Lorenzo Ruiz
Santo Lorenzo Ruiz dari Manila (bahasa Tagalog: San Lorenzo Ruiz ng Maynila; bahasa Spanyol: San Lorenzo Ruiz de Manila; bahasa Latin: Sanctus Laurentius Ruiz Manilensis; sekitar 1600 – 29 September 1637) adalah seorang santo Filipina yang dimuliakan dalam Gereja Katolik Roma. Sebagai seorang Tionghoa Filipina, ia menjadi protomartir di negara tersebut setelah penghukuman matinya di Jepang oleh Keshogunan Tokugawa pada saat penganiayaannya terhadap Kristen Jepang pada abad ke-17. Santo Lorenzo adalah santo pelindung Filipina dan orang Filipina. Kehidupan awalLorenzo Ruiz lahir di Binondo, Manila dari seorang ayah Tionghoa dan seorang ibu Filipina yang keduanya adalah Katolik. Ayahnya mengajarkannya bahasa Tionghoa sementara ibunya mengajarkan bahasa Tagalog.[1][2] Ruiz bertugas sebagai putra altar di Gereja Binondo. Setelah didik oleh para biarawan Dominikan selama beberapa tahun, Ruiz diberi gelar escribano (kaligrafer) karena kemampuan penmanshipnya. Ia menjadi anggota Cofradia del Santísimo Rosario (Konfraternitas Rosario Paling Kudus). Ia menikah dengan Rosario, seorang pribumi, dan mereka memiliki dua putra dan seorang putri.[3] Keluarga Ruiz biasanya memimpin kedamaian, keagamaan, dan kehidupan yang berisi. Pada 1636, ketika bekerja sebagai clerk pada Gereja Binondo, Ruiz yang tidak bersalah dituduh membunuh seorang Spaniard. Ruiz diberikan suaka untuk naik sebuah kapal bersama dengan tiga pendeta Dominikan: Santo Antonio Gonzalez; Santo Guillermo Courtet; Santo Miguel de Aozaraza, seorang pendeta Jepang; Santo Vicente Shiwozuka de la Cruz; dan seorang Santo awam berpenyakit kusta yang bernama Lázaro dari Kyoto. Ruiz dan para pengikutnya pergi ke Okinawa pada 10 Juni 1636, bersama dengan Romo-Romo Dominikan dan Fr Giovanni Yago.[1][2][4] KemartiranKeshogunan Tokugawa menganiaya Kristen pada waktu Ruiz datang ke Jepang. Para misionaris ditangkap dan dimasukkan ke penjara, dan setelah dua tahun, mereka ditransfer ke Nagasaki untuk dihadapkan dengan hukuman. Ia dan para pengikutnya dihadapkan dengan jenis hukuman yang berbeda.[3] Pada 27 September 1637, Ruiz dan para pengikutnya dibawa ke Bukit Nishizaka, dimana mereka dihukum dengan cara digantung diatas sebuah pit. Bentuk hukuman ini dikenal sebagai tsurushi (釣殺し) dalam bahasa Jepang atau horca y hoya ("gallows dan pit") dalam bahasa Spanyol. Jenazahnya dikremasi, dan abunya ditenggelamkan ke laut.[1][2][4] KesantoanPenyebab beatifikasi dan kanonisasiPositio Super Introductione Causae atau penyebab beatifikasi St. Lorenzo Ruiz ditulis oleh seorang sejarawan, Fr. Fidel Villarroel, O.P. Ruiz dibeatifikasikan pada saat kunjungan kepausan Paus Yohanes Paulus II di Filipina.[5][6][7] Ini adalah upacara beatifikasi pertama yang diadakan di luar Vatikan dalam sejarah. San Lorenzo Ruiz dikanonisasikan oleh Paus yang sama di Vatican City pada 18 Oktober 1987, yang menjadikannya sebagai santo Filipina pertama.[1][2][4] MukjizatKanonisasinya berdasarkan pada sebuah mukjizat yang terjadi pada 1983, ketika Cecilia Alegria Policarpio, seorang perempuan berusia 2 tahun sembuh dari atrofi otak (hidrosefalus), yang terjadi setelah keluarga dan para pendukungnya berdoa kepada Ruiz untuk kesembuhannya. Ia didiagnosis dengan kondisi tersebut tak lama setelah lahir dan dirawat di Pusat Pengobatan Magsaysay.[8] Tempat dan bangunan yang dinamakan Lorenzo RuizDi FilipinaTempat
Gereja
Institusi pendidikan
Lain-Lain
Luar negeriGereja
Institusi pendidikan
Lain-lain
Tribut lainnyaLorenzo Ruiz masuk dalam Communion of Saints Tapestries karya pelukis Amerika John Nava, sebuah penggambaran dari 135 santo/santa dan beati yang digantung di dalam Katedral Bunda dari Angels di Los Angeles, California.[10] Pada 28 September 2007, Gereja Katolik merayakan peringatan ke-20 kanonisasi Ruiz. Kardinal yang kemudian menjadi Uskup Agung Manila yang bernama Gaudencio Rosales berkata: “Kahit saan nandoon ang mga Pilipino, ang katapatan sa Diyos ay dala-dala ng Pinoy.” ("Dimanapun orang Filipina, Pinoy mengirimkan fidelitas kepada Allah.")[11] Dalam budaya populerFilm dan teater
Buku
Lihat pula
Referensi
Pranala luar
|