Qory Sandioriva
Qory Sandioriva[1] (lahir 17 Agustus 1991) adalah seorang aktris, model dan ratu kecantikan asal Indonesia. Ia merupakan pemenang utama kontes kecantikan Puteri Indonesia 2009 perwakilan provinsi Aceh.[2] Pada 2010, Qory mewakili Indonesia pada ajang Miss Universe edisi ke-59 di Las Vegas, Amerika Serikat. Ia merupakan wanita asal Aceh pertama yang dinobatkan sebagai Puteri Indonesia. Latar belakangQory Sandioriva lahir di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1991. Ia adalah putri dari pasangan Dicky Jatmika Ustama dan Fariyawati. Ayahnya adalah seorang yang bersukubangsa Sunda dan ibunya adalah bersukubangsa Gayo. Sejak 2009, ia telah menempuh studi di jurusan Sastra Prancis FIB Universitas Indonesia, Jawa Barat. Sebelumnya, ia juga merupakan lulusan dari SMA Al-Azhar 1 Jakarta. Sebelum mengikuti pemilihan Puteri Indonesia 2009, Qory sempat membintangi beberapa FTV dan sinetron. Selain itu, ia juga sempat menjadi juara I vocal & band Al-Azhar Indonesia serta juara I fighting pencak silat. Kontes kecantikanPuteri Indonesia 2009Keikutsertaannya dalam Puteri Indonesia 2009 menimbulkan kontroversi, karena ia mewakili provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, sebuah provinsi Muslim konservatif yang diatur oleh hukum Syariah. Perwakilan Nanggroe Aceh Darussalam sebelumnya selalu mengenakan hijab, tetapi Qory tidak. Qory kemudian menjelaskan bahwa meski tidak berhijab, ia tetap menjunjung tinggi nilai-nilai adat dan moral, seperti halnya pahlawan wanita Aceh yang ia kagumi, Cut Nyak Dien. Miss Universe 2010Karena gelarnya sebagai Puteri Indonesia 2009 otomatis ia menjadi perwakilan resmi Indonesia untuk berkompetisi pada kontes Miss Universe 2010 yang disiarkan langsung dari Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat pada 23 Agustus. Ia berpartisipasi sebagai salah satu dari 83 delegasi yang memperebutkan mahkota pemenang. Pada akhirnya, Ximena Navarrete perwakilan dari Meksiko dinobatkan sebagai pemenang. KontroversiPada malam grand final Puteri Indonesia 2009, Qory mengeluarkan pernyataan yang memicu kontroversi ketika ia menjawab pertanyaan dari pembawa acara Charles Bonar Sirait mengenai keberaniannya untuk tampil berbeda tanpa jilbab seperti lazimnya kontestan perwakilan provinsi Aceh sebelumnya. Ia menyatakan telah mendapatkan izin dari pemerintah provinsi Nanggroe Aceh Darussalam untuk hal tersebut.[3] Pernyataan tersebut kemudian ditafsirkan oleh sebagian masyarakat bahwa ia telah menanggalkan jilbabnya karena mengikuti Puteri Indonesia 2009, sehingga memicu kontroversi atas kepantasan hal tersebut. Dalam konferensi pers setelah acara Puteri Indonesia 2009, ia menjawab pertanyaan wartawan dan mengatakan bahwa ia memang sebelumnya tidak menggunakan jilbab dalam kesehariannya.[4] FilmografiFilm
Sinetron
FTVReferensi
Pranala luar
|