Majasto, Tawangsari, Sukoharjo
Padi merupakan hasil bumi utama di Desa Majasto dengan lima kali panen dalam kurun waktu dua tahun. Sistem irigasi yang digunakan adalah mengandalkan air yang berasal dari Waduk Gajah Mungkur yang kemudian dialirkan ke sawah-sawah dengan menggunakan diesel. Nantinya, petani harus menyisihkan beberapa baris padinya sebagai upah pengelola (pemilik) diesel yang digunakan untuk menyedot aliran air di sungai. Desa Majasto memiliki tempat pemancingan yang terletak tidak jauh dari Balai Desa Majasto. Selain pemancingan, Desa majasto juga menjadi tujuan wisata religi yang ramai dikunjungi wisatawan pada hari-hari tertentu. Desa Majasto juga menjadi tujuan wisata oleh wisatawan dari luar Desa Majasto karena fashionnya. Terdapat beberapa toko pakaian yang sering ramai dikunjungi oleh pembeli. Desa Majasto tidak hanya peduli dengan kulinernya (aneka produk UMKM, seperti kembang goyang, keripik basreng dan bawang goreng), tapi juga peduli dengan pemberdayaan masyarakatnya, seperti dengan adanya pojok baca, bimbingan belajar, latihan tari bersama, serta daur ulang sampah. Pranala luar
Pembagian wilayahDesa Majasto terdiri dari dukuh/dusun:[1]
Referensi
|