Artikel ini mendokumentasikan suatu wabah penyakit terkini. Informasi mengenai hal itu dapat berubah dengan cepat jika informasi lebih lanjut tersedia; laporan berita dan sumber-sumber primer lainnya mungkin tidak bisa diandalkan. Pembaruan terakhir untuk artikel ini mungkin tidak mencerminkan informasi terkini mengenai wabah penyakit ini untuk semua bidang.
‡Kasus yang dicurigai belum dikonfirmasi karena galur ini sedang diteliti di laboratorium. Beberapa galur lain mungkin telah dicegah.
Pandemi COVID-19 di Filipina pertama kali dikonfirmasi pada tanggal 30 Januari 2020 ketika perempuan berkebangsaan Tiongkok berusia 38 tahun diketahui mengidap Covid-19 di rumah sakit San Lazaro di Manila.[1] Kasus kedua kemudian dikonfirmasi pada 2 Februari 2020 ketika pria berkebangsaan Tiongkok berusia 44 tahun meninggal sehari sebelumnya, menjadikannya kasus kematian akibat Covid-19 pertama yang terjadi di luar daratan Tiongkok.[2]
Pandemi koronavirus adalah pandemi yang disebabkan koronavirus (COVID-19) dan menyerang sistem pernafasan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kemudian mengumumkan pandemi koronavirus sebagai pandemi dunia pada tanggal 11 Maret 2020.[3]
Kronologi
Januari
30 Januari, Filipina mengonfirmasi kasus infeksi COVID-19 pertamanya. Pasien merupakan wanita 38 tahun berkebangsaan Tiongkok dari Wuhan yang tiba di Manila pada 21 Januari, ia dirawat di San Lazaro Hospital pada 25 Januari setelah sebelumnya menunjukkan gejala infeksi COVID-19 dan sempat berkonsultasi dengan dokter.[1][4] Pada hari yang sama, The Research Institute for Tropical Medicine mulai mengadakan tes pada kasus-kasus terduga infeksi COVID-19 yang sebelumnya dilakukan di luar negeri.[5]
Februari
2 Februari, Filipina mengonfirmasi kasus keduanya. Pasien merupakan pria 44 tahun berkebangsaan Tiongkok yang merupakan pasangan dari pasien wanita sebelumnya, pasien kedua ini telah meninggal sehari sebelumnya dan merupakan kasus kematian akibat COVID-19 pertama di luar Tiongkok,[2] ia menderita flu dan Streptococcus pneumoniae.
5 Februari, kasus ketiga ditemukan. Pasien merupakan wanita 60 tahun berkebangsaan Tiongkok yang terbang ke Kota Cebu dari Hong Kong pada 20 Januari, ia kemudian melanjutkan perjalanan ke Bohol dan menemui dokter karena gejala demam yang dideritanya pada 22 Januari. Sampel yang diambil dari pasien pada 24 Januari ternyata negatif, namun Departemen Kesehatan mendapati bahwa sampel yang diambil dari pasien pada 23 dinyatakan positif virus, setelah sembuh pada 31 Januari pasien diizinkan pulang ke Tiongkok.[6] Pada hari yang sama, dikonfirmasi pula adanya warga negara Filipina yang positif mengidap infeksi COVID-19 dalam kapal pesiar Diamond Princess yang bersandar di Yokohama, Jepang.[7]
9-22 Februari, 445 penumpang dan kru kapal pesiar Diamond Princess dikarantina di kota New Clark di Capas, Tarlac, tak ada satupun dari mereka menunjukkan gejala demam dan flu sehingga dapat dibebaskan setelah menjalani karantina.[8]
Maret
5-6 Maret, kasus keempat dan kelima ditemukan, keduanya sekaligus menjadi kasus pertama infeksi COVID-19 yang diderita oleh warga negara Filipina di dalam negaranya.[9]
7 Maret, kasus keenam ditemukan, pasien merupakan istri dari pasien yang didiagnosa pada 5 Maret.[10] Di hari yang sama, pemerintah mengumumkan Code Red Sub-Level 1 sebagai langkah penanganan wabah.[11]
8 Maret, 4 kasus baru dikonfirmasi. Pasien ketujuh merupakan warga negara Taiwan yang tertular dari warga negara Taiwan lainnya. Pasien kedelapan merupakan warga negara Filipina yang baru mengunjungi Jepang dua minggu sebelumnya, pasien kesembilan merupakan warga negara Amerika Serikat yang sebelumnya sempat mengunjungi Korea Selatan, sedangkan pasien kesepuluh adalah warga negara Filipina yang tak punya riwayat perjalanan ke luar negeri.
9 Maret,13 kasus baru dikonfirmasi dengan total 23 kasus aktif. Di hari yang sama, Presiden Rodrigo Duterte mengumumkan keadaan darurat kesehatan, ia juga menghentikan kegiatan belajar baik sekolah negeri maupun swasta di Metro Manila.[12]
10 Maret, 10 kasus baru dikonfirmasi dengan total 33 kasus aktif.
11 Maret, 16 kasus baru dikonfirmasi dengan total 49 kasus aktif.
12 Maret, 3 kasus baru dikonfirmasi dengan total 52 kasus aktif.[13]Presiden Rodrigo Duterte mengumumkan kuncitara sebagian, dilarang ada aktifitas diatas jam 12 malam per 15 Maret yang berlaku pada 17 kota, ia juga memberlakukan pembatasan mobilitas transformasi baik darat, penerbangan lokal, dan penyeberangan laut domestik dari dan menuju Metro Manila hingga 14 April 2020. pembatasan akses masuk akan dikenakan bagi mereka yang berasal dari negara-negara terdampak COVID-19 kecuali untuk warga negara Filipina. Transportasi massal di Metro Manila diperkenankan tetap beroperasi seperti biasa dengan anjuran penjagaan jarak.[14][15][16]
13 Maret, 12 kasus baru dikonfirmasi dengan total 64 kasus aktif.
14 Maret, 47 kasus baru dikonfirmasi dengan total 111 kasus aktif. Provinsi Mindoro Timur mengumumkan swakarantina bagi warganya.
15 Maret, 29 kasus baru dikonfirmasi dengan total 140 kasus aktif. Kota Cainta dan National Capital Region mengumumkan swakarantina bagi warganya dan memberlakukan kuncitara sebagian sampai 14 April.
16 Maret, 2 kasus baru dikonfirmasi dengan total 142 kasus aktif. Presiden Rodrigo Duterte meningkatkan imbauan swakarantina untuk semua kota di Pulau Luzon dan sekitarnya yang sesungguhnya mengarah pada usaha kuncitara sepenuhnya.[17]
17 Maret, 45 kasus baru dikonfirmasi dengan total 187 kasus aktif.[18] Departemen Kesehatan mengonfirmasi adanya penularan lokal di Filipina,[19] pada hari yang sama Presiden Rodrigo Duterte menandatangani Proklamasi No. 929 yang memutuskan wabah COVID-19 sebagai bencana nasional di seluruh Filipina,[20][21][22] warga Filipina yang dipulangkan dari kapal pesiar Diamond Princess juga dinyatakan sembuh.[23]
18 Maret, 17 kasus baru dikonfirmasi dengan total 202 kasus aktif. Jumlah kematian akibat COVID-19 telah mencapai 17 orang.[24]Cebu mengumumkan kasus pertamanya.[25]
19 Maret, 19 kasus baru dikonfirmasi dengan total 217 kasus aktif.[26]
20 Maret, 13 kasus baru dikonfirmasi dengan total 230 kasus aktif.[27] 1 kematian dikonfirmasi dengan total mencapai 18 orang. Presiden Duterte meminta DPR menyetujui proposalnya untuk mengumumkan keadaan darurat nasional demi memberi pendanaan dan wewenang dalam mengatasi efek wabah COVID-19.[28]Kota Bacolod mengumumkan kasus pertamanya.[29]
21 Maret, 77 kasus baru dikonfirmasi dengan total 307 kasus aktif. 1 kematian dikonfirmasi dengan total mencapai 19 orang.[30]Cagayan dan Palawan mengumumkan kasus pertamanya.[31][32]
22 Maret, 73 kasus baru dikonfirmasi dengan total 380 kasus aktif. 6 kematian dikonfirmasi dengan total mencapai 25 orang.[33]Presiden Duterte meminta Kongres untuk mendeklarasikan keadaan darurat nasional untuk menurunkan pendanaan dan kuasa atas penanggulangan COVID-19.[34]
23 Maret, 82 kasus baru dikonfirmasi dengan total 462 kasus aktif. 8 kematian dikonfirmasi dengan total mencapai 33 orang.[35]Kota Baguio mengumumkan kasus pertamanya.[36] Pada hari yang sama, DPR Filipina bersidang dan sepakat menyetujui HB 6616 atau "Bayanihan Act" untuk memberi pendanaan dan wewenang penuh kepada Presiden Duterte dalam penanggulangan COVID-19.[37]
24 Maret, 90 kasus baru dikonfirmasi dengan total 552 kasus aktif. 2 kematian dikonfirmasi dengan total 35 orang.[38][39] Senat Filipina menyetujui proposal Duterte dan menerbitkan Senate Bill 1481 atau "We Heal As One" untuk memberi pendanaan dan wewenang penuh atas penanggulangan COVID-19,[40] dengan kesepakatan antara dua kamar (Senat dan DPR) maka terbitlah "Bayanihan to Heal as One Act" yang kemudian dikirimkan ke Presiden Duterte untuk disetujui.[41] Pada hari yang sama Kota Zamboanga mengumumkan kasus pertamanya.[42]
Dampak dan reaksi
Bagian ini memerlukan pengembangan. Anda dapat membantu dengan mengembangkannya.