John AdamsJohn Adams, Jr. (30 Oktober 1735 – 4 Juli 1826) adalah seorang pengacara, penulis, diplomat dan Bapak Bangsa yang menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat (1797–1801) kedua.[1] Ia juga menjabat Wakil Presiden Amerika Serikat (1789–1797) yang pertama. Sebelum mendeklarasikan kemerdekaan, ia adalah tokoh penting dalam revolusi Amerika Sebagai politikus, ia dikenang sebagai Bapak Bangsa (Founding Father) Amerika Serikat.[2] John Adams menjadi salah satu pemimpin gerakan kemerdekaan untuk membebaskan Amerika dari Inggris. Ia ikut menandatangani Proklamasi Kemerdekaan Amerika yang diumumkan pada 4 Juli 1776. Dalam perang kemerdekaan ia bertugas di Prancis dan negeri Belanda sebagai diplomat dan turut merundingkan perdamaian. Pada tahun 1788 sampai 1796, Ia menjadi Duta Amerika yang pertama untuk Inggris. Ia juga menjabat sebagai wakil presiden yang pertama dengan masa bakti 1789 sampai 1797.[3] PernikahanPada 25 Oktober 1764, John Adams menikah dengan Abigail Adams.[4] Dari pernikahannya ini, ia memiliki 5 anak. Karier politikPada tahun 1796 John Adams memenangkan pemilihan presiden yang kedua dan mengalahkan Thomas Jefferson, yang sebenarnya enggan dicalonkan menjadi presiden. Thomas Jefferson kemudian menjadi wakil presiden untuk John Adams. Pada saat ia menjabat sebagai presiden, perang antara Prancis dan Inggris menimbulkan banyak kesulitan bagi Amerika Serikat di lautan internasional, karena hal ini, banyak orang amerika menginginkan perang. Tetapi Presiden John Adams tidak ingin menyatakan perang terhadap Prancis. Namun ia memerintahkan agar Angkatan Laut Amerika bersiap siap dalam keadaan tempur.[5] Mula mula perkapalan Amerika tidak berdaya menghadapi kapal-kapal Prancis yang menyerang, tetapi pada tahun 1800 kapal-kapal niaga yang dipersenjatai dan kapal-kapal perang Amerika berhasil menjamin keamanan jalan-jalan laut. Ketika John Adams mendengar bahwa Prancis juga tidak ingin berperang, ia mengirim sebuah misi perdamaian ke Prancis untuk mengakhiri perang setengah resmi itu. Misi perdamaian ini menimbulkan kemarahan di dalam partainya. Karena sebelumnya misi perdamaian ini pernah dikirim sebelumnya sebayak 3 kali, dan setiap kali pula misi perdamaian ditolak oleh Prancis. Rakyat Amerika tidak habis pikir, mengapa misi perdamaian harus dikirim kembali dalam keadaan Amerika di atas angin. Kala itu Amerika memiliki Partai Republik dan Partai Federalis. Kemarahan di dalam partai federalis memecah partai tersebut menjadi dua bagian, dan akibat perpecahan besar dalam partainya, Presiden John Adams kalah dalam pemilihan presiden berikutnya. Presiden John Adams adalah presiden pertama yang mendiami Gedung Putih.[6] Pada saat ditinggali oleh John Adams, Gedung Putih belum selesai dibangun. Pada hari kedua ia mendiami Gedung Putih yang lembap dan berantakan, ia menulis surat pada istrinya yang berbunyi,
Presiden Franklin Roosevelt kemudian mengukirkan kata-kata itu di atas tempat perapian kamar makan kenegaraan Gedung Putih. John Adams meninggalkan Gedung Putih pada tahun 1801. Ia menyaksikan putranya John Quincy Adams, dilantik menjadi Presiden Amerika yang ke enam pada tahun 1824.
KematianJohn Adams meninggal dunia pada 4 Juli 1826 di Quincy.[7] Catatan
Referensi
Pranala luarWikiquote memiliki koleksi kutipan yang berkaitan dengan: John Adams.
|