Didi Sunardi
KarierBerawal dari menonton sebuah acara stand up comedy di Cimahi yang juga merupakan kota tempat tinggalnya pada awal tahun 2016, Didi yang hobi menulis ini pun tertarik dan mulai mencoba open mic bersama komunitas Stand Up Indo Cimahi. Sampai akhirnya setahun kemudian, Didi mengikuti audisi Stand Up Comedy Indonesia season 7 (SUCI 7) yang diadakan Kompas TV di Jakarta. Didi ternyata berhasil memukau juri dan mendapatkan golden ticket serta juga berhasil lolos sebagai finalis SUCI 7,[1][2] sekaligus menjadikannya finalis tertua di SUCI 7. Di panggung SUCI 7, Didi membawa suara para masyarakat ekonomi menengah ke bawah dalam berkomedi. Didi membawakan materi mengenai sudut pandangnya sebagai seorang pekerja bangunan dalam menghadapi kehidupan, mulai dari keluarga, lingkungan kerja, hingga berbagai tema spesifik yang bahkan tidak ada yang menyangka bahwa pekerja bangunan juga memiliki pandangan yang cerdas dalam mengamati keadaan sekitar, seperti misalnya pandangannya terhadap tren media sosial dan menghadapi situasi ketika anaknya ingin diajak pergi liburan. Hal tersebut membuatnya konsisten selama penampilannya dan dicap oleh penonton serta juri sebagai "komika miskin tetapi cerdas", karena cara pandangnya yang cerdas inilah yang mampu membuatnya bertahan lama di kompetisi SUCI 7 dan mampu menyingkirkan beberapa finalis yang bahkan menjadi favorit juara macam Arya Novrianus dan Rere.[3][4] Akan tetapi, Didi harus mengalami close mic saat babak 8 besar membawakan tema makanan, karena sempat blank saat di panggung dan terakhir diketahui bahwa ia sedang menunggu kelahiran anak ketiganya. Karena penampilannya yang selalu dinantikan, akhirnya Didi kembali mendapat kesempatan melalui babak callback dan ia mendapat voting tertinggi dari masyarakat Indonesia untuk kembali ke kompetisi. Hasilnya, Didi mampu tampil sangat baik dan kembali ke kompetisi sebagai finalis 5 besar SUCI 7. Namun, Didi kurang memanfaatkan kesempatan ini karena ia kembali mengalami blank di tengah penampilannya sehingga ia kembali mengalami close mic, walaupun ia tetap diberi predikat "Kompor Gas" oleh Indro Warkop sebagai penghormatan untuk penampilannya. Meskipun begitu, berkat penampilannya selama di SUCI 7, ayah dari tiga orang anak ini telah membuka mata masyarakat bahwa tidak selamanya orang susah itu tidak peka terhadap hal-hal yang modern, karena masih ada beberapa yang peka bahkan kritis dan cerdas dalam menilai hal-hal tersebut. Pasca SUCI 7, pada tahun berikutnya Didi mencoba kembali mengikuti kompetisi stand up comedy yaitu Stand Up Comedy Academy yang diadakan oleh Indosiar dan telah memasuki musim keempat penyelenggaraan. Di kompetisi bertajuk SUCA 4 tersebut, Didi kembali bersaing bersama Boah Sartika yang juga merupakan alumni SUCI 7. Sama seperti di kompetisi sebelumnya, Didi tetap membawakan sisi lain kehidupannya sebagai seorang pekerja bangunan. Tak disangka, Didi yang dimentori oleh David Nurbianto selama SUCA 4 mengalami perkembangan yang sangat pesat.[5] Bahkan lewat keuletannya dalam mengulik materi komedi akhirnya sukses mengantarnya ke grand final SUCA 4. Di babak grand final, Didi bersaing dengan Oki Daeng Mabone asal Palu dan Ebel Castanyo, komika komunitas Stand Up Indo Jakarta Pusat asal Palangka Raya yang dikenal berkemampuan act out luar biasa. Hasilnya Didi unggul atas Ebel namun harus mengakui Oki sebagai juara dan meraih juara kedua di SUCA 4. Hasil ini membayar perjuangan Didi sebelumnya di SUCI 7 setahun sebelumnya dan membuatnya tidak lagi dipandang sebelah mata oleh masyarakat kebanyakan bahwa seorang pekerja bangunan bisa sukses apabila berusaha dengan keras dan konsisten. Acara Televisi
Referensi
Pranala luar
|