Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Lembaga Sandi Negara

Lembaga Sandi Negara
Lemsaneg
Gambaran umum
Didirikan4 April 1946; 78 tahun lalu (1946-04-04)
Dasar hukumKeputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001
Nomenklatur penggantiBadan Siber dan Sandi Negara
Bidang tugasPersandian
Di bawah koordinasi
Menteri Pertahanan
Kepala
Djoko Setiadi
Kantor pusat
Harsono RM 70 Ragunan Pasar Minggu Jakarta Selatan -12550
Situs web
http://www.lemsaneg.go.id
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Lembaga Sandi Negara adalah lembaga pemerintah nonkementerian Indonesia yang bergerak di bidang pengamanan informasi rahasia negara. Lembaga ini didirikan pada tanggal 4 April 1946. Institusi ini pertama kali diketuai oleh Mayor Jenderal dr. Roebiono Kertopati, seorang dokter kepresidenan RI pada masa presiden Soekarno. Dengan diterbitkannya Peraturan Presiden No. 53 tahun 2017 (Diarsipkan 2018-11-14 di Wayback Machine.) dan Perpres Nomor 133 tahun 2017 (Diarsipkan 2018-11-14 di Wayback Machine.), lembaga ini bertransformasi menjadi lembaga baru bernama Badan Siber dan Sandi Negara.[1]

Sejarah

Masa Perintisan (1946-1947)

Berpindahnya ibu kota Negara Republik Indonesia dari Jakarta ke Yogyakarta pada tanggal 4 Januari 1946 berdampak pada pindahnya segala kegiatan di berbagai Kementerian ke Yogyakarta, termasuk Kementerian Pertahanan. Salah satu bagian pada Kementerian Pertahanan yang memiliki tugas membuat laporan kritis mengenai sesuatu keadaan dan analisisnya yang tepat untuk keberhasilan operasi intelijen adalah Bagian B (bagian intelijen).

Pada tanggal 4 April 1946 pukul 10.00 WIB, Menteri Pertahanan, Mr.Amir Sjarifoeddin, memerintahkan dr. Roebiono, seorang dokter di Kementerian Pertahanan Bagian B untuk membentuk badan pemberitaaan rahasia yang disebut Dinas Code. Untuk mendukung pelaksanaan Dinas Code dalam mengkomunikasikan berita rahasia, pada saat yang sama dibangun sarana telekomunikasi berupa pemancar radio telegrafi. Saat itu, operasional Dinas Code menggunakan suatu sistem yang sangat sederhana dalam bentuk buku kode yang dikenal “Buku Code C” terdiri dari 10.000 kata (dibuat sebanyak 6 rangkap) diawali untuk hubungan komunikasi pemberitaan rahasia antara Pemerintah RI di Yogyakarta dengan para pimpinan nasional di Jawa Barat (Tasikmalaya, Garut, Karawang, Banten dan Cirebon), Jawa Timur (Jember, Jombang dan Mojokerto), Jawa Tengah (Solo, Purwokerto, Tegal) dan Sumatra (Pematang Siantar dan Bukit Tinggi) dan Jakarta.

Pada saat itu, beberapa instansi Pemerintah RI selain Kementerian Pertahanan yang menggunakan jasa Dinas Code adalah Markas Besar Tentara (M.B.T), Tentara Rakyat Indonesi (T.R.I) Sumatra, Panitya Oeroesan Pengembalian Orang Djepang Dan Asing (P.O.P.D.A), Pantya Gentjatan Senjata, Divisi I, Gubernur Sumatra. Selain melaksanakan tugas pengamanan berita rahasia, Dinas Code juga bertugas melakukan pemantauan terhadap berita-berita dalam negeri dan luar negeri yang diperlukan oleh Kementerian Pertahanan Bagian B.

Berdasarkan SK. Menteri Pertahanan No. A/126/1947 tanggal 30 April 1947 diadakan fusi Badan-Badan Intelijen pada Kementerian Pertahanan ke dalam satu wadah yang disebut Kementerian Pertahanan Bagian V, dan selanjutnya Dinas Code diubah menjadi Bagian Code KP-V. Bagian code KP-V semula berkantor di dua tempat (Jalan Gondokusuman dan Jalan Batonowarso 4) kemudian menyatu dalam satu kantor yang beralamat di Jalan Batonowarso 32 yang cukup memadai dalam pelaksanaan tugasnya. Sampai akhir tahun 1946 jumlah personel pada Dinas Code sebanyak 19 orang dan setelah fusi kelembagaan menjadi 34 orang, karena ada tambahan tenaga dari Badan Rahasia Negara Indonesia (B.R.A.N.I) yang kini menjadi Badan Intelijen Negara.

Pada tanggal 21 Juli 1947 Belanda melakukan Agresi Belanda I yang menimbulkan banyak pengorbanan, baik fisik maupun non fisik termasuk terganggunya hubungan dengan luar negeri. Untuk menjaga agar hubungan RI dengan luar negeri tidak terputus, maka diutus Duta Besar pertama kali untuk India beserta staf Dinas Code untuk menangani pengamanan berita rahasia. Pada tanggal 15 Agustus 1947 untuk pertama kalinya diterima berita dari Perwakilan RI di New Delhi dan sejak itulah hubungan komunikasi berita rahasia antara Perwakilan RI di New Delhi dan Pemerintah RI di Yogyakarta berjalan dengan baik melalui PTT dan RRI yang kemudian meluas dengan Perwakilan RI di Singapura, London, Cairo, dan PBB (Lake Success).

Masa Bertahan - Penegakan (1948 - 1949)

Perjanjian Renville (Kapal USS Renville, 8 Desember 194717 Januari 1948)

Untuk memfasilitasi komunikasi rahasia antara Delegasi RI dengan Pemerintah Pusat, Yogyakarta, selama perundingan RI-Belanda di Kapal USS Renville ditugaskan 2 (dua) orang Code Officer (CDO)/Petugas Sandi yaitu Letnan II Marjono IS dan Letnan II Padmowirjono. Sedangkan 2 (dua) orang CDO, Letnan II Oetoro Kolopaking dan Letnan II Parhadi Utomo, bekerja di darat (Jakarta) yang berkantor di bekas Gedung Proklamasi Jl. Pegangsaan Timur no.56. Sistem sandi yang digunakan 3 (tiga) jenis yaitu Buku C (Besar), Sistem Transposisi, dan One Time Pad (OTP).

Perang Kemerdekaan II

Sebelum Penyerangan Belanda ke Kota Yogyakarta pada tanggal 19 Desember 1948, Presiden Soekarno memerintahkan 2 (dua) pengiriman kawat. Satu kawat dikirimkan ke Bukittinggi yang isinya memerintahkan Mr. Syafruddin Prawiranegara untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Sumatra. Sedangkan kawat kedua dikirimkan kepada Mr. A.A. Maramis di New Delhi yang memerintahkan Pembentukan Exit Government di New Delhi jika Pemerintahan Darurat Republik Indonesia di Sumatra tidak berhasil.

Pada Agresi Militer II yang terjadi pada tanggal 19 Desember 1948, Pihak Belanda mendahulukan serangan atas sasaran komunikasi dalam pendudukannya di Yogyakarta sehingga para CDO menghancurkan seluruh dokumen termasuk arsip-arsip sejak Bagian Code berdiri 4 April 1946 agar tidak sampai jatuh ke tangan Belanda sebelum meninggalkan tempat tugasnya. Kemudian para CDO menyebar ke berbagai daerah dr. Roebiono bersama seorang CDO ke Jawa Barat, beberapa orang CDO pindah ke sebuah desa kecil di tepi barat Kali Progo di kaki Pegunungan Menoreh yang bernama Dekso dan berusahma untuk bergabung dengan salah satu kesatuan yang mempunyai hubungan kode, setidaknya pemancar radio (PHB). Ternyata tidak jauh dari Dekso, di desa Banaran, terdapat Wakil Kepala Staf Angkatan Perang Kolonel TB. Simatupang.

Selama di Dekso, Letnan II Soemarkidjo dan Letnan Md. Soedijatmo membentuk Bagian Code yang berkedudukan di bawah PHB Angkatan Perang dipimpin oleh Mayor Dartodjo. Pengiriman salinan kawat dilakukan menggunakan jasa kurir dari Dukuh ke Banaran. Bagian Code di Dekso mempunyai hubungan komunikasi dengan PDRI (Sumatra), Jawa Barat dan Playen (Gunung Kidul) dengan menggunakan system sandi transposisi, koordinat dan matriks. Sementara 2 (dua) orang CDO lainnya sampai di daerah Gringging, Jawa Timur.

Konferensi Meja Bundar

Penandatanganan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) merupakan titik pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh Belanda dan berakhirnya periode perjuangan bersenjata untuk menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan. Setelah persetujuan KMB tersebut, Pasukan Pemerintah/TNI yang berada di sekitar kota diperintahkan untuk masuk ke kota Yogyakarta termasuk Bagian Code yang sebelumnya bertempat di Dekso. Bagian Code menempati sebuah gedung sekolah di dekat Stadion Kridosono yang merupakan juga Markas PHB Angkatan Perang.

Setelah pengakuan kedaulatan inilah Dinas Kode mengenal penggunaan mesin-mesin sandi untuk mendukung kegiatan komunikasi rahasia. Kemudian pada bulan Desember 1949 dikirimlah 3 (tiga) orang CDO, Munarjo, Sumarkidjo dan Maryono Idris Sunarmo, untuk memperdalam ilmu kriptologi di Belanda.

Masa Pemantapan dan Pengembangan (1949–2017)

Bagian Kode Setelah Pengakuan Kedaulatan RI (Tahun 1950–1960)

Konferensi Meja Bundar telah menghasilkan kesepakatan antara lain pemindahan ibu kota dari Yogyakarta ke Jakarta. Berkaitan dengan kepindahan seluruh aparat pemerintah, kepindahan kementrian pertahanan dan staf angkatan perang dilaksanakan sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pertahanan RI tanggal 16 Januari 1950, sesuai dengan lampiran Surat Keputusan tersebut Bagian Kode dimasukkan dalam staf G Angkatan Darat bersama Militair Security (G-I), yang selanjutnya Bagian Kode berubah nama menjadi Jawatan Sandi.

Sejak tanggal 14 Februari 1950 sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Serikat Nomor 65 Tahun 1950, Jawatan Sandi dipindahkan dari Kementrian Pertahanan dan ditempatkan langsung di bawah Perdana Menteri dan untuk urusan personel secara administratif tetap di bawah Kementrian Pertahanan. Setelah berada di bawah Perdana Menteri maka Jawatan Sandi menjadi lebih berkembang tidak hanya untuk kepentingan pertahanan namun untuk seluruh pemerintahan.

Dengan keluarnya Keputusan Presiden tersebut maka Jawatan Sandi sudah mulai menapak menyusuri kemandirian dirinya sebagai suatu organisasi melalui penataan organisasi, kebijakan persandian, penambahan dan penataan personel, dan penempatan gedung tersendiri yaitu di Jalan Tosari Jakarta.

Kebijakan persandian yang ditata adalah:

  • Penyediaan sistem-sistem penyandian yang dapat dipertanggungjawabkan secara kriptografis,
  • Melaksanakan sendiri kegiatan komunikasi rahasia dari berbagai instansi dan secara kuantitas berita-berita rahasia tersebut datang dari Kementrian Pertahanan dan Kementrian Luar Negeri.
  • Mengeluarkan crypto clearence secara selektif dan ketat bagi personel yang akan menangani kegiatan persandian pada instansi pemerintah.

Sejalan dengan upaya peningkatan efektivitas dan efisiensi organisasi maka pada tahun 1952 dilakukan usaha Desentralisasi dalam bidang operasional persandian, antara lain:

  • Hubungan persandian diserahkan kepada masing-masing instansi, yaitu Kementrian Pertahanan dan Kementrian Luar Negeri.
  • Pemenuhan personel sandi oleh masing-masing instansi.
  • Pengelolaan peralatan dan sarana lainnya.

Jawatan Sandi juga telah berupaya memperkuat tugas dan fungsinya yaitu dalam hal penyediaan dan pengamanan terhadap sistem sandi yang dibuat agar memiliki kemampuan untuk menanggulangi kriptanalisis pihak lawan.

Jawatan Sandi sebagai Pusat Persandian Indonesia (Tahun 1960–1972)

Untuk lebih memantapkan kedudukan Jawatan Sandi sebagai pusat persandian Indonesia maka dikeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 321 Tahun 1960 Diarsipkan 2018-11-14 di Wayback Machine. yang mengatur mengenai ruang lingkup kegiatan persandian, dimana Jawatan Sandi merupakan Badan Pemerintahan tertinggi yang langsung di bawah Perdana Menteri/Menteri Pertama Republik Indonesia dengan dipimpin oleh seorang Kepala Jawatan yang diangkat oleh Presiden atas usul Perdana Menteri/Menteri Pertama Republik Indonesia.

Tugas-tugas pokok Jawatan Sandi di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Memelihara keamanan serta mengadakan tindakan-tindakan pengamanan terhadap pemberitaan rahasia pemerintah yang disalurkan melalui perhubungan sandi.
  • Mengorganisir/membentuk bagian-bagian sandi pada instansi pemerintah baik militer maupun sipil yang membutuhkan perhubungan pemberitaan rahasia dengan jalan sandi-menyandi.
  • Mengatur penggunaan alat-alat sandi, memikirkan, dan menyempurnakan cara pemakaiannya dalam lapangan keteknikan mesin-mesin sandi.

Untuk memperkuat tugas dan fungsi Jawatan Sandi maka diterbitkan Kepres Nomor 188 Tahun 1962 yang isi pokoknya adalah menambahkan tugas Jawatan Sandi yaitu menyelenggarakan pendidikan bagi calon-calon tenaga sandi atau pendidikan keahlian.

Situasi politik pada sekitar tahun 1965 tidak menentu yang diakhiri dengan Peristiwa G30S/PKI. Setelah kejadian G30S/PKI tersebut pemerintah melakukan Clearence Test terhadap personel sandi seperti halnya yang dilakukan oleh instansi lainnya. Hasil dari Clearence Test tersebut menunjukkan tidak seorangpun personel sandi dinyatakan terlibat G30S/PKI. Hasil tersebut sebagai bukti bahwa memang sejak awal telah digariskan dengan tegas bahwa personel sandi harus berada pada posisi netral, tidak ikut dalam kegiatan politik dan bekerja hanya untuk kepentingan negara.

Pembentukan Lembaga Sandi Negara (1972–2017)

Pengertian Jawatan yaitu suatu instansi yang memiliki badan-badan atau instansi yang menjadi bagian dan secara organisatoris berada dalam wewenang kebijakan instansi induk, dari pengertian tersebut Jawatan Sandi tidak memasuki kriteria karena tidak memiliki badan atau instansi yang secara langsung berada di bawah wewenang kebijaksanaan secara organisatoris Jawatan Sandi kecuali kalau secara teknis kriptografis memang tetap ada hubungan konsultasi.

Atas dasar pertimbangan tersebut kelembagaan Jawatan Sandi diubah menjadi Lembaga Sandi Negara sesuai dengan Keppres Nomor 7 Tahun 1972 Diarsipkan 2018-11-14 di Wayback Machine. yang mengatur kedudukan atau status, fungsi, dan tugas pokok Lembaga Sandi Negara. Lembaga Sandi Negara merupakan suatu Badan Pusat Persandian Negara Republik Indonesia dan berkedudukan langsung di bawah Presiden serta bertanggungjawab kepada Presiden. Fungsi Lembaga Sandi Negara adalah mengatur, mengkoordinir, dan menyelenggarakan hubungan persandian secara tertutup dan rahasia antara aparatur negara baik di Pusat maupun daerah dan hubungan persandian ke luar negeri.

Untuk menyelenggarakan fungsinya, Lembaga Sandi Negara mempunyai tugas pokok yaitu:

  • Menetapkan kebijaksanaan pelaksanaan di bidang persandian negara sesuai dan berdasarkan kebijaksanaan umum pemerintah.
  • Mengatur, mengkoordinasikan dan mengendalikan hubungan persandian dan kegiatan-kegiatan badan-badan persandian terutama dalam pengamanan dan pemberitaan rahasia negara.
  • Menyelenggarakan pendidikan khusus dibidang persandian.
  • Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan persandian
  • Menyelenggarakan koordinasi penggunaan personel maupun materiil persandian.

Tentang

Lembaga Sandi Negara atau disingkat Lemsaneg atau diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi National Crypto Agency adalah institusi pemerintah Republik Indonesia yang secara resmi menjadi pengelola persandian dan rahasia negara.

Selain memiliki tugas mengamankan informasi rahasia negara, Lembaga Sandi Negara (disingkat Lemsaneg) juga memiliki tugas lain, yaitu memperoleh informasi melalui analisis informasi rahasia pihak asing. Informasi tersebut diperoleh dengan melakukan kegiatan intelijen sinyal. Kegiatan memperoleh informasi asing tersebut merupakan bagian dari pelaksanaan salah satu fungsi intelijen, yaitu fungsi penyelidikan.

Sehingga Lemsaneg memiliki dua misi utama, yaitu Penjaminan Keamanan Informasi, dan Intelijen Sinyal. Kedua misi tersebut selaras dengan misi yang dimiliki oleh badan persandian beberapa negara asing, seperti NSA (Amerika Serikat), GCHQ (Inggris), dan DSD (Australia).

Struktur Organisasi Lemsaneg dicatat dalam lembaran negara berupa Keputusan Presiden (keppres) RI no. 103 tahun 2001. Menurut keppres ini, Lemsaneg dikepalai oleh seorang kepala Lemsaneg yang dibantu oleh tiga orang deputi dan seorang sekretaris utama. Kepala Lemsaneg bertanggung jawab langsung kepada Presiden Indonesia.

Para Kepala Lemsaneg dari awal berdirinya adalah:

  1. Mayor Jenderal TNI (purn) dr. Roebiono Kertopati: 1946–1984 (pendiri)
  2. Laksamana Muda TNI (purn) Soebardo: 1986–1998
  3. Laksanama Muda TNI (purn) B.O. Hutagalung: 1998–2002
  4. Mayor Jenderal TNI H. Nachrowi Ramli, SE: 2002–2008
  5. Mayor Jenderal TNI Wirjono Budiharso, SIP: 2009–2011
  6. Mayor Jenderal TNI DR. Djoko Setiadi, M.Si.: 2011–2017

Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara Nomor OT.001/PERKA.122/2007 Diarsipkan 2018-11-14 di Wayback Machine. tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Sandi Negara, Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintah di bidang persandian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Lemsaneg menyelenggarakan fungsi:

  1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang persandian;
  2. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas lemsaneg;
  3. Fasilitas dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang persandian;
  4. Penyelenggaraan pembinaan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Aceh Tribun News: Indonesia Resmi Miliki Badan Siber dan Sandi Negara, diakses 2 Juni 2017

Pranala luar


Read other articles:

Tropaeum Romawi Tropaion (bahasa Yunani: τρόπαιον, bahasa Latin: tropaeum), yang berasal dari kata Inggris, trofi, adalah sebuah monumen yang didirikan untuk memperingati kemenangan atas musuh oleh Bahasa Yunani Kuno dan kemudian, oleh Romawi. Baju zirah musuh yang kalah akan digantung di atas monumen. Awalnya, lokasi monumen adalah medan perang tempat berlangsungnya peringatan kemenangan. Galeria Pemandangan Tropaeum di Tropaeum Alpium dengan laki-laki di sebelah kiri dan peremp…

Église de la Madeleine Église de la Madeleine atau kurang formal, La Madeleine, adalah gereja paroki Katolik di Place de la Madeleine di arondisemen ke-8 Paris. Itu direncanakan oleh Louis XV sebagai titik fokus dari Rue Royal baru, yang mengarah ke Place Louis XV yang baru, Place de la Concorde saat ini[1]. Itu didedikasikan pada 1764 oleh Louis XVI, tetapi pekerjaan dihentikan karena Revolusi Perancis. Napoleon Bonaparte mendesain ulang dengan gaya Neoklasik untuk menjadi monumen kej…

Untuk pengertian lain, silakan lihat Faro (disambiguasi) Untuk kepulauan otonomi Denmark, silakan lihat Faroe Farø ialah sebuah pulau di antara Sjælland dan Falster. Jembatan Faroe (Farøbroerne) menghubungkan Sjaelland dengan Falster melalui Farø. Sebuah bendungan menghubungkan Farø dengan Bogø. Bendungan ini juga terhubung dengan Farobroerne. Luas wilayah: 0,93 km². Penduduk: 4 (1 Januari 2006). 54°57′1″N 11°59′29″E / 54.95028°N 11.99139°E / 54.95…

Lambang kotamadya Øksnes Øksnes ialah sebuah kotamadya di provinsi Nordland, Norwegia. Nama Kotamadya ini (awalnya paroki) dinamai menurut pertanian kuno Øksnes (Norse Yxnes), sejak gereja pertama dibangun di sini. Unsur pertama kemungkinan adalah nama lama pulau Skogsøya (Norse *Yxn), unsur terakhir ialah nes yang berarti 'semenanjung'. Nama lama pulau itu identik dengan yxn (bentuk jamak uxi). Lambang Lambangnya berasal dari masa modern (1986). Menampilkan 2 mata kail. Artikel bertopik geo…

Amal ClooneyClooney pada 2018LahirAmal Alamuddin3 Februari 1978 (umur 46)Beirut, LebanonKebangsaanInggrisLebanon]]Almamater St Hugh's College, Oxford New York University School of Law PekerjaanBarrister-at-lawTahun aktif2000–sekarangSuami/istriGeorge Clooney ​(m. 2014)​Anak2 Amal Clooney (née Alamuddin; Arab: أمل علم الدينcode: ar is deprecated ; lahir 3 Februari 1978)[1] adalah seorang barrister Lebanon-Inggris di Doughty Street Chamb…

Bagian dari seriIlmu Pengetahuan Formal Logika Matematika Logika matematika Statistika matematika Ilmu komputer teoretis Teori permainan Teori keputusan Ilmu aktuaria Teori informasi Teori sistem FisikalFisika Fisika klasik Fisika modern Fisika terapan Fisika komputasi Fisika atom Fisika nuklir Fisika partikel Fisika eksperimental Fisika teori Fisika benda terkondensasi Mekanika Mekanika klasik Mekanika kuantum Mekanika kontinuum Rheologi Mekanika benda padat Mekanika fluida Fisika plasma Termod…

1999 film by Jane Campion For other uses, see Holy Smoke! (disambiguation). Holy Smoke!Theatrical release posterDirected byJane CampionWritten byAnna CampionJane CampionProduced byJan ChapmanStarring Kate Winslet Harvey Keitel CinematographyDion BeebeEdited byVeronika JenetMusic byAngelo BadalamentiDistributed byMiramax Films[a]Release dates 4 September 1999 (1999-09-04) (Venice) 3 December 1999 (1999-12-03) (U.S.)[2] 26 December 19…

Antonov An-124 Un Antonov An-124 Rôle Avion de transport Constructeur puis Antonov Équipage 6 Premier vol 26 décembre 1982 Investissement $ 150-200 millions Production 85 Dimensions Longueur 69,1 m Envergure 73,3 m Hauteur 21,08 m Aire alaire 628 m2 Masse et capacité d'emport Max. à vide 175 t Max. au décollage 392 t Kérosène 267 175 l Motorisation Moteurs 4 réacteurs double flux triple corps Ivtchenko-Progress D-18T Performances Vitesse de croisi…

Type of knot Blake's hitchCategoryHitchOriginHeinz ProhaskaRelatedPrusik knot, Sailor's hitch, Bachmann knot, Klemheist knotTypical useClimbing The Blake's hitch is a friction hitch commonly used by arborists and tree climbers as an ascending knot. Unlike other common climbing hitches, which often use a loop of cord, the Blake's hitch is formed using the end of a rope. Although it is a stable knot, it is often backed up with a stopper knot, such as a figure-of-eight knot, for safety. It is used …

† Человек прямоходящий Научная классификация Домен:ЭукариотыЦарство:ЖивотныеПодцарство:ЭуметазоиБез ранга:Двусторонне-симметричныеБез ранга:ВторичноротыеТип:ХордовыеПодтип:ПозвоночныеИнфратип:ЧелюстноротыеНадкласс:ЧетвероногиеКлада:АмниотыКлада:СинапсидыКл…

Sutor redirects here. For other uses, see Sutor (disambiguation). Rimavska Sobota District in the Banská Bystrica region Sútor (Hungarian: Szútor) is a village and municipality in the Rimavská Sobota District of the Banská Bystrica Region of southern Slovakia. 6: Banská Bystrica Region External links http://www.statistics.sk/mosmis/eng/run.html vteMunicipalities of Rimavská Sobota District Hnúšťa Rimavská Sobota Tisovec Abovce Babinec Barca Bátka Belín Blhovce Bottovo Budikovany Cak…

History United States NameUSS Shadwell NamesakeShadwell, Virginia BuilderNewport News Shipbuilding and Drydock Co., Newport News, Virginia Laid down17 January 1944 Launched24 May 1944 Commissioned24 July 1944 Decommissioned10 July 1947 Recommissioned20 September 1950 Decommissioned9 March 1970 Stricken1 November 1976 Honors andawards1 battle star (World War II) Fate Training ship from 1988 to 2017 Decommissioned and scrapped in situ, 2017 General characteristics Class and typeCasa Grande-class d…

Vous lisez un « article de qualité » labellisé en 2011. Paul Kane, Camping on the Prairie, huile sur papier imprimée en 1846. La scène montre Paul Kane (1810-1871) accompagné de son guide dans les Grandes Plaines du Dakota. American Progress. Représentation de la conquête de l'Ouest américain en 1872 par John Gast. La conquête de l'Ouest est le processus de colonisation, par des populations essentiellement d'origine européenne et le gouvernement des États-Unis au XIXe …

American college football season 1915 LSU Tigers footballConferenceSouthern Intercollegiate Athletic AssociationRecord6–2 (4–0 SIAA)Head coachE. T. McDonald (2nd season)CaptainAlf ReidHome stadiumState FieldSeasons← 19141916 → 1915 Southern Intercollegiate Athletic Association football standings vte Conf Overall Team W   L   T W   L   T Vanderbilt $ 5 – 0 – 0 9 – 1 – 0 Alabama 5 – 0 – 0 6 – 2 –…

Agim Ibraimi Ibraimi membawa bola melewati hadangan Andrei Arshavin ketika bermain untuk timnas Makedonia (kiri)Informasi pribadiNama lengkap Agim IbraimiTanggal lahir 29 Agustus 1988 (umur 35)Tempat lahir Tetovo, RFS YugoslaviaTinggi 1,78 m (5 ft 10 in)Posisi bermain Gelandang serangInformasi klubKlub saat ini MariborNomor 10Karier junior ShkëndijaKarier senior*Tahun Tim Tampil (Gol)2005–2006 Shkëndija 49 (3)2006–2008 Red Bull Salzburg Juniors 11 (4)2008–2010 Olimpij…

Cloud Aerosol Transport System with its door open The Cloud Aerosol Transport System (CATS) was a light detection and ranging remote sensing instrument designed to measure the location, composition and distribution of pollution, dust, smoke, aerosols and other particulates in the atmosphere. CATS was installed on the Kibo module of the International Space Station and was expected to run for at least six months, and up to three years.[1] It was launched in January 2015 aboard the SpaceX C…

Activities by the CIA in Vietnam CIA activities in Vietnam were operations conducted by the Central Intelligence Agency in Vietnam from the 1950s to the late 1960s, before and during the Vietnam War. After the 1954 Geneva Conference, North Vietnam was controlled by communist forces under Ho Chi Minh's leadership. South Vietnam, with the assistance of the U.S., was anti-communist under Ngo Dinh Diem's leadership. The economic and military aid supplied by the U.S. to South Vietnam continued until …

Era's main scholarly literature (1863–1877) A political cartoon of Andrew Johnson and Abraham Lincoln, 1865, entitled The Rail Splitter At Work Repairing the Union. The caption reads (Johnson): Take it quietly Uncle Abe and I will draw it closer than ever. (Lincoln): A few more stitches Andy and the good old Union will be mended. This is a selected bibliography of the main scholarly books and articles of Reconstruction, the period after the American Civil War, 1863–1877 (or 1865 to 1877). Se…

The Yellowstone National Park Protection Act was a law passed by the 42nd US Congress and signed into law by President Ulysses S. Grant on March 1, 1872, creating Yellowstone National Park.[1] Yellowstone was the first national park in the US and is considered to be the first national park in the world.[2] Yellowstone National Park Protection Act Wikisource has original text related to this article: Yellowstone National Park Protection Act References ^ Act Establishing Yellowston…

Theatre in Battersea, London, England Turbine TheatreAddressArches Lane, Circus West VillageLondon, SW11 8ABUnited KingdomOperatorBattersea Power Station Development CompanyTypeCommercial producing theatreCapacity94Opened6 September 2019; 4 years ago (2019-09-06)Websitewww.theturbinetheatre.com The Turbine Theatre is a commercial theatre on the banks of the River Thames at Battersea in the London Borough of Wandsworth, which opened in 2019. The theatre was established as part o…

Kembali kehalaman sebelumnya