Tembang
Tembang adalah lirik/sajak yang mempunyai irama nada sehingga dalam bahasa Indonesia biasa disebut sebagai lagu. Salah satu tembang yang paling populer di masyarakat adalah tembang macapat. Tembang dikenal sebagai lagu tradisional di Bali dan Jawa yang irama dan ritmenya menggunakan laras pelog dan slendro.[1] Tembang di BaliTembang di Bali dikenal dengan sebutan sekar. Tembang di Bali dibedakan atas empat ciri, yakni; Sekar Rare, Sekar Alit, Sekar Madia dan Sekar Agung. Sekar RareSekar Rare (gegendingan) tidak memiliki alunan seperti tembang lainnya. Sekar rare bersifat polos dengan menggunakan bahasa Bali yang lumrah. Sekar rare merupakan tembang tertua di Bali yang sampai sekarang tidak memiliki aturan yang pasti. Sekar rare dinyanyikan sesuai dengan suara gong yang lebih banyak menggunakan laras pelog. Sekar rare dibedakan menjadi tiga, yakni;
Sekar AlitSekar alit disebut juga dengan pupuh atau macapat. Pupuh diikat oleh aturan padalingsa, guru wilangan dan guru dingdong. Guru dingdong merupakan huruf vokal yang terdapat pada akhir suku kata tiap-tiap baris dalam satu bait. Untuk lebih jelas padalingsa tiap pupuh dapat dijelaskan pada masing-masing pupuh. Wangun atau bagian tembang yang termasuk Sekar alit di Bali ada sekitar 14 pupuh, yaitu:
Sekar MadiaSekar madya atau sekar madia, disebut juga kidung, adalah golongan tembang yang mempergunakan bahasa Jawa Kuno, Jawa Tengahan dan Bali Alus, yaitu bahasa yang digunakan di dalam lontar-lontar panji atau malat. Sekar Madya tidak terlalu terikat oleh hukum atau aturan-aturan seperti padalingsa dan guru lagu, hanya disini menggunakan beberapa macam bagian dari Pengawit (pembuka), Pengawak (bagian tengah), Pemawak (bagian yang pendek), dan Penawa (bagian yang panjang). Yang tergolong Sekar Madya adalak Kidung atau Kakidungan, kidung sering dinyanyikan pada saaat upacara keagamaan tepat pada puncak upacara yang di mana bersifat sakral. Beberapa kidung yang diketahui di Bali antara lain:
Sekar AgungTembang yang tergolong Sekar Agung adalah Kekawin, yang di mana kekawin adalah puisi bali klasik yang terdapat dalam sastra Jawa kuno, dilihat dari syairnya kekawin juga banyak diambil dari bahasa Sanskerta yang disesuaikan. Terdapat beberapa uger-uger (aturan) dalam Kekawin tersebut antara lain: Guru, laghu, wretta, dan matra. Referensi
Pranala luar
|