Robert Ritter von Greim
Robert Ritter von Greim (lahir Robert Greim ; 22 Juni 1892 – 24 Mei 1945) adalah seorang pilot tempur angkatan udara dan komandan tertinggi di Luftwaffe (Angkatan Udara Jerman) pada masa Perang Dunia II. Saat Perang Dunia II akan berakhir, Adolf Hitler menunjuk dan melantik Greim sebagai komandan tertinggi di Luftwaffe pada April 1945 setelah dipecatnya Hermann Göring karena pengkhianatan terhadap Hitler. Greim adalah perwira terakhir yang memimpin Luftwaffe sekaligus orang yang terakhir diangkat menjadi Marsekal udara di angkatan bersenjata Jerman. Setelah Jerman Nazi menyerah pada Mei 1945, Greim ditangkap oleh tentara sekutu. Ia tewas karena bunuh diri di penjara pada 24 Mei 1945. Kehidupan pribadiIa lahir dengan nama Robert Greim pada tanggal 22 Juni 1892 di Bayreuth di Kerajaan Bavaria , negara bagian Kekaisaran Jerman, ia merupakan putra dari seorang perwira kepolisian. Greim menjalani pendidikan kemiliteran sebagai kadet angkatan darat dari tahun 1906 hingga 1911. Ia kemudian lulus dan bergabung dengan Angkatan Darat Bavaria pada tanggal 14 Juli 1911. Setelah menyelesaikan pendidikan kemiliteran, ia ditempatkan di resimen Artileri Lapangan ke-8 Bavaria pada tanggal 29 Oktober 1912 dan dipromosikan sebagai Letnan setahun kemudian. Perang Dunia IKetika Perang Dunia I dimulai pada bulan Agustus 1914, ia memimpin pasukan meriam dalam Pertempuran Lorraine di Perancis. Ia sempat menjadi ajudan batalion Angkatan Darat pada 19 Maret 1915 sebelum akhirnya dipindahtugaskan ke Angkatan Udara. Karier di dunia penerbanganPada 10 Agustus 1915, Greim dipindahkan ke Angkatan Udara Jerman ( Fliegertruppe ). Setelah menjalani pelatihan pilot, Greim bergabung dengan pasukan FA 46b pada 22 Februari 1917.[1] Ia berhasil menembak jatuh pesawat musuh pada 25 Mei 1917 dan di hari yang sama ia menerima penghargaan Salib Besi tingkat pertama. Pada 19 Juni, dia dipromosikan ke pasukan komando Jasta 34. Greim mencetak banyak skor karena berhasil menembak jatuh 7 pesawat musuh pada 16 Agustus 1917. Ia juga mengklaim bahwa ia pernah menembak jatuh pesawat sebanyak 8 kali secara berturuturut.[2][3] Ia menerima penghargaan Pour le merite karena kemenangannya dalam peperangan sebanyak 28 kali pada tanggal 28 Oktober.[1] Perang Dunia IIPertempuran Berlin 1945Pada April 1945, Hitler mempromosikan Greim dari Jenderal menjadi Generalfeldmarschall ( Marsekal lapangan ) dan membuatnya menjadi perwira Jerman terakhir yang pernah mencapai pangkat Marsekal udara serta menjabat sebagai pemimpin terakhir bagi Luftwaffe, untuk menggantikan Hermann Göring di pecat secara tidak hormat karena dianggap berkhianat.[4] Dengan begitu, Greim menjadi orang kedua yang memimpin Angkatan Udara Jerman selama masa Reich Ketiga. Namun, dengan berakhirnya Perang Dunia II akibat terkepungnya pusat kota Berlin, masa jabatannya sebagai Oberbefehlshaber der Luftwaffe hanya berlangsung beberapa hari. Pada 28 April, Hitler memerintahkan Greim untuk meninggalkan Berlin dan menyuruh Reitsch terbang bersamanya ke Plön untuk menangkap Heinrich Himmler atas tuduhan pengkhianatan. Pada malam itu, keduanya meninggalkan Berlin. Greim dan Reitcsh lepas landas dari jalur udara Tiergarten dengan pesawat kecil Arado Ar 96. Pada saat ia melintas diatas medan pertempuran antara Jerman dengan Uni Soviet, banyak pasukan Uni Soviet yang mengira bahwa mereka baru saja melihat Hitler melarikan diri dari Berlin.[5] KematianPada 8 Mei, yakni hari dimana Jerman menyatakan menyerah dalam perang. Greim ditangkap oleh pasukan Amerika di Austria.[6] Greim dilaporkan bunuh diri saat masih berada dalam masa tahanannya di penjara Salzburg pada 24 Mei.[7] Penghargaan
Referensi
Bibliografi
Informasi yang berkaitan dengan Robert Ritter von Greim |