Krisis mata uang dan utang Turki 2018–2023
Krisis mata uang dan utang Turki 2018–2023 (bahasa Turki: Türkiye döviz ve borç krizi) adalah krisis keuangan dan ekonomi yang sedang berlangsung di Turki . Hal ini ditandai dengan anjloknya nilai lira Turki (TRY), inflasi yang tinggi, meningkatnya biaya pinjaman serta meningkat gagal bayar pinjaman. Krisis ini disebabkan oleh defisit Rekening berjalan neraca pembayaran ekonomi Turki yang berlebihan dan sejumlah besar utang swasta dalam mata uang asing, dikombinasikan dengan peningkatan otoritarianisme Presiden Recep Tayyip Erdoğan dan gagasannya ortodoks tentang kebijakan suku bunga.[1][2][3][4] Beberapa analis juga menekankan pengaruh gesekan geopolitik dengan Amerika Serikat. Menyusul penahanan pendeta Amerika Andrew Brunson, yang ditahan atas tuduhan spionase setelah Upaya kudeta Turki 2016 yang gagal, Pemerintahan Trump memberikan tekanan dan sanksi ke Turki. Oleh karena itu, sanksi ekonomi menggandakan tarif di Turki, karena baja impor naik hingga 50% dan aluminium naik 20%. Akibatnya, harga baja Turki terlalu tinggi bagi pasar AS, yang sebelumnya mencapai 13% dari total ekspor baja Turki.[5][6] Referensi
Pranala luar |