Humabon
Rajah Humabon (mendapat nama baptis Don Carlos) adalah seorang datu yang berkuasa di Sulu pada awal abad ke-16.[1][2] Ia bertemu dengan penjelajah Fernando de Magallanes dan rombongannya ketika pertama kali tiba di Kepulauan Filipina pada tahun 1521.[1][2][3][4] Berita tentangnya terutama berasal dari catatan Antonio Pigafetta,[1][2] serta cerita oral rakyat (Aginid).[5] Menurut cerita tradisi setempat, Humabon merupakan keturunan dari Sri Lumay, bangsawan dari Sumatra yang datang ke Bisaya dan membangun pemukiman di sana.[5][6][7] Bertemu MagallanesRombongan Magallanes berangkat dari Spanyol dengan mengemban misi Raja Carlos I[3] untuk mencari jalur pelayaran dari arah barat menuju ke "Kepulauan Rempah-rempah" (Kepulauan Maluku).[4] Sebelum bertemu dengan Humabon, Magallanes terlebih dahulu bertemu dan menjalin persahabatan dengan Rajah Kolambu dari Butuan, yang bersama rakyatnya bersedia dibaptis.[1][4][8] Kolambu lalu mengarahkan Magallanes ke Cebu.[8] Dengan bantuan budak penerjemahnya Enrique dari Malaka,[8] Magallanes kemudian berhasil pula menjalin persahabatan dan membaptis pula Humabon dan rakyatnya.[1][2][3][4] Humabon mendapat nama baptis Don Carlos, dan istrinya Dona Juana.[2][3] Magallanes kemudian membantu Humabon meneguhkan kekuasaannya atas para pemimpin setempat lainnya di Sulu dan sekitarnya,[1][3][8] namun Datu Lapulapu dari Mactan menolak.[2][3][4] Magallanes memimpin 60 orang pasukan Spanyol dengan 3 kapal,[3][8] serta dibantu oleh Humabon dan 1.000 orang pasukan Cebu dengan 30 perahu besar,[8] kemudian menyerang Lapulapu di Mactan.[2][8] Magallanes dan anak buahnya mendarat lebih dulu, sementara Humabon dan pasukannya diminta menunggu di laut.[2][8] Pasukan Magallanes dengan baju zirah besi, pedang, ganjur, senapan, dan busur silang masuk menuju ke tengah pulau, menemukan pemukiman telah kosong, dan mulai membakarnya.[8] Namun, Lapulapu dan pasukannya yang jumlahnya lebih besar muncul secara mendadak dan menyerang dengan sengit.[3][8] Magallanes dan sebagian besar pasukan terbunuh oleh orang-orang Mactan.[1][3][4] Sebagian kecil sisa pasukan Magallanes dapat melarikan diri ke pantai lalu naik ke kapal mereka,[8] dan bersama Humabon dan pasukannya selanjutnya kembali ke Cebu.[2][8] Beberapa hari kemudian, Humabon mengadakan perjamuan dan mengundang orang-orang Spanyol.[8] Sebagian orang-orang Spanyol menghadiri undangan tersebut, tetapi ternyata itu adalah sebuah perangkap.[1][2][4][8] Humabon dan pendukungnya meracuni makanan serta kemudian membunuh Duarte Barbossa, Joao Serrao, serta 27 orang Spanyol lainnya yang hadir.[2][8] Sejarawan memperkirakan peristiwa ini terjadi karena Humabon kehilangan kepercayaannya atas keperkasaan berperang orang-orang Spanyol.[2][4] Rombongan kapal Spanyol kemudian segera meninggalkan Cebu dan pergi menuju ke Maluku.[2][3][4][8] PenggantiTidak diketahui kapan Rajah Humabon meninggal dunia, namun beberapa tahun kemudian diketahui bahwa Rajah Tupas, sepupu (atau ada yang menyebut kemenakan sekaligus menantunya),[2][3] telah menggantikannya sebagai penguasa Cebu.[3] Pada tahun 1565, Miguel López de Legazpi berhasil mengalahkan Tupas dan rakyatnya, Tupas dibaptis dengan nama Don Felipe,[2] dan wilayahnya menjadi taklukan Kerajaan Spanyol.[3] Lihat pulaReferensi
Informasi yang berkaitan dengan Humabon |