Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

 

Museum Negeri Gayo

Museum Negeri Gayo merupakan museum yang terletak di Kabupaten Aceh Tengah. Museum ini diresmikan oleh pemerintah daerah Kabupaten Aceh Tengah pada tanggal 26 September 2005. Arsitektur bangunan pada museum tersebut mengggunakan ornamen tradisional dari etnis Gayo.

Latar belakang

Masyarakat Gayo memiliki sejarah dan budaya yang lebih spesifik, sehingga diperlukan pembangunan Museum Negeri Gayo sebagi tempat menyimpan koleksi benda-benda sejarah Gayo itu. Dengan adanya museum ini, para wisatawan, ilmuwan dan pemerhati budaya dapat melihat benda bersejarah untuk meneliti sejarah masyarakat Gayo. Koleksi mahakarya di Museum Negeri Gayo berupa benda-benda peninggalan sejarah dan pra-sejarah Gayo yang ditemukan di Loyang Mendale dan Ujung Karang oleh peneliti Balai Arkeologi Medan. Benda-benda tersebut antara lain berupa peninggalan artefak dan ekofak dari kehidupan pra-sejarah pada masyarakat Gayo .

Koleksi museum

Koleksi unggulan dari Museum Negeri Gayo ialah sebuah tiruan kerangka manusia prasejarah yang hidup 3.500 tahun lalu.[1] Selain itu, terdapat koleksi pakaian kerawang Gayo, foto Gayo tempo dulu, tempayan dan nengel (alat sebagai pengganti cangkul).

Waktu kunjung museum

Waktu kunjung museum pada hari biasa dilaksanakan pada Senin sampai dengan Jumat pada pukul 08.00 s/d 14.00 WIB. Pada hari libur nasional, operasional dari Museum Negeri Gayo tersebut tutup.

Fasilitas

Fasilitas yang terdapat di Museum Gayo antara lain berupa ruang pameran tetap, auditorium, perpustakaan, laboratorium konservasi, penyimpanan koleksi, toilet dan parkir.[2]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Rusmiyati, dkk. (2018). Katalog Museum Indonesia Jilid I (PDF). Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. hlm. 12. ISBN 978-979-8250-66-8. 
  2. ^ Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan (2012). Album Budaya: Direktori Museum Indonesia (PDF). Jakarta: Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 653–658. 
Kembali kehalaman sebelumnya