Phillips Academy Andover
Phillips Academy Andover (juga dikenal sebagai Andover atau PA) adalah sekolah persiapan universitas dengan asrama untuk siswa kelas 9-12, beserta pasca kelulusan (post-graduate). Sekolah ini berada di Andover, Massachusetts, Amerika Serikat, 40 km sebelah utara Boston. Phillips Academy memiliki 1.150 siswa, dan merupakan sekolah yang sangat selektif, menerima 13% pendaftarnya dengan hasil penerimaan sebesar 86% (tahun 2017). Sekolah ini adalah bagian dari Eight School Association, Ten Schools Admission Organizatiom, serta G30 Schools Group. Kepala Sekolah saat ini adalah Dr. Raynard S. Kington. Didirikan pada 1778, Andover adalah salah satu sekolah menengah atas tertua yang berdiri di Amerika Serikat. Sekolah ini telah mendidik banyak alumni terkenal sepanjang sejarahnya, termasuk presiden Amerika George H.W. Bush dan George W. Bush, kepala negara asing, banyak anggota DPR Amerika Serikat, lima peraih Nobel dan enam penerima Medal of Honor.[2] Sekolah ini telah disebut oleh banyak sumber kontemporer sebagai sekolah berasrama paling elit di Amerika.[3][4][5][6] Sekolah ini berubah menjadi ko-edukasi pada tahun 1973 setelah bergabung dengan sekolah khusus perempuan Abbot Academy yang berada di dekat Andover.[7] SekilasPhillips Academy adalah salah satu sekolah tertua di Amerika Serikat,[8] didirikan pada tahun 1778 oleh Samuel Phillips, Jr. Pamannya, Dr. John Phillips, kemudian mendirikan Phillips Exeter Academy pada tahun 1781. Dana Phillips Academy mencapai lebih dari satu miliar dolar per Februari 2016.[9] Andover berada di bawah naungan dewan pengawas, yang dipimpin oleh Peter Currie, pebisnis dan mantan direktur keuangan di Netscape, yang mengambil alih sebagai presiden Dewan Pengawas Phillips Academy pada tanggal 1 Juli 2012.[10][11] Pada tanggal 5 Desember 2019, Dr. Raynard S. Kington, Presiden ke-13 Grinnell College, diangkat sebagai Kepala Sekolah ke-16.[12] Phillips Academy hanya menerima siswa laki-laki sampai sekolah tersebut menjadi ko-edukasi pada tahun 1973, tahun bersatunya Phillips Academy dengan Abbot Academy, sebuah sekolah asrama untuk anak perempuan juga di Andover. Abbot Academy, didirikan pada tahun 1828,[7] adalah salah satu sekolah pertama yang didirikan untuk anak perempuan di New England. Kepala sekolah Theodore Sizer dari Phillips dan Donald Gordon dari Abbot mengawasi merger tersebut. Andover secara tradisional mendidik siswanya untuk Yale, sama seperti Phillips Exeter Academy mendidik siswanya untuk Harvard, dan Lawrenceville mempersiapkan siswanya untuk Princeton. Surat kabar yang dikelola siswa di sekolah, The Phillipian,[13] adalah surat kabar sekolah menengah tertua di Amerika Serikat, surat kabar sekolah menengah tertua berikutnya adalah The Exonian, surat kabar mingguan di Phillips Exeter Academy.[14] The Phillipian pertama kali diterbitkan pada tanggal 28 Juli 1857, dan telah diterbitkan secara terus-menerus sejak 1878. Surat kabar ini mendapatkan kebebasan finansial dan editorial dari Phillips Academy, setelah menyelesaikan penggalangan dana sebesar $500.000 pada tahun 2014. Siswa terdiri dari dewan editorial dan membuat semua keputusan untuk makalah tersebut, berkonsultasi dengan dua guru penasihat atas kebijakan mereka sendiri.[15] The Philomathean Society adalah salah satu perkumpulan debat sekolah menengah tertua di negara ini, kedua setelah Daniel Webster Debate Society di Phillips Exeter Academy. Phillips Academy juga mengadakan sekolah musim panas selama lima minggu untuk sekitar 600 siswa yang memasuki kelas 8 hingga 12. SejarahPhillips Academy didirikan selama Revolusi Amerika sebagai sekolah khusus laki-laki pada tahun 1778 oleh Samuel Phillips, Jr. Saingan tradisional Phillips Academy adalah Phillips Exeter Academy, yang didirikan tiga tahun kemudian di Exeter, New Hampshire, oleh paman Samuel Phillips, Dr. John Phillips, yang juga merupakan kontributor utama pendirian Andover. Kedua sekolah tersebut masih mempertahankan persaingan. Tim American football telah bertemu hampir setiap tahun sejak 1878, menjadikannya persaingan SMA tertua di negara ini.[16] Pada tahun 1882, tim lacrosse sekolah menengah atas dibentuk di Phillips Academy, Phillips Exeter Academy, dan Lawrenceville School. Beberapa tokoh dari masa revolusi dikaitkan dengan sekolah. George Washington mengunjungi sekolah tersebut selama masa kepresidenannya pada tahun 1789,[17] dan keponakan Washington kemudian menghadiri sekolah tersebut. John Hancock menandatangani anggaran dasar sekolah dan lambang sekolah dirancang oleh Paul Revere. Selama seratus tahun dalam sejarahnya, Phillips Academy berbagi kampusnya dengan Andover Theological Seminary, yang didirikan di Phillips Hill pada tahun 1807 oleh Calvinis ortodoks yang telah meninggalkan Harvard College setelah menunjuk seorang teolog Unitarian liberal untuk menjadi dosen di bidang keagamaan. Andover Theological Seminary tidak bergantung pada Phillips Academy tetapi berbagi dewan direksi yang sama. Pada tahun 1908, seminari ini meninggalkan Phillips Academy beserta gedung-gedung utamanya: gedung akademik Pearson Hall (dahulu kapel), asrama Foxcroft Hall dan Bartlet Hall.[18] Bangunan-bangunan ini kemudian menjadi bagian dari kampus Andover, yang diperluas pada 1920-an dan 1930-an di sekitar bagian bersejarah ini dengan bangunan baru bergaya Georgia yang serupa: Samuel Phillips Hall, George Washington Hall, Samuel Morse Hall, Paul Revere Hall, Oliver Wendell Holmes Library, Commons, Galeri Seni Amerika Addison dan Kapel Cochran.[19] Sebagian kecil dari kampus Andover dirancang oleh Frederick Law Olmsted, desainer Central Park dan merupakan lulusan sekolah tersebut.[20] Desain lambang sekolah dari Paul Revere menggabungkan lebah, sarang lebah, dan matahari. Moto utama sekolah, Non Sibi, terletak di bawah sinar matahari, berarti "Bukan untuk Diri Sendiri". Moto kedua sekolah tersebut, Finis Origine Pendet, yang berarti "Akhir Tergantung pada Awalnya", diletakkan di bagian bawah lambang.[21] Phillips Academy adalah salah satu sekolah tempat siswa di Misi Pendidikan Tiongkok dikirim untuk belajar oleh pemerintah dinasti Qing dari tahun 1878 hingga 1881. Salah satu siswanya, Liang Cheng, kemudian menjadi duta besar Tiongkok untuk Amerika Serikat.[22] Kurikulum Phillips Academy dan kegiatan ekstrakurikuler meliputi ansambel musik, 30 olahraga kompetitif, surat kabar kampus, stasiun radio, dan klub debat. Pada tahun 1973 Phillips Academy bergabung dengan Abbot Academy, yang didirikan pada tahun 1829 sebagai salah satu sekolah pertama untuk anak perempuan di New England dan diberi nama untuk Sarah Abbot.[23] Setelah muncul di Phillips Academy hampir bersamaan dengan berdirinya sekolah, perkumpulan rahasia secara resmi dibubarkan pada tahun 1949. Meskipun demikian, setidaknya satu perkumpulan rahasia terus ada.[24] Phillips Academy adalah salah satu dari beberapa sekolah menengah atas swasta (yang lain termasuk Roxbury Latin dan St. Andrew School) di Amerika Serikat yang menerima pendaftarnya tanpa syarat finansial pada tahun 2007 dan 2008, dan telah melanjutkan kebijakan ini hingga sekarang.[25] Pada tahun 2013, sekolah menerima 3.029 aplikasi dan menerima 13%, rekor penerimaan terendah untuk sekolah tersebut. Dari mereka yang diterima 79% masuk di sekolah tersebut.[26] AkademisPhillips Academy mengikuti program trimester, di mana satu tahun ajaran dibagi menjadi tiga periode, dengan setiap periode berlangsung sekitar 10 minggu. Kelas diadakan dari Senin sampai Jumat, dengan periode pertama dimulai jam 8:30 dan periode terakhir pada jam 14:50. Pada hari Rabu, kelas diakhiri lebih awal pada pukul 13.00 untuk memberikan lebih banyak waktu bagi atletik, klub, dan pelayanan komunitas.[27] Banyak pelajaran berlangsung selama satu tahun, sementara yang lain hanya berlangsung selama satu atau dua periode. Sebagian besar siswa mengambil lima pelajaran setiap trimester. Siswa empat tahun di Phillips Academy diharuskan mengambil pelajaran bahasa Inggris, bahasa asing, matematika (sampai precalculus), sejarah dan ilmu sosial, ilmu laboratorium, seni, musik, filsafat dan studi agama, dan pendidikan jasmani.[28] Siswa juga dapat memilih untuk mengikuti program penelitian independen dalam topik pilihan di bawah bimbingan guru jika tidak ada lagi program yang cocok untuk mereka dalam satu atau beberapa disiplin ilmu. Andover tidak mencantumkan peringkat siswa maupun skala IPK empat poin yang umumnya dipakai. Phillips Academy menghitung IPK menggunakan sistem enam poin. Wakasek Kurikulum mengklaim bahwa tidak ada persamaan formal antara sistem enam poin dan sistem nilai huruf konvensional. Namun, enam dianggap luar biasa dan (pada umumnya) jarang diberikan, lima adalah nilai terendah untuk mendapat gelar honor, dan dua adalah nilai kelulusan terendah.[29] Nilai yang diperoleh di kelas terkadang dinilai sesuai kebijaksanaan instruktur, dan sekolah tidak memberikan skala seragam untuk mengubah nilai persen menjadi nilai pada skala enam poin. Untuk 239 lulusan angkatan 2018, nilai SAT rata-rata adalah 720 pada Bahasa Inggris dan 740 pada Matematika.[30] Fasilitas
Fasilitas kesiswaan
Sekolah ini juga memiliki asrama untuk menampung sekitar 800 siswa. Ukuran bangunan-bangunan ini berkisar dari perumahan sebanyak empat sampai sebanyak 40 siswa. Dua asrama terkenal adalah America House, tempat lagu America ditulis,[38] dan Stowe House, tempat penulis Amerika Harriet Beecher Stowe (penulis Uncle Tom's Cabin) tinggal sementara suaminya mengajar di Andover Theological Seminary.[38] Tak satu pun dari bangunan asli yang tersisa; asrama tertua adalah Blanchard House, dibangun pada tahun 1789. Beberapa asrama diberi nama berdasarkan alumni terkemuka, seperti Henry L. Stimson, Menteri Pertahanan selama Perang Dunia II, dan orang-orang yang berperan penting dalam pendirian sekolah, seperti Nathan Hale dan Paul Revere. Juga terletak di kampus adalah The Andover Inn. Dibangun pada tahun 1930, The Andover Inn adalah penginapan pedesaan New England dengan 30 kamar dan ruang pertemuan. MuseumThe Addison Gallery of American Art adalah museum seni yang diberikan kepada sekolah oleh alumnus Thomas Cochran. Koleksi permanennya termasuk Winslow Homer's Eight Bells, bersama dengan karya John Singleton Copley, Benjamin West, Thomas Eakins, James McNeill Whistler, Frederic Remington, George Bellows, Edward Hopper, Georgia O'Keeffe, Jackson Pollock, Frank Stella, dan Andrew Wyeth. Museum ini juga menampilkan koleksi fotografi Amerika dan seni dekoratif, dengan perak dan furnitur yang berasal dari Amerika pra-kolonial, dan koleksi kapal model kolonial. Jadwal operasional pameran terbuka untuk siswa dan umum. Pada musim semi tahun 2006, Dewan Pengawas Phillips Academy menyetujui penggalangan dana senilai $30 juta untuk merenovasi dan memperluas galeri tersebut.[39] Pembangunan dimulai pada pertengahan 2008 dan selesai pada tanggal 7 September 2010, sehingga museum sekali lagi dibuka untuk komunitas Phillips Academy dan masyarakat umum di kota Andover.[40] Robert S. Peabody Institute of Archeology didirikan pada tahun 1901 dan sekarang menjadi "salah satu pusat utama koleksi arkeologi Penduduk Asli Amerika".[41] Koleksinya mencakup peninggalan dari Timur Laut, Tenggara, Barat Tengah, Barat Daya, Meksiko dan Kutub Utara, dan berkisar dari Indian Paleo (lebih dari 10.000 tahun yang lalu) hingga saat ini. Sejak awal 1990-an, museum ini telah mematuhi Undang-Undang Perlindungan dan Pemulangan Kuburan Penduduk Asli Amerika secara menyeluruh. Saat ini insitut tersebut berfungsi sebagai museum pendidikan untuk siswa Phillips Academy, tetapi juga dapat diakses oleh peneliti, sekolah umum, dan pengunjung dengan perjanjian. AtletikSejarahKompetisi atletik telah lama menjadi bagian dari tradisi Phillips Academy. Sejak tahun 1805, American football dimainkan di lingkungan sekolah, menurut surat yang ditulis Henry Pearson kepada ayahnya, Eliphalet Pearson pada tahun 1805, yang mengatakan, "Saya tidak dapat menulis surat yang panjang karena saya sangat lelah setelah bermain American football selama sore ini."[42] Pertandingan American football perdana antara sekolah menengah adalah pada tahun 1875, ketika Phillips Academy bermain melawan Adams Academy.[43] Salah satu persaingan sekolah tertua dalam American football adalah kompetisi Andover/Exeter, yang dimulai pada tahun 1878. Pada tahun itu, pertandingan bisbol Andover / Exeter pertama berlangsung, surat kabar The Phillipian kembali terbit, menamai Dewan pertamanya dan mulai menerbitkan secara teratur.[44] Tradisi sekolah berasrama serupa termasuk persaingan Choate-Deerfield dan Hotchkiss-Taft. Saat ini, Phillips Academy adalah jagoan atletik di antara sekolah swasta New England. Sejak Konstitusi Asosiasi Atletik Phillips Academy dibuat pada tahun 1903 dengan tujuan "Atletik untuk Semua",[44] Andover telah membentuk 29 program antarkolastik yang berbeda, dan 44 program intramural atau instruksional, termasuk anggar, tai chi, seluncur indah, dan yoga. Atlet Andover telah berhasil memenangkan lebih dari 110 Kejuaraan New England dalam olahraga yang berbeda dalam tiga dekade terakhir, dan bahkan memiliki kesempatan untuk bersaing di luar negeri, dalam kompetisi seperti Henley Royal Regatta di Henley, Inggris, untuk kru.[45] Direktur atletik Andover dan anggota lain dari Eight Schools Association (ESA) membentuk Dewan Atletik Delapan Sekolah, yang menyelenggarakan acara dan turnamen olahraga di antara sekolah-sekolah ESA.[46][47][48] Andover juga merupakan anggota New England Preparatory School Athletic Council. Sebagai cara untuk menggiatkan seluruh siswa agar mencoba hal-hal baru dan tetap sehat, semua siswa dituntut memiliki komitmen atletik setiap semester. Berbagai olahraga tersedia bagi mereka yang ingin mencoba hal-hal baru, dan bagi mereka yang sudah mapan dalam olahraga, sebagian besar tim memiliki setidaknya regu utama (varsity) dan tambahan (junior varsity). OlahragaBeberapa olahraga yang ditawarkan:[49] Olahraga musim gugur
Olahraga musim dingin
Olahraga musim semi
Uang sekolah dan bantuan keuanganUntuk tahun akademik 2018-2019, uang sekolah Phillips Academy bagi siswa asrama adalah $55,800 dan siswa harian $43,300,[50] menjadikannya lebih mahal daripada sekolah HMC dan di antara sekolah berasrama termahal di dunia.[51][52] Phillips Academy menawarkan bantuan keuangan berdasarkan kebutuhan. Pada tahun akademik 2018-2019, 100% dari kebutuhan keuangan yang ditunjukkan dipenuhi dengan 47% siswa menerima beberapa bentuk bantuan keuangan dan 13% siswa menerima beasiswa penuh.[50] Uang sekolah ke Phillips Academy telah meningkat sebesar 4,39% setiap tahun sejak tahun akademik 2002, atau 3,63% per tahun selama dekade terakhir. Ada biaya wajib untuk siswa asrama dan biaya opsional selain uang sekolah. Biaya transportasi siswa dari dan ke sekolah diperkirakan sekitar $2400 per tahun pada tahun ajaran 2017-2018.[53]
AfiliasiAndover adalah anggota dari Eight Schools Association, dimulai secara informal pada tahun 1973–74 dan diresmikan pada tahun 2006. Andover menjadi tuan rumah pertemuan tahunan ESA pada April 2008. Sekolah ini juga merupakan anggota Ten Schools Admission Organization, yang didirikan di 1956. Ada kesamaan keanggotaan tujuh sekolah antara kedua kelompok.[54] Selain itu, Andover adalah anggota G30 Schools Group, organisasi internasional sekolah menengah atas swasta. Alumni terkemuka
Andover telah meluluskan dua presiden Amerika (George H.W. Bush dan George W. Bush), seorang Hakim Agung (William Henry Moody), enam penerima Medal of Honor (Civil War: 2; Spanish-American War: 1; World War II: 2 ; Korean War: 1),[2] lima penerima Nobel (menjadikannya salah satu dari hanya empat sekolah menengah di dunia yang telah mendidik lima atau lebih pemenang Hadiah Nobel), serta pemenang Tony, Grammy, Emmy dan Academy Awards . Banyak lulusan telah menjadi miliarder, termasuk Tim Draper, penanam modal; Ed Bass, dermawan dan enviornomentalist; Theodore J. Forstmann, pendiri Forstmann Little & Company serta IMG; dan Lachlan Murdoch, presiden direktur Fox Corporation. Beberapa alumni terkenal lainnya adalah Edgar Rice Burroughs, pengarang cerita Tarzan of the Apes and John Carter of Mars; Bill Belichick, pelatih New England Patriots and pemenang enam Super Bowl; Humphrey Bogart, aktor pemenang Academy Award yang dianggap sebagai salah satu bintang film terbesar di Amerika Serikat; Jack Lemmon, aktor dan pemenang dua Academy Awards; Olivia Wilde, aktris; Oliver Wendell Holmes Sr., penulis, cendikiawan, dan anggota perkumpulan pujangga Fireside poets; Francis Cabot Lowell, tokoh revolusi industri di Amerika Serikat and asal dari nama kota Lowell, Massachusetts; Chris Hughes, pendiri Facebook; David Graeber, antropologis and aktivis; Frederick Law Olmsted, perancang gedung yang membuat Central Park dan Emerald Necklace; John F. Kennedy Jr., pengacara, jurnalis, dan anak dari President John F. Kennedy; dan Elizabeth Stuart Phelps, salah satu tokoh feminis awal dan perubahan sosial; Jonathan Alter, jurnalis Newsweek and pengarang; Carl Andre, artis berhaluan minimalis; Julia Alvarez, penulis, pujangga dan pemenang National Medal of Arts; Willow Bay, jurnalis Huffington Post; John Berman, pembawa berita CNN; Michael Beschloss, ahli sejarah; Buzz Bissinger, jurnalis dan pengarang Friday Night Lights; Richard H. Brodhead, presiden Duke University; Norman Cahners, penerbit buku; Joseph Cornell, artis berhaluan avant-garde and pembuat film; Peter Currie, direktur keuangan Netscape; Stephen Carlton Clark, pendiri Baseball Hall of Fame; George Church, ahli genetik; Lucy Danziger, editor utama majalah Self; John Darnton, jurnalis pemenang Pulitzer Prize untuk New York Times; Dana Delany, aktris pemenang Emmy Award; Jonathan Dee, novelis pemenang Pulitzer Prize; Bill Drayton, wirausahawan sosial; Walker Evans, jurnalis fotografi; Charles L. Flint, pendiri Massachusetts Institute of Technology University of Massachusetts Amherst; A. Bartlett Giamatti, presiden Yale University; Richard Theodore Greener, lulusan African-American pertama dari Harvard; Victor Kiam, pemilik New England Patriots and wirausahawan; Tracy Kidder, jurnalis pemenang Pulitzer Prize; Karl Kirchwey, pujangga; Heather Mac Donald, komentator politik; Sara Nelson, editor utama Publisher's Weekly; Robert B. Stearns, pendiri Bear Stearns; Benjamin Spock, ahli pediatrik dan pengarang buku Baby and Child Care; Bill Veeck, pemilik Chicago White Sox dan Cleveland Indians; Jigme Khesar Namgyel Wangchuck, Raja Bhutan; Philip K. Wrigley, pembuat permen karet Wrigley; dan Theodore Dwight Weld, aktivis pembebasan perbudakan. Beberapa alumni di bidang politik termasuk Katie Porter, DPR di California's 45th congressional district; Seth Moulton, DPR di Massachusetts's 6th congressional district dan calon presiden 2020; Jeb Bush, mantan gubernur Florida, calon presiden 2016, dan anggota keluarga Bush; Patrick J. Kennedy, DPR di Rhode Island's 1st congressional district dan anggota keluarga Kennedy; William King, gubernur Maine pertama dan pendukung berdirinya negara bagian Maine; Josiah Quincy III, anggota DPR, Walikota Boston, Presiden Harvard University, and asal nama Quincy Market; Joseph Carter Abbott, Senator dari South Carolina and kolonel selama perang saudara di Amerika Serikat; Henry L. Stimson, Menteri Luar Negeri Menteri Pertahanan Amerika Serikat; Vance C. McCormick, Pimpinan DNC delegasi Amerika Serikat di Perjanjian Versailles; Sullivan Ballou, Jenderal yang terkenal karena surat terakhir pada istrinya sebelum tewas di Peperangan Bull Run; James Bell, Senator dari New Hampshire; Hiram Bingham III, gubernur Connecticut and Senator yang menemukan Machu Picchu kembali; David B. Birney, Jenderal selama perang saudara di Amerika Serikiat; Harlan Cleveland, Dubes Amerika Serikat untuk NATO; Raymond C. Clevenger, Hakim Senior di U.S. Circuit Judge of the U.S. Court of Appeals for the Federal Circuit; Lincoln Chafee, Senator gubernur Rhode Island; Johnson N. Camden Jr., Senator dari Kentucky; Thomas C. Foley, Dubes Amerika Serikat untuk Irlandia; Scooter Libby, penasihat politik untuk President George W. Bush; Charles Ruff, penasihat Presiden Bill Clinton; William R. Timken, Dubes Amerika Serikat untuk Jerman; dan Alexander Trowbridge, Menteri Perdagangan. Dalam budaya populerSelain itu, sering dikaitkan dengan Exeter,[55] sering dianggap secara simbolis sebagai "sekolah persiapan kuliah yang elit di New England", yang berkonotasi dengan hak istimewa. Penulis William S. Dietrich II menggambarkan Andover dan sekolah persiapan elit lainnya sebagai bagian dari "pengaruh WASP" selama paruh pertama abad ke-duapuluh. Universitas elit seperti Yale dan Princeton cenderung menerima persentase yang lebih dari siswa sekolah persiapan sementara menggunakan kuota untuk menolak masuk bagi pelamar minoritas.[56] Sebuah catatan di majalah Time pada tahun 1931 menggambarkan kedua sekolah itu "berkembang", dan bahwa kedua sekolah itu adalah "raksasa kembar sekolah persiapan dalam ukuran dan prestise".[57] pada dasarnya sekolah pengumpan untuk universitas Ivy League seperti Harvard dan Yale, menurut Joseph Lieberman.[58] Gambaran budaya dari tahun 1960-an adalah para pemuda yang memiliki "gigi putih sempurna" dan mengenakan kemeja Lacoste,[59] dengan tampilan yang mudah dikenali oleh wanita muda pada saat itu:
Pengaruh WASP mulai turun sekitar tahun 1960-an dan seterusnya ketika kebijakan penerimaan universitas dan sekolah persiapan elit mulai menekankan prestasi daripada kemakmuran.[56] Namun, gambaran eksklusivitas yang didasarkan pada ketidakadilan cenderung tetap ada. Gore Vidal menyatakan bahwa Andover dan Exeter memiliki "gaya yang cukup jenaka".[61] Jika pengaruh WASP telah memudar, citra ketimpangan terus bertahan, dengan seorang penulis menyesalkan bagaimana sekolah bisa memiliki biaya pendidikan $30.000 atau lebih setiap tahun.[62] Namun, laporan terbaru dari para lulusan melukiskan gambaran tentang keunggulan dan diversifikasi pendidikan. Misalnya, Cristina Hartmann, yang bersekolah di Andover dari 2001 hingga 2003, menggambarkan sekolah tersebut memiliki kebijakan penerimaan yang tidak memandang kemampuan membayar. Dia menyarankan bahwa sebagian besar siswa diberagamkan, dan bahwa sekolah memiliki bangunan khusus untuk bidang pelajaran tertentu, menantang secara akademis, dan memiliki guru dan rekan yang fleksibel yang "cerdas dan bersemangat".[63] Dia menjelaskan bahwa Andover menyediakan dua penerjemah bahasa isyarat, tanpa ditarik biaya, untuk membantunya secara akademis mengatasi ketuliannya.[63] Sementara gambaran keseluruhan mungkin berubah menjadi satu yang menekankan keragaman yang lebih besar dan rasa hormat untuk bakat individu, citra sekolah di media terus berkonotasi hak istimewa, uang, eksklusivitas, prestise, kualitas akademis, dan kadang-kadang berkonotasi negatif kesombongan. Sekolah ini sering disebut dalam buku dan film, dan di televisi. Beberapa contoh termasuk:
Catatan
Referensi
Pranala luar |