"Aku tak berpikir begitu. Aku tak berpikir demikian pula atau sebaliknya. Aku tak berpikir tidak atau bukan-tidak."
Penundaan penilaian.
Sañjaya Belatthiputra (Pali: Sañjaya Belaṭṭhiputta; Sanskrit: Sañjaya Vairatiputra; secara harfiah, "Sañjaya dari klan Belattha"), adalah seorang filsuf pertapa India yang hidup sekitar abad ke-7 ― abad ke-6 SM di wilayah Magadha. Dia sezaman dengan Mahavira, Makkhali Gosala, Ajita Kesakambali, dan Sang Buddha, dan merupakan seorang pendukung aliran pemikiran ajñana.[3]
Guru
Sanjaya diyakini merupakan guru pertama dari dua tokoh yang kelak menjadi murid agung Buddha, yaitu Mahamoggallana dan Sariputta. Keduanya adalah pengikut seseorang yang bernama Sanjaya Parabajjaka (Sanjaya sang pengembara). Secara historis, Sanjaya Parabajjaka dianggap sama dengan Sanjaya Belatthiputta oleh banyak cendekiawan. Kedua calon arahat ini akhirnya meninggalkan ajaran Sanjaya karena tidak menjawab keinginan mereka yang belum terselesaikan untuk mengakhiri penderitaan yang sesungguhnya.[4] Sanjaya Parabajjaka juga memiliki seorang pengikut bernama Suppiya, begitu pula Tattvalabdha, seorang menteri di istana Raja Ajatashatru.
Chakravarty, Anish (2021). Sañjaya’s Ajñānavāda and Mahāvīra’s Anekāntavāda: From Agnosticism to Pluralism in K.M. Pathak (ed.) Quietism, Agnosticism and Mysticism: Mapping the Philosophical Discourse of the East and the West. Singapore: Springer Nature. ISBN978-981-16-3222-8.
Ñāṇamoli, Bhikkhu (trans.) and Bodhi, Bhikkhu (ed.) (2001). The Middle-Length Discourses of the Buddha: A Translation of the Majjhima Nikāya. Boston: Wisdom Publications. ISBN0-86171-072-X.
Walshe, Maurice O'Connell (trans.) (1995). The Long Discourses of the Buddha: A Translation of the Dīgha Nikāya. Somerville: Wisdom Publications. ISBN0-86171-103-3.