Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

 

Indonesian Heritage Agency

Museum dan Cagar Budaya
Indonesian Heritage Agency
IHA
Informasi Badan Layanan Umum
Wilayah hukumIndonesia
Kantor pusatMuseum Nasional Indoneisa
Badan Layanan Umum eksekutif
  • Abi Kusno, Kepala Museum dan Cagar Budaya
  • Hashim Djojohadikusumo, Ketua Dewan Penyantun
  • Indira Esti Nurjadin, Direktur Eksekutif
Departemen indukKementerian Kebudayaan Republik Indonesia
Situs webhttps://iha.kemdikbud.go.id/
 

Museum dan Cagar Budaya (beroperasi dengan nama Indonesian Heritage Agency) adalah sebuah badan layanan umum di lingkungan Kementerian Kebudayaan yang bertugas mengelola museum dan cagar budaya.[1]

Dibentuk pada tahun 2022, organisasi ini resmi menjadi badan layanan umum pada tanggal 1 September 2023. Fokus utama dari organisasi ini adalah meningkatkan layanan berbasis perlindungan warisan budaya. Dengan mengedepankan kreativitas dan semangat kolaborasi inklusif, organisasi ini berperan dalam memperluas apresiasi terhadap keragaman warisan budaya Indonesia.[2]

IHA mengedepankan peningkatan pelayanan yang berbasis perlindungan sebagai prioritas utama. Dengan merangkul kreativitas dan mengusung semangat kolaborasi. IHA secara kolektif berkontribusi untuk membuka wawasan apresiasi mendalam terhadap warisan budaya Indonesia yang beragam. Dengan mengadopsi konsep reimajinasi, IHA bertujuan untuk mengubah persepsi dan fungsi tradisional museum dan situs cagar budaya, menjadikannya ruang komunal yang dinamis yang mendorong interaksi antara pengunjung dan warisan budaya. Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, IHA juga bertekad meningkatkan standar layanan publik dalam pelestarian warisan budaya, memastikan warisan budaya Indonesia tetap terjaga dan dinikmati oleh generasi masa kini dan masa depan.

IHA berupaya untuk dapat menyajikan beragam koleksi benda dan takbenda yang melengkapi sejarah peradaban Indonesia, dengan kajian kuratorial yang berkualitas. Koleksi dari masa prasejarah, masa kolonial, masa kemerdekaan, hingga kontemporer tersebar dan tersaji elok di 18 unit museum. Selain itu, terdapat pula 34 situs cagar budaya nasional dengan keindahan yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Kekayaan repertoar koleksi ini akan terus dijaga kualitasnya, dengan harapan IHA dapat memaksimalkan pengalaman pengunjung melalui narasi, tata pamer, dan infrastrukturnya.[3]

IHA berkomitmen untuk terus melestarikan sejarah dan kekayaan bangsa dengan melakukan perawatan berstandar internasional, yang didukung para tenaga ahli, pecinta museum dan sejarah, serta masyarakat. IHA melakukan konservasi koleksi dan cagar budaya dengan pendekatan keilmuan terpadu terhadap koleksi baik secara preventif maupun kuratif. Langkah yang telah dilaksanakan dengan melakukan pembenahan sistem data dan penyimpanan koleksi di storage, melakukan peningkatan keahlian tenaga pengelola, serta dukungan fasilitas dan teknologi laboratorium konservasi terkini.[3]

Saat ini, Kepala BLU MCB (Director of Indonesian Heritage Agency) dijabat oleh Abi Kusno [4]dalam Surat Keputusan Menteri Kebudayaan RI Nomor 22/P/2025. Menteri Kebudayaan juga menunjuk Hasjim Djojohadikusumo sebagai Ketua Dewan Penyantun Museum dan Cagar Budaya (Chairman of Board of Patron) [5] berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kebudayaan RI Nomor 78/P/2025. Salah satu tugasnya adalah memfasilitasi kerjasama lintas sektor dalam pelestarian, pemanfaatan, dan pengembangan Museum dan Cagar Budaya. Melalui Dewan Penyantun MCB diharapkan adanya dukungan strategi dan partisipasi aktif dari berbagai pemangku kepentingan untuk memajukan kebudayaan. Selain itu Menteri Kebudayaan juga mengangkat Indira Esti Nurjadin sebagai Direktur Eksekutif (Executive Director).

Tugas dan Fungsi

Indonesian Heritage Agency (IHA) memiliki peran penting dalam pengelolaan museum dan cagar budaya di Indonesia. Tugas utama ini didukung oleh berbagai fungsi strategis yang mencakup pengelolaan koleksi, pemeliharaan, pemanfaatan, promosi, hingga pengelolaan dana abadi kebudayaan, dengan tujuan menjaga dan melestarikan warisan budaya nasional secara berkelanjutan. Tugas dan fungsi IHA antara lain: Tugas yaitu melaksanakan pengelolaan Museum dan Cagar Budaya. Selanjutnya Fungsi IHA antara lain:

  1. Pelaksanaan pengelolaan koleksi cagar budaya nasional, koleksi benda seni, dan bangunan bersejarah nasional;
  2. Pelaksanaan registrasi koleksi museum dan karya seni;
  3. Pelaksanaan pemeliharaan, pengamanan, dan penyelamatan koleksi cagar budaya nasional, koleksi benda seni, dan bangunan bersejarah nasional;
  4. Pelaksanaan pemanfaatan dan pengembangan koleksi museum dan cagar budaya nasional;
  5. Pelaksanaan kemitraan di bidang pengelolaan museum dan cagar budaya nasional;
  6. Pelaksanaan publikasi dan promosi museum dan cagar budaya nasional;
  7. Pelaksanaan pengelolaan dan pemanfaatan hasil pengembangan dana abadi kebudayaan;
  8. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi;
  9. dan Pelaksanaan urusan ketatausahaan.

Fokus Utama IHA: Reimajinasi Warisan Budaya

Indonesian Heritage Agency (IHA) mengusung Reimajinasi Warisan Budaya melalui pendekatan yang inovatif dan berkelanjutan. Fokus utama ini diwujudkan melalui tiga pilar strategis, yakni Pemrograman Ulang, Perancangan Ulang, dan Penyegaran Kembali, yang bertujuan untuk memperkuat peran museum dan cagar budaya sebagai ruang edukasi, pelestarian, dan interaksi budaya yang relevan dengan tantangan zaman.

Pemrograman Ulang (Reprogramming) Fokus pada pembaruan kuratorial dan koleksi untuk mengubah narasi besar yang disampaikan museum dan situs warisan. Perancangan Ulang (Redesigning) Bertujuan merenovasi bangunan dan ruang agar tidak hanya estetis tetapi juga aman dan nyaman, mematuhi standar keselamatan untuk melindungi koleksi berharga serta meningkatkan pengalaman pengunjung. Penyegaran Kembali (Reinvigorating) Berfokus pada penguatan kelembagaan melalui profesionalisme dan peningkatan kompetensi individu, memastikan bahwa setiap aspek pengelolaan museum dan situs warisan berjalan dengan standar tertinggi.

Kolaborasi dan Berkontribusi bersama IHA

Indonesian Heritage Agency (IHA) terus mendorong keterlibatan aktif berbagai pihak untuk bersama-sama melestarikan dan memajukan warisan budaya Indonesia. Kolaborasi ini mencakup kemitraan strategis, inisiatif bersama, peluang kontribusi bagi individu dan organisasi, serta kesempatan bagi relawan untuk turut berperan dalam upaya pelestarian budaya.

1. Kemitraan dengan Museum Lain, Lembaga Pemerintah, dan Organisasi Internasional

Sebagai institusi yang berkomitmen terhadap pelestarian budaya, IHA membuka peluang kerja sama dengan berbagai pihak. Kolaborasi ini melibatkan museum, lembaga pemerintah, dan organisasi internasional untuk meningkatkan mutu layanan museum dan situs warisan budaya serta mendukung upaya reimajinasi warisan budaya dengan pendekatan global dan berkelanjutan.

2. Proyek Kolaboratif dan Inisiatif Bersama

Untuk mendorong transformasi budaya, IHA menginisiasi berbagai proyek kolaborasi yang melibatkan publik dan institusi. Bentuk proyek ini meliputi program kolaborasi publik yang mendukung pengembangan budaya secara luas; kolaborasi inklusif dengan institusi budaya untuk menciptakan standar berkualitas tinggi; program pengembangan kompetensi sumber daya manusia (SDM) di sektor budaya; dan implementasi sistem patron untuk mendukung inovasi dan transformasi budaya.

3. Cara Bagi Individu dan Organisasi untuk Mendukung IHA

IHA menyediakan berbagai cara bagi masyarakat dan organisasi untuk berpartisipasi dalam pelestarian budaya. Dukungan ini dapat dilakukan melalui Donasi Individu yaitu memberikan kontribusi dana untuk membantu melestarikan dan mempromosikan budaya Indonesia, sekaligus membangun rasa bangga dan kepemilikan; Donasi Korporasi yaitu membina kemitraan dengan institusi negara untuk melestarikan dan mempromosikan budaya melalui sponsorship, adopsi ruangan, atau donasi koleksi.

4. Kesempatan Sebagai Relawan

Sebagai bagian dari upaya inklusivitas, IHA mengundang masyarakat untuk terlibat langsung dalam pelestarian budaya. Kesempatan ini dapat diakses melalui Program Merdeka Belajar - Kampus Merdeka (MBKM): Membuka peluang bagi mahasiswa dan masyarakat umum untuk berkontribusi sebagai relawan, memperluas wawasan, dan menciptakan dampak positif bagi komunitas budaya.

Kelolaan

Saat ini organisasi ini mengelola 18 museum dan galeri serta 34 situs cagar budaya yang tersebar di seantero Indonesia.

Museum

Berikut museum dan galeri yang dikelola oleh organisasi ini:[6]

Nama Lokasi Koordinat
Museum Nasional Indonesia Jakarta Pusat 6°10′34″S 106°49′18″E / 6.176146°S 106.821589°E / -6.176146; 106.821589
Galeri Nasional Indonesia 6°10′42″S 106°49′58″E / 6.178362°S 106.832731°E / -6.178362; 106.832731
Museum Sumpah Pemuda 6°11′02″S 106°50′35″E / 6.183839°S 106.843051°E / -6.183839; 106.843051
Museum Perumusan Naskah Proklamasi 6°12′02″S 106°49′52″E / 6.200436°S 106.831083°E / -6.200436; 106.831083
Museum Kebangkitan Nasional 6°10′44″S 106°50′17″E / 6.178763°S 106.838091°E / -6.178763; 106.838091
Museum Basoeki Abdullah Jakarta Selatan 6°17′23″S 106°47′36″E / 6.289754°S 106.793275°E / -6.289754; 106.793275
Museum Batik Indonesia Jakarta Timur 6°18′20″S 106°53′45″E / 6.305613350450915°S 106.89587110185623°E / -6.305613350450915; 106.89587110185623
Museum Kepresidenan RI Balai Kirti Bogor 6°35′54″S 106°47′40″E / 6.598395702635341°S 106.7944024404953°E / -6.598395702635341; 106.7944024404953
Museum Semedo Tegal 6°57′28″S 109°17′09″E / 6.957740709047386°S 109.28594447683793°E / -6.957740709047386; 109.28594447683793
Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta 7°48′01″S 110°21′58″E / 7.800293°S 110.366164°E / -7.800293; 110.366164
Museum Perjuangan Yogyakarta 7°48′59″S 110°22′18″E / 7.816466°S 110.371795°E / -7.816466; 110.371795
Museum Manusia Purba Sangiran (Klaster Dayu) Karanganyar 7°28′27″S 110°50′45″E / 7.474131453424854°S 110.84592229340888°E / -7.474131453424854; 110.84592229340888
Museum Manusia Purba Sangiran (Klaster Krikilan) Sragen 7°27′20″S 110°50′03″E / 7.4555490735723255°S 110.83420969998349°E / -7.4555490735723255; 110.83420969998349
Museum Manusia Purba Sangiran (Klaster Ngebung) 7°26′29″S 110°50′25″E / 7.441505738560195°S 110.84034599711306°E / -7.441505738560195; 110.84034599711306
Museum Manusia Purba Sangiran (Klaster Bukuran) 7°27′00″S 110°51′44″E / 7.450103087385468°S 110.86221816104266°E / -7.450103087385468; 110.86221816104266
Museum Manusia Purba Sangiran (Klaster Manyarejo) 7°26′54″S 110°51′39″E / 7.448424605337819°S 110.86096534183973°E / -7.448424605337819; 110.86096534183973
Museum Song Terus Pacitan 8°07′44″S 110°59′00″E / 8.128921667797275°S 110.98335657225103°E / -8.128921667797275; 110.98335657225103
Museum Islam Indonesia K.H Hasyim Asy'ari Jombang 7°36′31″S 112°14′04″E / 7.608601579124951°S 112.23448143084455°E / -7.608601579124951; 112.23448143084455

Cagar budaya

Berikut cagar budaya yang dikelola oleh organisasi ini:[6]

Nama Lokasi Koordinat
Percandian Muaro Jambi Muaro Jambi 1°28′41″S 103°40′02″E / 1.4779213°S 103.6670838°E / -1.4779213; 103.6670838
Taman Purbakala Pugung Raharjo Lampung Timur 5°18′03″S 105°34′17″E / 5.300809204337171°S 105.57128215721205°E / -5.300809204337171; 105.57128215721205
Benteng Marlborough Bengkulu 3°47′14″S 102°15′06″E / 3.7871410042785447°S 102.25170788107673°E / -3.7871410042785447; 102.25170788107673
Rumah Pengasingan Bung Karno 3°47′57″S 102°15′41″E / 3.799033°S 102.261286°E / -3.799033; 102.261286
Situs Banten Lama Serang 6°02′11″S 106°09′21″E / 6.036295004652707°S 106.15582296817392°E / -6.036295004652707; 106.15582296817392
Situs Gunung Padang Cianjur 6°59′38″S 107°03′22″E / 6.993890853315186°S 107.05624518412162°E / -6.993890853315186; 107.05624518412162
Percandian Batujaya Karawang 6°03′20″S 107°09′26″E / 6.055662555763702°S 107.15711774579165°E / -6.055662555763702; 107.15711774579165
Kawasan Sangiran Sragen dan Karanganyar 7°27′27″S 110°50′19″E / 7.4574234312686425°S 110.83858194477124°E / -7.4574234312686425; 110.83858194477124
Candi Borobudur Magelang 7°36′29″S 110°12′14″E / 7.608000°S 110.204000°E / -7.608000; 110.204000
Candi Pawon 7°36′22″S 110°13′10″E / 7.606096242571001°S 110.219566417924°E / -7.606096242571001; 110.219566417924
Candi Mendut 7°36′17″S 110°13′48″E / 7.604769°S 110.230003°E / -7.604769; 110.230003
Candi Sewu Klaten 7°44′38″S 110°29′34″E / 7.743930°S 110.492840°E / -7.743930; 110.492840
Candi Plaosan 7°44′27″S 110°30′17″E / 7.740751456833649°S 110.50466914863703°E / -7.740751456833649; 110.50466914863703
Candi Prambanan Sleman 7°45′07″S 110°29′28″E / 7.752000°S 110.491220°E / -7.752000; 110.491220
Keraton Ratu Boko 7°46′14″S 110°29′22″E / 7.770445641930758°S 110.4894076816306°E / -7.770445641930758; 110.4894076816306
Candi Sambisari 7°45′45″S 110°26′49″E / 7.76236973095213°S 110.44705530161838°E / -7.76236973095213; 110.44705530161838
Candi Ijo 7°47′02″S 110°30′43″E / 7.783752582358545°S 110.51186203759241°E / -7.783752582358545; 110.51186203759241
Candi Sukuh Karanganyar 7°37′38″S 111°07′53″E / 7.62735008650932°S 111.13150304863586°E / -7.62735008650932; 111.13150304863586
Candi Cetho 7°35′44″S 111°09′27″E / 7.595539876924463°S 111.15741382182358°E / -7.595539876924463; 111.15741382182358
Percandian Dieng Banjarnegara 7°12′19″S 109°54′25″E / 7.205254°S 109.906869°E / -7.205254; 109.906869
Percandian Gedong Songo Semarang 7°12′17″S 110°20′21″E / 7.204762°S 110.339229°E / -7.204762; 110.339229
Candi Penataran Blitar 8°00′59″S 112°12′35″E / 8.016364880020204°S 112.20960216116386°E / -8.016364880020204; 112.20960216116386
Candi Badut Malang 7°57′28″S 112°35′55″E / 7.957762810161353°S 112.59868319646336°E / -7.957762810161353; 112.59868319646336
Candi Kidal 8°01′33″S 112°42′33″E / 8.025792748719796°S 112.70907244798198°E / -8.025792748719796; 112.70907244798198
Candi Jago 8°00′21″S 112°45′51″E / 8.005781°S 112.764117°E / -8.005781; 112.764117
Candi Singosari 7°53′16″S 112°39′50″E / 7.887750°S 112.663910°E / -7.887750; 112.663910
Kawasan Trowulan Mojokerto 7°32′31″S 112°23′28″E / 7.541889°S 112.390983°E / -7.541889; 112.390983
Candi Jabung Probolinggo 7°44′07″S 113°28′18″E / 7.7352437697537315°S 113.47172942344216°E / -7.7352437697537315; 113.47172942344216
Benteng Rotterdam Makassar 5°08′03″S 119°24′20″E / 5.134167°S 119.405556°E / -5.134167; 119.405556
Makam Raja-Raja Tallo 5°06′10″S 119°26′44″E / 5.102758675459465°S 119.4455198600693°E / -5.102758675459465; 119.4455198600693
Situs Leang Timpuseng Maros 4°59′54″S 119°39′39″E / 4.998450907645065°S 119.66077128178335°E / -4.998450907645065; 119.66077128178335
Taman Arkeologi Leang-Leang 4°58′41″S 119°40′28″E / 4.978148902769596°S 119.6743763505051°E / -4.978148902769596; 119.6743763505051
Benteng Duurstede Maluku Tengah 3°34′31″S 128°39′33″E / 3.5751524335250195°S 128.6591032073584°E / -3.5751524335250195; 128.6591032073584
Makam Kyai Mojo Minahasa 1°18′51″N 124°55′44″E / 1.3142313654073445°N 124.92899853080853°E / 1.3142313654073445; 124.92899853080853

Logo IHA

Logo IHA mengedepankan empat nilai yakni Berbudaya, Bonafide, Inklusif dan Berdialog yang dituangkan dengan mengangkat tiga filosofi warisan budaya Indonesia dan dimanifestasikan pada logogram, yakni aksara pallawa sebagai warisan intelektual bangsa, figur patung sebagai warisan budaya bangsa, dan garuda sebagai identitas bangsa.

Inisial IHA pada logo terinspirasi dari karakter penulisan Aksara Pallawa yang meliuk. Aksara ini merupakan peninggalan intelektual yang mencerminkan pertumbuhan dan perkembangan budaya di Indonesia. Dengan bentuknya yang meliuk, Aksara Pallawa memberikan kesan dinamis dan elegan, serta menggambarkan kekayaan budaya yang beragam.

Kesatuan Figur Patung Inisial IHA tidak hanya menjadi elemen tersendiri, tetapi juga disatukan dalam sebuah figur patung yang melambangkan kesatuan. Figur patung ini merepresentasikan peninggalan budaya yang menjadi simbol persatuan dalam upacara adat. Bentuknya yang simbolis menggambarkan sebuah bentuk yang menjadi ikon pemersatu bangsa.

kesatuan elemen aksara Pallawa dan figur patung dalam logo IHA membentuk siluet Garuda. Garuda telah lama digunakan sebagai simbol dari masa kerajaan hingga terbentuknya bangsa Indonesia. Garuda melambangkan identitas dan jati diri bangsa Indonesia, serta kekuatan dan kebanggaan nasional. Siluet Garuda dalam logo ini memproyeksikan simbol yang kuat dari identitas bangsa, mengingatkan kita akan keagungan dan kebesaran warisan budaya Indonesia.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 28 Tahun 2022" (PDF). Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Diakses tanggal 6 Oktober 2024. 
  2. ^ Tentang - Indonesian Heritage Agency
  3. ^ a b "Indonesian Heritage Agency". Indonesian Heritage Agency (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2025-01-22. 
  4. ^ Kanal Indonesiana TV (2025-01-07), PELANTIKAN PEJABAT TINGGI PRATAMA, PEJABAT ADMINISTRATOR, DAN PEJABAT PENGAWAS - KEMENKEBUD RI, diakses tanggal 2025-01-08 
  5. ^ "Fadli Tunjuk Hashim Djojohadikusumo Jadi Ketua Dewan Penyantun Museum". hiburan. Diakses tanggal 2025-01-22. 
  6. ^ a b 18 museum dan 34 cagar budaya nasional resmi menjadi satu badan

Pranala luar

Prefix: a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Portal di Ensiklopedia Dunia

Kembali kehalaman sebelumnya