Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Keruntuhan koloni lebah

Lebah madu

Keruntuhan koloni lebah adalah fenomena di mana lebah pekerja pada koloni lebah dari spesies Apis mellifera menghilang atau mati. Kejadian ini telah terjadi dalam sejarah apikultur di Eropa dan dikenal dengan berbagai nama seperti disappearing disease, spring dwindle, May disease, autumn collapse, dan fall dwindle disease.[1] Fenomena ini dinamai colony collapse disorder pada akhir tahun 2006 karena terjadi peningkatan runtuhnya koloni lebah di Amerika Utara.[2][3] Fenomena yang sama terjadi di Belgia, Prancis, Belanda, Yunani, Italia, Portugal, Spanyol, dan Irlandia Utara.[4][5] Kasus yang lebih ringan terjadi di Swiss dan Jerman.[6]

Keruntuhan koloni lebah merupakan masalah ekonomi yang signifikan karena lebah merupakan salah satu polinator tanaman pertanian yang menjadi komoditas perdagangan penting Eropa. Berdasarkan data FAO, kontribusi penyerbukan oleh lebah di seluruh dunia mencapai 200 miliar USD pada tahun 2005.[7] Kelangkaan lebah telah menyebabkan meningkatnya biaya produksi tanaman pangan karena petani harus menyewa atau membawa polinator dari tempat lain.[8]

Keruntuhan koloni lebah sepanjang sejarah telah terjadi karena berbagai hal, diantaranya karena penggunaan pestisida neonikotinoida, infeksi tungau Varroa dan Acarapis, malagizi, patogen, genetika, imunodefisiensi, pengrusakan habitat, perubahan pola pemeliharaan lebah, atau kombinasi dari faktor-faktor tersebut.[9] Neonicotinoida terbukti menjadi penyebab runtuhnya koloni lebah sehingga dibutuhkan alternatif pestisida yang tidak menyebabkan dampak tersebut.[10]

Referensi

  1. ^ Oldroyd, Benjamin P. (2007). "What's Killing American Honey Bees?". PLoS Biology. 5 (6): e168. doi:10.1371/journal.pbio.0050168. PMC 1892840alt=Dapat diakses gratis. PMID 17564497. 
  2. ^ Dennis vanEngelsdorp, Diana Cox-Foster, Maryann Frazier, Nancy Ostiguy, and Jerry Hayes (5 January 2006). "Colony Collapse Disorder Preliminary Report" (PDF). Mid-Atlantic Apiculture Research and Extension Consortium (MAAREC) – CCD Working Group. hlm. 22. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2008-07-04. Diakses tanggal 2007-04-24. 
  3. ^ "Honey Bee Die-Off Alarms Beekeepers, Crop Growers and Researchers". Pennsylvania State University College of Agricultural Sciences. 29 January 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-10-04. Diakses tanggal 2014-07-08. 
  4. ^ Gaëlle Dupont, Les abeilles malades de l'homme[pranala nonaktif permanen], Le Monde, 29 August 2007 (Prancis).
  5. ^ "Minutes of Northern Ireland Assembly". Theyworkforyou.com. 8 June 2009. Diakses tanggal 2010-06-22. 
  6. ^ Petra Steinberger (12 March 2007). "Das spurlose Sterben" (dalam bahasa German). sueddeutsche.de. Diakses tanggal 2010-12-31. 
  7. ^ Spotlight: Protecting the pollinators Diarsipkan 2015-07-07 di Wayback Machine.. Fao.org. Diakses 2014-04-12.
  8. ^ Wines, Michael (28 March 2013). "Mystery Malady Kills More Bees, Heightening Worry on Farms". New York Times. Diakses tanggal 31 March 2013. 
  9. ^ "Multiple causes for colony collapse – report". 3 News NZ. May 3, 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-10-29. Diakses tanggal 2014-07-08. 
  10. ^ van der Sluijs, Jeroen P; et al. (September 2013). "Neonicotinoids, bee disorders and the sustainability of pollinator services". Current Opinion in Environmental Sustainability. 5 (3–4). doi:10.1016/j.cosust.2013.05.007. Diakses tanggal 6 July 2014. 


Kembali kehalaman sebelumnya