Lee Hsien Loong
Lee Hsien Loong SPMJ (Hanzi: 李显龙/李顯龍; pinyin: Lǐ Xiǎnlóng; lahir 10 Februari 1952) adalah Perdana Menteri Singapura ketiga yang menjabat sejak 12 Agustus 2004. Ia merupakan pemimpin tertinggi dari Partai Tindakan Rakyat dan mantan perwira Angkatan Bersenjata Singapura.[1] Lee merupakan anak sulung dari pendiri Singapura sekaligus mantan Perdana Menteri Lee Kuan Yew. Lee telah berkiprah di pemerintahan sejak ayahnya berkuasa. Jabatan pertamanya adalah Menteri Perdagangan dan Industri pada 1987 hingga puncaknya menjadi Wakil Perdana Menteri. Setelahnya, ia menggantikan posisi Goh Chok Tong sebagai Perdana Menteri. Dua tahun pertama pemerintahannya, ia merilis kebijakan kerja lima hari dalam seminggu dan memperpanjang cuti kehamilan.[butuh rujukan] Kehidupan awalSebagai anak tertua dari mantan Perdana Menteri Lee Kuan Yew dan Kwa Geok Choo, Lee lahir dan dibesarkan di Singapura pada 10 Februari 1952.[2] Lee Hsien Loong menjadi duda pada 1982 dan menikah kembali dengan Ho Ching pada 1985. Mereka memiliki empat anak. PendidikanLee memulai pendidikan tingkat dasar dan menengah di Singapura sebelum melanjutkan studi bidang matematika ke Universitas Cambridge dan mengambil gelar master di administrasi publik Universitas Harvard.[2] Karier politikLee bergabung dengan Angkatan Bersenjata Singapura pada 1971 dan mundur dengan pangkat brigadir jenderal (brigjen) pada 1984 ketika dia terpilih sebagai Anggota Parlemen. Dua tahun kemudian, Lee menjabat sebagai Komite Eksekutif Pusat Partai Aksi Rakyat, dan sebagai Deputi Perdana Menteri pada 26 November 1990. Ia menjabat sebagai Ketua Otoritas Moneter Singapura pada Januari 1998, dan Menteri Keuangan pada Nopember 2001. Pada 12 Agustus 2004, Lee menggantikan Goh Chok Tong sebagai Perdana Menteri. Kontroversi
NepotismeSebagai anak laki-laki tertua PM Singapura pertama Lee Kuan Yew, karier Lee dibayang-bayangi oleh tuduhan nepotisme. Pada usia 32 tahun, Lee menjadi brigjen termuda dalam sejarah Singapura, dan sejak muda dia telah diduga sebagai pengganti ayahnya sebagai PM. Perlu dipahami bahwa istrinya Ho Ching yang diangkat menjadi direktur BUMN Temasek Holdings juga mengejutkan berbagai kalangan. Tetapi, keluarga Lee bereaksi keras seputar tuduhan tersebut, memenangkan banyak penyelesaian di luar pengadilan untuk alasan pemfitnahan, diantaranya International Herald Tribune (1994), Bloomberg (2002) dan The Economist (2004). Karier Lee juga terhalang dengan anggapan mengenai tipe pemerintahannya yang arogan dan autokrasi. Menurut sebuah rumor, pada pra-pertemuan Kabinet tahun 1990, Lee yang sedang marah pertama-tama menghina Menteri Keuangan Richard Hu sebelum menampar Menteri Pembangunan Nasional S. Dhanabalan karena dia bersekongkol dengan Hu dan menuntut permintaan maaf dari Lee. Walaupun mereka yang secara langsung terlibat peristiwa itu tidak pernah mengumumkan tuduhan insiden itu, pada 2003 Goh Chok Tong mengomentari insiden tersebut secara anekdot untuk membantah terjadinya insiden itu tatkala berdiskusi perihal penerusnya. Kegemparan dengan TaiwanPada 10 Juli 2004, Lee menciptakan kegemparan diplomatik dengan Tiongkok dengan mengunjungi Taiwan. Pada 28 Agustus 2004 dalam pidato Rapat Umum Hari Kemerdekaan perdananya, Lee berbalik mengkritik pemerintah dan rakyat Taiwan yang menaksir terlalu tinggi dukungan yang akan mereka terima apabila mendeklarasikan kemerdekaan Taiwan. Sebagai tanggapan, Menteri Luar Negeri Taiwan, Mark Chen, menjuluki Singapura sebagai "Negara Pi-Sai", secara harafiah dalam bahasa Minnan berarti "Negara yang tidak lebih besar dari tahi hidung". Menlu Taiwan kemudian menyatakan permintaan maaf resminya. Selisihan rumah Jalan OxleyPada Juli 2017, Lee Hsien Loong bertikai dengan kedua saudaranya, Lee Hsien Yang dan Lee Wei Ling mengenai wasiat ayah mereka Lee Kuan Yew mengenai rumahnya di 38 Oxley Road. [3][4][5][6] Tidak seperti pemimpin pendiri negara pada umumnya, Lee Kuan Yew tidak begitu suka dengan kultus individu.[7] Maka, di surat wasiatnya, Lee Kuan Yew meminta agar rumahnya dirobohkan setelah Lee Wei Ling pindah keluar dari rumah tersebut. Lee Kuan Yew juga menulis apabila rumah tersebut sukar dirobohkan, maka pemerintah Singapura tidak boleh membuka rumah tersebut kepada umum.[8] Opini ketiga saudara tersebut terpecah dengan Hsien Yang dan Wei Ling meminta agar wasiat Lee Kuan Yew untuk dilaksanakan sementara Hsien Loong tidak mau rumah itu dihancurkan. Hsien Yang dan Wei Ling menuduh Lee Hsien Loong menyalahgunakan kekuasaan pemerintah untuk mempertahankan rumah tersebut dan melawan wasiat ayahnya. Lee dan Kabinet Singapura menyangkal pernyataan yang dibuat oleh saudaranya, dan mengadakan sidang khusus di parlemen untuk memperdebatkan masalah ini secara menyeluruh.[9] Dalam pidato penutupnya, Lee menyatakan: "Setelah dua hari perdebatan, tidak ada seorang pun yang mendukung tuduhan [saudara-saudaranya] ini atau memberikan bukti apa pun, bahkan anggota parlemen oposisi... Ini menunjukkan bahwa Pemerintah dan saya telah bertindak dengan benar dan sesuai proses hukumnya." Dia membiarkan pilihan terbuka untuk membentuk komite terpilih atau Komisi Penyelidikan jika bukti substantif dapat disajikan.[10][11][12][13] Ketiga saudara tersebut kemudian menyelesaikan masalah tersebut secara pribadi.[14] Tanda Kehormatan
Referensi
Pranala luar
Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Lee Hsien Loong. Wikiquote memiliki koleksi kutipan yang berkaitan dengan: Lee Hsien Loong.
|