Josephine Butler
Josephine Butler adalah pemimpin kampanye hak perempuan dan pejuang emansipasi perempuan abad ke-19 asal Inggris, yang memperjuangkan kondisi pendidikan dan fasilitas kesehatan publik yang lebih baik bagi kaum perempuan, penghapusan prostitusi anak dan perdagangan perempuan, di era pemerintahan Ratu Victoria (1837-1901). Pada zaman itu, perempuan tidak memiliki hak suara. Ketika Ratu Victoria berkuasa, Josephine Butler baru berumur 9 tahun dan meninggal 6 tahun kemudian setelah Ratu wafat. Josephine Butler 13 April 1828 – 30 Desember 1906.[1] Josephine Butler mengampanyekan masalah prostitusi dan perdagangan perempuan. Dia juga mendirikan Organisasi Nasional Perempuan untuk Menentang UU Penyakit Menular (Contagious Diseases Act). Bahkan, dalam kesehariannya, Josephine Butler sering kali datang ke brothel (rumah prostitusi), penjara, dan rumah sakit terkunci ketika mendapatkan perempuan diperiksa dan diperlakukan tidak sesuai keinginannya. Tidak jarang, rumahnya dipakai untuk merawat pelaku prostitusi yang sakit. Seringkali dia juga harus 'berhadapan' dengan otoritas yang kejam dan dingin seperti Superintendant of the Morals Policein Paris, Kementerian Kehakiman di Roma dan Jaksa Penuntut di Brussels.[2] Dia adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara, dengan ayah bernama John Grey dan sang Ibu bernama Hannah Annett.[2] John Grey adalah kerabat dan orang kepercayaan Perdana Menteri Inggris Earl Grey, tahun 1830-1834 (dari Partai Politik Whig) serta seorang pemilik tanah dan ahli pertanian, yang gencar melakukan advokasi terhadap reformasi sosial terutama pertanian dan menentang perdagangan budak.[1] Josephine Butler adalah sosok perempuan yang cantik, bertubuh ramping, tinggi dengan rambut berkilau yang panjang dan selalu mengenakan pita. Josephine menyukai musik dan dapat memainkan alat musik piano serta menyukai binatang seperti anjing dan kuda. Josephine Butler menikah dengan George Butler pada Januari 1852, seorang akademisi di Durham University yang memiliki pandangan politik yang sama dengan Istrinya tersebut. Mereka berdua memiliki rumah pertamanya di Oxford. Dari hasil pernikahannya ini, Josephine Butler dianugerahi empat orang anak. Anak pertamanya bernama George Grey Butler (lahir tahun 1852), Arthur Stanley (1854), Charles (1857), dan Evangeline Mary (1859). Namun, Eva meninggal pada usia lima tahun karena terjatuh 12 meter dari lantai teratas rumahnya.[2] Bersama suaminya, Josephine Butler kemudian membangun "House of Help (Rumah Pertolongan)" dan "Industrial Home (Rumah Industri" yang didedikasikan untuk perempuan pelacur agar bisa meningkatkan pendapatannya. Pada tahun 1866, Josephine menjadi Presiden Dewan Inggris Utara untuk Pendidikan Tinggi Perempuan dan membantu pendirian universitas kuliah tingkat pertama (di bawah gerakan University Extension) di Inggris Utara. Josephine Butler juga berkampanye untuk membuat Undang-Undang Pernikahan yang lebih adil.[2] Josephine Butler menghabiskan 17 tahun untuk berkampanye menentang Contagious Diseases Act (UU Penyakit Menular) yang disahkan pada tahun 1864, 1869, dan 1869. Bersama dengan Elizabeth Wolstenholme (1833-1918), Josephine Butler mendirikan Ladies National Association for the Repeal of the Contagious Diseases Acts (LNA). Dalam UU tersebut, setiap perempuan yang dicurigai melakukan prostitusi harus melapor kepada kepolisian dan mendapat pemeriksaan medis. UU ini memberikan kekuasaan yang besar pihak kepolisian untuk menentukan siapa-siapa sajakah yang menjadi perempuan pelacur, meski tanpa ada bukti sekalipun dan cukup dengan ucapan dari mulut seorang petugas kepolisian. Jika ada perempuan yang terkena penyakit kelamin, perempuan tersebut akan ditahan di rumah sakit terkunci hingga diumumkan telah "bersih". Perempuan terpaksa menyetujui adanya pemeriksaan karena adanya sanksi hukuman penjara selama tiga bulan (diperpanjang hingga enam bulan melalui UU tahun 1869) atau kerja paksa, namun kewajiban pemeriksaan justru tidak berlaku bagi laki-laki.[3] Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan spekulum yang dimasukkan secara paksa ke dalam vagina. Perempuan yang mendapatkan pemeriksaan menyakitkan dan penghinaan ini menggambarkannya kepada Josephine Butler sebagai 'instrumental rape'. Melalui organisasi LNA, Josephine Butler mulai berkampanye pada tahun 1869, baik melalui pamflet, surat-menyurat, lobi parlemen, pengumpulan petisi hingga berbicara ke berbagai pelosok, hingga akhirnya setelah 17 tahun berjuang, UU ini dicabut pada tahun 1886. Tidak jarang, dia mendapat pertentangan yang membahayakan jiwanya, seperti di Pontefract pada tahun 1872, di mana gudang tempat dia berbicara dibakar.[2] Hasil KaryaSelama hidupnya, Josephine Butler banyak menulis buku, pamflet, dan hasil karya lainnya, yang jumlahnya lebih dari 90 karya. Salah satu karya terkenal dari Josephine Butler berjudul "Personal Reminiscences of a Great Crusade" yang ditulisnya pada tahun 1896.[4]
Daftar Referensi
|