Islam di Jawa BaratIslam di Jawa Barat telah mulai didakwahkan sejak masa Wali Sanga oleh Sunan Gunung Jati yang berpusat di Cirebon. Masyarakat suku Sunda di Jawa Barat menerima Islam dengan sukarela. Pengaruh Islam sangat kuat dalam beberapa organisasi massa dan organisasi politik di Jawa Barat. Salah satu bukti sejarah Islam di Jawa Barat adalah Makam Sunan Gunung Jati dan Keraton Kasepuhan. PenyebaranMasa Wali SangaPenyebaran Islam di Tatar Sunda dimulai dengan pendekatan budaya oleh Wali Sanga. Salah satunya oleh Sunan Gunung Jati dan para santri yang menjadi pengikutnya. Kegiatan dakwah dilakukan secara damai dan toleran terhadap budaya lokal dari suku Sunda. Akhirnya, masyarakat dari suku Sunda di Jawa Barat memilih menjadi muslim secara sukarela.[1] PengaruhKeorganisasianAgama Islam telah membentuk organisasi massa maupun organisasi politik di berbagai kota dan kabupaten di Jawa Barat. Dua organisasi politik yang diterima oleh masyarakat di Jawa Barat adalah Muhamadiyah dan Nahdlatul Ulama. Nahdlatul Ulama memiliki pengaruh yang kuat di Priangan Timur. Di Kota Bandung berdiri Persatuan Islam pada masa awal pergerakan nasional. Kemudian dua orang ulama mendirikan Persatuan Ummat Islam, yaitu Ahmad Sanusi dan Abdul Halim. Ahmad Sanusi berasal dari Kabupaten Sukabumi, sedangkan Abdul Halim berasal dari Kabupaten Majalengka. Muhamadiyah dan Nahdlatul Ulama kemudian berkontribusi dalam pendiri organisasi politik lainnya, yaitu Partai Amanat Nasional dan Partai Kebangkitan Bangsa.[2] Bukti sejarahMakam Sunan Gunung JatiMakam Sunan Gunung Jati terletak di Kabupaten Cirebon. Keberadaan makam ini menjadi bukti sejarah penyebaran Islam di Jawa Barat yang dijadikan sebagai objek wisata sejarah.[3] Referensi
|