Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

 

Peperangan Liga Delos

Peperangan Liga Delos
Bagian dari Perang Yunani-Persia

Reruntuhan Delos, loksai baitulmal Liga Delos sampai tahun 454 SM
Tanggal477–449 SM
LokasiYunani daratan, Thrakia, Asia Kecil, Siprus, dan Mesir
Hasil Kemenangan Liga Delos, Perdamaian Kallias[1]
Perubahan
wilayah
Persia kehilangan kendali atas Thrakia, Aigea, dan pesisir barat Asia Kecil
Pihak terlibat
Liga Delos Kekasiaran Persia dan sekutunya
Tokoh dan pemimpin
Perikles
Kimon
Xerxes I
Artaxerxes I
Artabazos
Megabyzos

Peperangan Liga Delos (477–449 SM) adalah serangkaian konflik militer yang terjadi antara Liga Delos (yang meliputi Athena dan para sekutunya) melawan Kekasiaran Persia. Konflik ini merupakan kelanjutan dari perang Yunani-Persia.

Pada invasi kedua Persia ke Yunani, pasukan Yunani, yang dipimpin oleh Athena dan Sparta, berhasil mengalahkan Persia. Yunani menindaklanjuti kesuksesan mereka dengan menaklukkan garnisun Persia di Sestos dan Byzantion pada tahun 479 dan 478 SM. Setelah membebaskan Byzantion, Sparta tidak lagi ikut serta dalam kampanye militer Yunani dan memilih untuk mundur. Setelah itu sebuah persekutuan baru dibentuk, dikenal sebagai Liga Delos, dengan dipimpin oleh Athena. Selama 30 tahun berikutnya, Athena memanfaatkan Liga ini ini membentuk Kekaisaran Athena.

Sepanjang tahun 470-an SM, Liga Delos melakukan kampanye militer di Thrakia dan Aigea untuk menghilangkan kekuasaan Persia di sana. Kampanyenya banyak dilakukan di bawah komando politisi Athea, Kimon. Pada awal dekade berikutnya, Kimon melakukan kampanye militer di Asia Kecil, berusaha memperkuat posisi Yunani di sana. Pada Pertempuran Eurymedon di Pamphylia, pasukan Liga Delos meraih kemenangan ganda yang sangat telak, menghancurkan angkatan laut Persia dan kemudian mendaratkan pasukan ke pantai dan berhasil mengalahkan pasukan darat Persia. Setelah kekalahan ini, Persia menjadi bersikap lebih pasif dalam konflik ini dan berusaha untuk tidak terlalu mengambil risiko dalam pertempuran.

Menjelang akhir tahun 460-an SM, Athena melakukan keputusan yang ambisius untuk membantu pemberontakan di kesatrapan Mesir di Kekasiaran Persia. Meskipun pada awalnya pasukan Yunani berhasil memperoleh kesuksesan, tetapi mereka gagal menaklukkan garnisun Persia di Memphis, meskipun telah mengepungnya selama tiga tahun. Persia lalu melakukan serangan balasan, dan pasukan Athena malah balik dikepung selama 18 bulan sebelum akhirnya disapu habis. Bencana ini, ditambah dengan peperangan yang sedang berlangsung di Yunani, memaksa Athena untuk menghentikan kampanyenya melawan Persia. Pada tahun 51 SM, perjanjian damai disepakati di Yunani sehingga Kimon dapat memimpin lagi ekspedisi melawan Persia, tepatnya ke Siprus. Namun, ketika sedang mengepung Kition, Kimon meninggal, dan pasukan Athena terpaksa mundur, memenangkan kemenangan ganda lainnya pada Pertempuran Salamis-di-Siprus. Kampanye ini juga menandai akhir perseteruan antara Liga Delos dan Persia, dan beberapa sejarawan kuno mengklaim bahwa konflik tersebut usai dengan suatu kesepakatan damai, disebut Perdamaian Kallias, yang disepakati oleh kedua belah pihak.

Catatan kaki

  1. ^ http://www.britannica.com/EBchecked/topic/156539/Delian-League Encyclopedia Britannica: Delian League (Citation: While the Athenians and allies were campaigning successfully against the Spartans, subjugating Aegina, Boeotia, and central Greece, further expansion was checked when the league fleet was virtually destroyed in Egypt. Fearing the Persians would mount an offensive following such a naval defeat, the Athenians transferred the league treasury to Athens (454). Within the next five years, with the resolution of difficulties with Sparta (five-year truce, 451) and Persia (Peace of Callias, c. 449/448), the league became an acknowledged Athenian empire.)
Kembali kehalaman sebelumnya