dan situs cagar budaya, menjadikannya ruang komunal yang dinamis yang mendorong interaksi antara pengunjung dan warisan budaya. Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, IHA juga bertekad meningkatkan standar layanan publik dalam pelestarian warisan budaya, memastikan warisan budaya Indonesia tetap terjaga dan dinikmati oleh generasi masa kini dan masa depan. IHA berupaya untuk dapat menyajikan beragam koleksi benda dan takbenda yang melengkapi sejarah peradaban Indonesia, dengan kajian kuratorial yang berkualitas. Koleksi dari masa prasejarah, masa kolonial, masa kemerdekaan, hingga kontemporer tersebar dan tersaji elok di 18 unit museum. Selain itu, terdapat pula 34 situs cagar budaya nasional dengan keindahan yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Kekayaan repertoar koleksi ini akan terus dijaga kualitasnya, dengan harapan IHA dapat memaksimalkan pengalaman pengunjung melalui narasi, tata pamer, dan infrastrukturnya.[3] IHA berkomitmen untuk terus melestarikan sejarah dan kekayaan bangsa dengan melakukan perawatan berstandar internasional, yang didukung para tenaga ahli, pecinta museum dan sejarah, serta masyarakat. IHA melakukan konservasi koleksi dan cagar budaya dengan pendekatan keilmuan terpadu terhadap koleksi baik secara preventif maupun kuratif. Langkah yang telah dilaksanakan dengan melakukan pembenahan sistem data dan penyimpanan koleksi di storage, melakukan peningkatan keahlian tenaga pengelola, serta dukungan fasilitas dan teknologi laboratorium konservasi terkini.[3] Saat ini, Kepala BLU MCB (Director of Indonesian Heritage Agency) dijabat oleh Abi Kusno [4]dalam Surat Keputusan Menteri Kebudayaan RI Nomor 22/P/2025. Menteri Kebudayaan juga menunjuk Hasjim Djojohadikusumo sebagai Ketua Dewan Penyantun Museum dan Cagar Budaya (Chairman of Board of Patron) [5] berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kebudayaan RI Nomor 78/P/2025. Salah satu tugasnya adalah memfasilitasi kerjasama lintas sektor dalam pelestarian, pemanfaatan, dan pengembangan Museum dan Cagar Budaya. Melalui Dewan Penyantun MCB diharapkan adanya dukungan strategi dan partisipasi aktif dari berbagai pemangku kepentingan untuk memajukan kebudayaan. Selain itu Menteri Kebudayaan juga mengangkat Indira Esti Nurjadin sebagai Direktur Eksekutif (Executive Director). Tugas dan FungsiIndonesian Heritage Agency (IHA) memiliki peran penting dalam pengelolaan museum dan cagar budaya di Indonesia. Tugas utama ini didukung oleh berbagai fungsi strategis yang mencakup pengelolaan koleksi, pemeliharaan, pemanfaatan, promosi, hingga pengelolaan dana abadi kebudayaan, dengan tujuan menjaga dan melestarikan warisan budaya nasional secara berkelanjutan. Tugas dan fungsi IHA antara lain: Tugas yaitu melaksanakan pengelolaan Museum dan Cagar Budaya. Selanjutnya Fungsi IHA antara lain:
Fokus Utama IHA: Reimajinasi Warisan BudayaIndonesian Heritage Agency (IHA) mengusung Reimajinasi Warisan Budaya melalui pendekatan yang inovatif dan berkelanjutan. Fokus utama ini diwujudkan melalui tiga pilar strategis, yakni Pemrograman Ulang, Perancangan Ulang, dan Penyegaran Kembali, yang bertujuan untuk memperkuat peran museum dan cagar budaya sebagai ruang edukasi, pelestarian, dan interaksi budaya yang relevan dengan tantangan zaman. Pemrograman Ulang (Reprogramming) Fokus pada pembaruan kuratorial dan koleksi untuk mengubah narasi besar yang disampaikan museum dan situs warisan. Perancangan Ulang (Redesigning) Bertujuan merenovasi bangunan dan ruang agar tidak hanya estetis tetapi juga aman dan nyaman, mematuhi standar keselamatan untuk melindungi koleksi berharga serta meningkatkan pengalaman pengunjung. Penyegaran Kembali (Reinvigorating) Berfokus pada penguatan kelembagaan melalui profesionalisme dan peningkatan kompetensi individu, memastikan bahwa setiap aspek pengelolaan museum dan situs warisan berjalan dengan standar tertinggi. Kolaborasi dan Berkontribusi bersama IHAIndonesian Heritage Agency (IHA) terus mendorong keterlibatan aktif berbagai pihak untuk bersama-sama melestarikan dan memajukan warisan budaya Indonesia. Kolaborasi ini mencakup kemitraan strategis, inisiatif bersama, peluang kontribusi bagi individu dan organisasi, serta kesempatan bagi relawan untuk turut berperan dalam upaya pelestarian budaya. 1. Kemitraan dengan Museum Lain, Lembaga Pemerintah, dan Organisasi InternasionalSebagai institusi yang berkomitmen terhadap pelestarian budaya, IHA membuka peluang kerja sama dengan berbagai pihak. Kolaborasi ini melibatkan museum, lembaga pemerintah, dan organisasi internasional untuk meningkatkan mutu layanan museum dan situs warisan budaya serta mendukung upaya reimajinasi warisan budaya dengan pendekatan global dan berkelanjutan. 2. Proyek Kolaboratif dan Inisiatif BersamaUntuk mendorong transformasi budaya, IHA menginisiasi berbagai proyek kolaborasi yang melibatkan publik dan institusi. Bentuk proyek ini meliputi program kolaborasi publik yang mendukung pengembangan budaya secara luas; kolaborasi inklusif dengan institusi budaya untuk menciptakan standar berkualitas tinggi; program pengembangan kompetensi sumber daya manusia (SDM) di sektor budaya; dan implementasi sistem patron untuk mendukung inovasi dan transformasi budaya. 3. Cara Bagi Individu dan Organisasi untuk Mendukung IHAIHA menyediakan berbagai cara bagi masyarakat dan organisasi untuk berpartisipasi dalam pelestarian budaya. Dukungan ini dapat dilakukan melalui Donasi Individu yaitu memberikan kontribusi dana untuk membantu melestarikan dan mempromosikan budaya Indonesia, sekaligus membangun rasa bangga dan kepemilikan; Donasi Korporasi yaitu membina kemitraan dengan institusi negara untuk melestarikan dan mempromosikan budaya melalui sponsorship, adopsi ruangan, atau donasi koleksi. 4. Kesempatan Sebagai RelawanSebagai bagian dari upaya inklusivitas, IHA mengundang masyarakat untuk terlibat langsung dalam pelestarian budaya. Kesempatan ini dapat diakses melalui Program Merdeka Belajar - Kampus Merdeka (MBKM): Membuka peluang bagi mahasiswa dan masyarakat umum untuk berkontribusi sebagai relawan, memperluas wawasan, dan menciptakan dampak positif bagi komunitas budaya. KelolaanSaat ini organisasi ini mengelola 18 museum dan galeri serta 34 situs cagar budaya yang tersebar di seantero Indonesia. MuseumBerikut museum dan galeri yang dikelola oleh organisasi ini:[6] Cagar budayaBerikut cagar budaya yang dikelola oleh organisasi ini:[6] Logo IHALogo IHA mengedepankan empat nilai yakni Berbudaya, Bonafide, Inklusif dan Berdialog yang dituangkan dengan mengangkat tiga filosofi warisan budaya Indonesia dan dimanifestasikan pada logogram, yakni aksara pallawa sebagai warisan intelektual bangsa, figur patung sebagai warisan budaya bangsa, dan garuda sebagai identitas bangsa. Inisial IHA pada logo terinspirasi dari karakter penulisan Aksara Pallawa yang meliuk. Aksara ini merupakan peninggalan intelektual yang mencerminkan pertumbuhan dan perkembangan budaya di Indonesia. Dengan bentuknya yang meliuk, Aksara Pallawa memberikan kesan dinamis dan elegan, serta menggambarkan kekayaan budaya yang beragam. Kesatuan Figur Patung Inisial IHA tidak hanya menjadi elemen tersendiri, tetapi juga disatukan dalam sebuah figur patung yang melambangkan kesatuan. Figur patung ini merepresentasikan peninggalan budaya yang menjadi simbol persatuan dalam upacara adat. Bentuknya yang simbolis menggambarkan sebuah bentuk yang menjadi ikon pemersatu bangsa. kesatuan elemen aksara Pallawa dan figur patung dalam logo IHA membentuk siluet Garuda. Garuda telah lama digunakan sebagai simbol dari masa kerajaan hingga terbentuknya bangsa Indonesia. Garuda melambangkan identitas dan jati diri bangsa Indonesia, serta kekuatan dan kebanggaan nasional. Siluet Garuda dalam logo ini memproyeksikan simbol yang kuat dari identitas bangsa, mengingatkan kita akan keagungan dan kebesaran warisan budaya Indonesia. Lihat pulaReferensi
Pranala luar |