Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

 

Jalur kereta api Solo Balapan–Wonokromo

Jalur kereta api Solo Balapan–Wonokromo
Jembatan Bengawan Madiun di Manguharjo, Madiun pada sore hari dengan kereta api Sri Tanjung yang sedang melintas
Ikhtisar
JenisJalur lintas utama
SistemJalur kereta api rel berat
StatusBeroperasi
TerminusSolo Balapan
Wonokromo
Sidoarjo
Stasiun44
Operasi
Dibuka1880–1884
PemilikDirektorat Jenderal Perkeretaapian
OperatorPT Kereta Api Indonesia
Daerah Operasi VI Yogyakarta[a]
Daerah Operasi VII Madiun [b]
Daerah Operasi VIII Surabaya[c]
KAI Commuter[d]
Karakteristik lintasRel lintas datar
Depo
  • Surakarta–Kedungbanteng: Yogyakarta
  • Walikukun–Sembung: Blitar (kereta penumpang) dan Madiun (lokomotif)
  • Mojokerto–Wonokromo/Sidoarjo: Sidotopo
  • KAI Commuter:
    • Solo Jebres (KRL komuter)
    • Sidotopo (kereta lokal)
Data teknis
Panjang lintas245,2 kilometer (152,4 mi)
Lebar sepur1.067 mm (3 ft 6 in)
Elektrifikasi1.500 V DC listrik aliran atas (KAI Commuter (Yogyakarta-Palur))
Kecepatan operasi120 kilometer per jam (75 mph)
Titik tertinggi+107 m (351 ft) (Saradan)
Peta rute
elev (M)
atau panjang (m)
dalam meter

ke Purwosari
(Up arrow SMT–SLO–YK)
262+775
Solo Balapan
+93 M
ke Kadipiro
(Right arrow SMT–SLO–YK)
260+634
Solo Jebres
+97 M
BH-308
Jembatan Jurug
250 m
Flyover
Palur
|
Jl. Provinsi Palur–
Tawangmangu
256+484
Palur
batas elektrifikasi
+93 M
251+777
Kemiri
+98 M
246+408
Grompol
+87 M
242+740
Masaran
+93 M
233+761
Sragen
+86 M
228+552
Kebonromo
+86 M
222+492
Kedungbanteng
+85 M
BH-150
Jembatan
Kali Sawur
|
57 m
Daop 6 YK
Daop 7 MN
210+197
Walikukun
+74 M
Jalan Gendingan–
Ngrambe
200+862
Kedunggalar
+75 M
Jalan Ngawi–
Jogorogo
191+648
Ngawi
+56 M
184+317
Geneng
+53 M
Nasional 20 di Jawa Tengah
Jalan Maospati–
Ngawi
Lanud Iswahyudi
176+260
Magetan
+70 M
Semawur
Nasional 20 di Jawa Tengah
Ring Road
Madiun
BH ?
Jembatan
Bengawan Madiun
Jl. Pahlawan
(Madiun–Ponorogo)
Depot minyak
Pertamina
Depo lokomotif
165+783
Madiun
+63 M
ke Madiun Pasar
(Left arrow MN–PO)
ke PT INKA
157+832
Babadan
+63 M
149+470
Caruban
+74 M
141+039
Saradan
+107 M
132+265
Wilangan
+96 M
125+168
Bagor
+58 M
Jalan Supriyadi
(Nganjuk–Kediri)
118+842
Nganjuk
+56 M
118+842
Sukomoro
+50 M
Ngrajek
103+810
Baron
+46 M
96+805
Kertosono
+44 M
BH 259
Jembatan Bran-
tas Kertosono
ke Purwoasri
(Left arrow KTS–BG)
Nasional 17 di Jawa Timur
Jalur Lintas
Selatan Jawa
89+407
Sembung
+47 M
81+497
Jombang
+43 M
ke Jombang Pasar
(BBT–JG Right arrow)
Jl. K.H. Wahid Hasyim
Jombang–Blitar
ke wesel pemisah Ceweng
(Left arrow JG–KD)
76+136
Peterongan
+33 M
Nasional 17 di Jawa Timur
Flyover Peterongan
Jalur Lintas Selatan Jawa
69+110
Sumobito
+28 M
65+480
Curahmalang
+25 M
Daop 7 MN
Daop 8 SB
57+358
Mojokerto
+22 M
Nasional 17 di Jawa Timur
Jl. Lingkar Luar Mojokerto
(Jalur Lintas Selatan Jawa)
51+947
Bangsal (Mojokerto)
Jembatan Sungai Brantas Tarik
47+590
Tarik
ke Prambon
(Cabang SDA Left arrow)
43+058
Kedinding
+16 M
Jl. Ki Hadjar Dewantara
(Krian–Mojosari)
ke Pilangbangu
(KRN–POS Right arrow)
38+265
Krian
+12 M
ke Pasar Krian
(UJ–KRK Right arrow)
33+867
Boharan
+10 M
29+717
Kumendung
Nasional 17 di Jawa Timur
Jalur Lintas
Selatan Jawa
24+090
Sepanjang
+9 M
Tol Trans-Jawa
Jalan Tol
Trans-Jawa
Jalan Tol
Surabaya–Gempol
Flyover Mayangkara
Jl. Ahmad Yani
ke Margorejo
(Left arrow SB–BG–KLT)
17+361
Wonokromo
+7 M
ke Ngagel
(Down arrow SB–BG–KLT)

elev. (M)
atau panjang (m)
dalam meter

47+657
Tarik
jalur utama
+16 M
Prambon
33+064
Tulangan
+4 M
25+510
Sidoarjo
+4 M



 
elev (M)
atau panjang (m)
dalam meter

Jalur kereta api Solo Balapan–Wonokromo adalah ruas jalur kereta api lintas selatan Jawa yang menghubungkan Stasiun Solo Balapan dengan Wonokromo. Jalur ini merupakan bagian dari koridor lintas selatan Pulau Jawa, tepatnya di Surakarta–Surabaya yang memiliki lintasan yang sejajar dengan jalan tol Trans-Jawa ruas Solo–Surabaya.

Jalur Solo Balapan–Wonokromo merupakan jalur yang ramai karena jalur ini merupakan persimpangan antara jalur selatan serta utara Pulau Jawa yang menghubungkan DKI Jakarta atau Jawa Barat dengan Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur meskipun rute utama Jakarta–Surabaya adalah jalur utara Pulau Jawa melalui Kota Semarang.

Lintas Solo Balapan hingga perbatasan Sragen–Ngawi termasuk dalam Daerah Operasi VI Yogyakarta, petak antara perbatasan Sragen–Ngawi hingga Curahmalang termasuk dalam Daerah Operasi VII Madiun, sedangkan petak Mojokerto–Wonokromo termasuk dalam Daerah Operasi VIII Surabaya. Jalur ini seluruhnya berupa jalur ganda dan berada di lintas datar, dengan sedikit lintas perbukitan sekitar Kecamatan Saradan hingga memasuki Kecamatan Wilangan. Jalur ini dibina oleh Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Semarang pada segmen Solo Balapan–Kedungbanteng dan Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Surabaya pada segmen Walikukun–Wonokromo.[1]

Terhitung sejak 1 Desember 2019, dua stasiun di lintas ini (Stasiun Barat dan Stasiun Paron) masing-masing berganti nama menjadi Stasiun Magetan dan Stasiun Ngawi.[2][3][4]

Sejarah

Awal pembangunan

Jembatan Bengawan Madiun pada tahun 1880-an

Pada awal dasawarsa 1830-an, tepatnya setelah Perang Diponegoro, Kota Madiun dikuasai oleh pemerintah Hindia Belanda dan menjadi wilayah berstatus keresidenan dan menjadi tempat tinggal orang-orang Belanda dan Eropa lainnya terutama yang bekerja di bidang perkebunan dan perindustrian karena adanya pengembangan berbagai perkebunan dan pabrik di sekitar kota ini, seperti perkebunan tebu dengan pabrik gula, perkebunan teh, kopi, tembakau, dan lain-lain.[5]

Industri pertanian dan perkebunan semakin berkembang di wilayah Madiun. Untuk mendukung distribusi hasil bumi tersebut, diperlukan sistem transportasi terpadu—terutama pada sektor kereta api. Pada tahun 1873, Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan rencana jalur kereta api rute Surabaya–Solo dan Madiun–Ponorogo.[6]

Pembangunannya membutuhkan kehadiran negara, dan akhirnya dilaksanakan oleh Staatsspoorwegen (SS), perusahaan kereta api milik pemerintah Hindia Belanda. David Maarschalk, yang menjadi Kepala Jawatan SS yang pertama, menjadi tokoh sentral dalam proyek pertama SS, yakni jalur Surabaya–Pasuruan, Bangil–Malang, Bogor–Cicalengka, dan juga Sidoarjo–Madiun Solo serta Kertosono–Blitar. Saat jalur debutnya, Surabaya–Pasuruan mulai beroperasi sejak 16 Mei 1878, Maarschalk dipuji karena cakap dan tegas dalam melaksanakan proyek. Mahakaryanya ini dibuat secara sederhana, tetapi dengan material yang kokoh, tepat waktu, dan tanpa pembengkakan biaya. Setelah sukses dengan jalur tersebut, Maarschalk membuat detail engineering design (DED) untuk jalur selanjutnya, yakni Bogor–Bandung (yang sudah digagas pada 1876) serta Cilacap–Bandung.[7]:37

Jembatan Bengawan Solo, Jurug

Pada tanggal 14 Mei 1878, dibahas rancangan undang-undang tentang pembangunan jalur kereta api negara (SS) Bogor–Cicalengka dan Sidoarjo–Madiun serta lintas cabang Kertosono–Kediri. RUU ini disetujui di Tweede Kamer dengan perolehan suara 56 setuju dan 23 tidak setuju; Di Eerste Kamer, rancangan undang-undang tersebut memperoleh suara 24 setuju 6 tidak setuju pada tahun 3 Juli 1978, setelah itu undang-undang tersebut disahkan pada 6 Juli 1878 (Staatsblad No. 93, Indische Staatsblad No. 201). Adapun lintas Madiun–Solo masih dinegosiasikan dengan Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), sehingga rencana jalur ini dihilangkan sampai ada keputusan mengikat. [7]:36

Untuk mewujudkan hubungan tersebut, jalur kereta api dimulai dari Sidoarjo–Tarik menuju Mojokerto yang selesai pada 16 Oktober 1880. Selanjutnya, jalur diperpanjang lagi menuju Stasiun Sembung pada tanggal 27 Februari 1881. Jalur ini sampai di Stasiun Kertosono pada tanggal 25 Juni 1881. Berikutnya adalah jalur Kertosono menuju Nganjuk yang diresmikan pada 1 Oktober 1881 dan Nganjuk menuju Madiun pada tanggal 1 Juli 1882.[7]:36-37

Foto lama Jembatan kereta api Keling yang terletak di antara petak Mojokerto–Tarik

Konsesi kedua diajukan untuk segmen Madiun–Solo. Pada 25 Mei 1880, undang-undang yang menjadi dasar hukumnya telah disahkan. Maarschalk puas karena rancangan undang-undang mengenai pembangunan jalur tersebut, karena mendapatkan 50 suara setuju dan 8 tidak setuju di Tweede Kamer. Namun, pada saat yang sama, ia menyatakan tidak mampu melanjutkan proyek ini, dan pada 15 November 1880, ia pensiun dan digantikan Direktur Tekniknya kala itu H.G. Derx. Derx melaksanakan lanjutan konsesi tersebut dengan penuh semangat.[7]:37 Akhirnya, jalur ini pun dibuka: Madiun–Paron pada 2 Juli 1883, Paron–Sragen pada 1 Maret 1884, dan akhirnya terhubung sampai Solo Jebres dan Solo Balapan pada 24 Mei 1884. Dengan selesainya jalur-jalur tersebut, maka hubungan Solo–Surabaya dengan kereta api akhirnya terwujud.[7]:115

Pada awalnya, kereta api berangkat dari Surabaya menuju Solo melewati Stasiun Sidoarjo kemudian Tulangan. Seiring berkembangnya jalur-jalur kereta api di Jawa, SS kemudian menambah lagi jalur ruas baru, yakni jalur pintas Tarik–Wonokromo sepanjang 30 kilometer. Rencana pembangunan jalur ini sempat ditentang oleh Oost-Java Stoomtram Maatschappij (OJS) karena dinilai mengganggu bisnis mereka. Pertentangan dari OJS tersebut disampaikan kepada pemerintah pada 29 November 1892.[7]:58 Namun, pada akhirnya, Staatspoorwegen mendapat persetujuan untuk membangun jalur kereta api Tarik–Wonokromo melalui Keputusan Pemerintah Nomor 31 yang diundangkan pada 12 Oktober 1893 tentang Rencana Umum Perkeretaapian di Pulau Jawa,[7]:52 kemudian diperkuat dengan sebuah undang-undang yang terbit pada 20 Juli 1895 (Staatsblad No. 212).[7]:58 Segmen Tarik–Sepanjang selesai pada tanggal 1 Juli 1897. Pada 1 Desember 1898, jalur ini terhubung ke jalur utama Surabaya–Pasuruan di Wonokromo setelah selesainya segmen Sepanjang–Wonokromo.[7]:58

Pembangunan jalur ganda

Jalur ganda Wonokromo–Tarik (1923–1942)

Percabangan di selatan Stasiun Wonokromo. Dahulu baik segmen Wonokromo–Tarik maupun Wonokromo–Sidoarjo merupakan jalur ganda, tetapi semenjak pendudukan Jepang, jalur tersebut dikembalikan menjadi jalur tunggal.

Dalam surat kabar Deli Courant 27 Januari 1912, SS mengumumkan bahwa stasiun-stasiun di lintas ini: Sepanjang, Tarik, Krian, Mojokerto, dan Jombang, akan diperluas emplasemennya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas lintas, sehubungan dengan rencana pengoperasian kereta api ekspres malam. Munculnya kereta api ekspres malam ini dapat berdampak pada peningkatan lalu lintas siang hari. Pembangunan jalur ganda di periode ini belum mendesak, meski SS tetap membuka kemungkinan bahwa proyek jalur ganda akan terealisasi.[8]

Pada tahun 1917, muncul lagi gagasan pembangunan jalur baru di Lintas Timur SS. Tujuan pembangunan jalur baru tersebut adalah untuk meningkatkan kapasitas lintas, sehubungan dengan produksi Pabrik Gula Gempolkerep yang terus meningkat, ditambah mulai diberlakukannya kerja shift malam di pabrik tersebut. Muncul dua solusi:[9]

  • Membangun jalur ganda secara lengkap dari Wonokromo hingga Kertosono.
  • Membangun jalur ganda dari Wonokromo hingga Krian, kemudian disambungkan ke jalur eksisting Krian–Gempolkerep dan dilanjutkan ke Stasiun Kertosono

Namun akhirnya opsi kedua ini justru dipilih. Pembangunan jalur Gempolkerep–Kertosono didasarkan pada Indische Staatsblad No. 345 yang terbit pada 1 Juni 1918. Untuk tahap pertama, SS memutuskan untuk memperpanjang jalur dari Stasiun Gempolkerep sampai Stasiun Ploso terlebih dahulu.[7]:106 Pada 1 September 1921, jalur ruas Gempolkerep–Ploso sepanjang 20 km mulai dioperasikan.[7]:116 Sayangnya, jalur kereta api Ploso–Kertosono batal dibangun sehingga jalur ini hanya berujung di Ploso.[7]:106

Jalur ganda pun tetap dibangun pada masa ini; kali ini jalurnya berakhir di Tarik. Pada masa yang sama pula, dibangun jalur ganda Meester Cornelis (Jatinegara)–Cikampek dan juga Padalarang–Kiaracondong. Hingga tahun Februari 1923, proyek jalur ganda ini masih terus berlangsung, dan SS merencanakan bahwa jalur tersebut diupayakan untuk segera dirampungkan.[10] Dalam laporan akhir SS tahun 1923, jalur ganda tersebut sudah dapat dioperasikan, bersama dengan jalur-jalur lainnya yang dibangun pada tahun tersebut. Namun, pada segmen Surabaya Kota–Wonokromo, proyeknya belum selesai, karena jembatan Kali Jagir saat itu belum kunjung dibangun.[11][12] Pada November 1924, SS merencanakan akan memperluas emplasemen Stasiun Wonokromo, sehubungan dengan rencana pembangunan jalur ganda ke Stasiun Sidoarjo.[13] Muncul kembali wacana untuk memperpanjang jalur ganda tersebut hingga Kertosono, tetapi manajemen SS menyatakan menunda proyek tersebut.[14]

Jalur ganda tersebut dibongkar pada 1940-an oleh pekerja romusa dan ruas tersebut dikembalikan menjadi jalur tunggal.[15]

Jalur ganda lintas selatan Jawa (2015–sekarang)

Jembatan kereta api Sungai Brantas yang menghubungan Kabupaten Sidoarjo dengan Kabupaten Mojokerto.

Jalur ini ditingkatkan menjadi jalur rel ganda secara bertahap oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA), melalui Balai Teknik Perkeretaapian wilayah Jawa bagian Tengah (sekarang BTP Kelas I Semarang) pada segmen Solo Balapan–Kedungbanteng serta Balai Teknik Perkeretaapian wilayah Jawa bagian Timur (sekarang BTP Kelas I Surabaya). Jalur ganda ini dibangun karena memiliki arus lalu lintas yang cukup tinggi.[16] Pembangunan jalur ganda ini sudah direncanakan pada Tahap II dan Tahap III Rencana Induk Perkeretaapian Nasional yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian pada tahun 2018.[17]

Adapun tanggal pengoperasian segmen jalur ganda di lintas ini terbagi menjadi sebagai berikut:

Jalur ganda pertama yang pertama kali beroperasi yakni di lintas Palur–Kedungbanteng sejak 5 Maret 2019,[28] kemudian lintas NganjukBaron sejak 14 Maret 2019 oleh Balai Teknik Perkeretaapian Surabaya.[29] Jalur ini sepenuhnya sudah berupa jalur ganda seiring pengoperasian jalur ganda di lintas Solo JebresSolo Balapan mulai 7 Oktober 2020.[18]

Elektrifikasi

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, memberikan pernyataan bahwa rute KRL Commuter Line Solo–Yogyakarta direncanakan akan diperpanjang sampai Stasiun Kedungbanteng sehingga perlu dilakukan elektrifikasi jalur ruas Solo Balapan–Kedungbanteng.[30] Per Juni 2021, Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) mulai membangun fondasi tiang listrik aliran atas di jalur lintas Solo Balapan–Palur.[31]

Profil jalur

Semua segmen menggunakan rel tipe R54 dengan bantalan beton secara keseluruhan. Per 10 Februari 2021, laju maksimum kereta api yang diizinkan untuk melintasi jalur tersebut adalah 120 km/jam.[32] Pada tahun 2019, batas kecepatan di tikungan dekat Stasiun Kertosono dan bekas Stasiun Wilangan yaitu 80–90 km/jam, sementara batas kecepatan di petak jalan Solo JebresSolo Balapan yaitu 70–80 km/jam.[33]

Jalur terhubung

Jembatan Kali Sawur (BH 150) yang menjadi pembatas Daerah Operasi VII Madiun dengan Daerah Operasi VI Yogyakarta sekaligus perbatasan provinsi, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Lintas aktif

Lintas nonaktif

Layanan kereta api

Penumpang

Antarkota

Lintas selatan Jawa
Nama kereta api Relasi perjalanan
Eksekutif
Argo Wilis BandungSurabaya Gubeng
Turangga
Argo Semeru Gambir–Surabaya Gubeng
Bima
Gajayana Gambir–Malang
Eksekutif-Ekonomi Premium
Sancaka YogyakartaSurabaya Gubeng
Madiun Jaya Pasar SenenMadiun
Mutiara Selatan Bandung–Surabaya Gubeng
Malabar Bandung–Malang
Wijayakusuma CilacapSurabaya GubengKetapang
Eksekutif-Ekonomi
Bangunkarta Pasar SenenJombang
Ranggajati CirebonSurabaya GubengJember
Gaya Baru Malam Selatan Pasar Senen–Surabaya Gubeng
Singasari Pasar Senen–Blitar
Ekonomi Premium
Logawa PurwokertoSurabaya GubengKetapang
Jayakarta Pasar SenenSurabaya Gubeng
Ekonomi
Sri Tanjung LempuyanganSurabaya KotaKetapang
Pasundan KiaracondongSurabaya Gubeng
Kahuripan Kiaracondong–Blitar
Lintas utara Jawa
Nama kereta api Relasi perjalanan
Eksekutif
Brawijaya GambirSemarang TawangMalang
Eksekutif-Ekonomi
Brantas Pasar SenenSemarang TawangBlitar
Ekonomi
Majapahit Pasar SenenSemarang TawangMalang
Matarmaja

Kereta bandara

Nama kereta api Relasi
AS BIAS Bandara Adi Soemarmo Madiun

Lokal dan komuter

Nama kereta api Relasi
Y Commuter Line Yogyakarta Yogyakarta Palur
Nama kereta api Relasi
D Commuter Line Dhoho Surabaya KotaBlitar via Kertosono
Surabaya Kota–Kertosono
J Commuter Line Jenggala MojokertoSurabaya GubengIndro/Babat
Mojokerto–Sidoarjo–Indro

Barang

Nama kereta api Relasi perjalanan
Lintas selatan Jawa
Angkutan BBM Pertamina Madiun Benteng
Rewulu
Angkutan logistik ONS Parcel Selatan Bandung Surabaya Kota
Angkutan logistik ONS Parcel Tengah Kampung Bandan Malang

Daftar stasiun

Nomor Nama stasiun Singkatan Alamat Letak Ketinggian Status Foto
Lintas SurabayaSolo Balapan
Diresmikan pada tanggal 24 Mei 1884
oleh Staatsspoorwegen Oosterlijnen
Termasuk dalam Daerah Operasi VI Yogyakarta
3130 Solo Balapan SLO Jalan Wolter Monginsidi 112, Kestalan, Banjarsari, Surakarta km 262+775 lintas Surabaya Kota-Kertosono-Madiun-Solo Balapan
km 107+914 lintas Samarang NIS-Brumbung-Gundih-Solo Balapan-Solo Jebres/Yogyakarta
+93 m Beroperasi
Segmen Solo Jebres–Modjo Sragen
Diresmikan pada tanggal 24 Mei 1884
3151 Solo Jebres SK Jalan Ledoksari 1, Purwadiningratan, Jebres, Surakarta km 260+634 lintas Surabaya KotaSidoarjoKertosonoSolo Balapan
km 110+000 lintas Samarang NISBrumbungGundihSolo BalapanSolo Jebres
+97 m Beroperasi
BH 308
Jembatan Bengawan Solo Jurug
4001 Palur PL Dagen, Jaten, Karanganyar km 256+484 +93 m Beroperasi
Awal jalur eletrifikasi
Akhir jalur eletrifikasi
4002 Kemiri KMR Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar km 251+777 +98 m Beroperasi
4003 Grompol GP Kaliwuluh, Kebakkramat, Karanganyar km 246+408 +87 m Tidak beroperasi
4004 Masaran MSR Masaran, Masaran, Sragen km 242+740 +93 m Beroperasi
Segmen Modjo Sragen–Paron
Diresmikan pada tanggal 1 Maret 1884
4005 Sragen
d.h. Modjo Sragen
SR Jalan Salak 1, Sragen Kulon, Sragen, Sragen km 233+761 +86 m Beroperasi
4006 Kebonromo KRO Ngarum, Ngrampal, Sragen km 228+552 +86 m Beroperasi
4007 Kedungbanteng KDB Gondang, Gondang, Sragen km 222+492 +85 m Beroperasi
BH 150
Jembatan Kali Sawur
Perbatasan Provinsi Jawa Tengah
Perbatasan Provinsi Jawa Timur
Termasuk dalam Daerah Operasi VII Madiun
4008 Walikukun WK Jalan Stasiun Walikukun, Walikukun, Widodaren, Ngawi km 210+197 +74 m Beroperasi
4009 Kedunggalar KG Kedunggalar, Kedunggalar, Ngawi km 200+862 +75 m Beroperasi
Segmen Paron–Madiun
Diresmikan pada tanggal 2 Juli 1883
4011 Ngawi
d.h. Paron
NGW Jalan Raya Paron, Gelung, Paron, Ngawi km 191+648 +56 m Beroperasi
4012 Geneng GG Tepas, Geneng, Ngawi km 184+317 +53 m Beroperasi
4013 Magetan
d.h. Barat
MAG Jalan Stasiun Barat, Karangsono, Barat, Magetan km 176+260 +70 m Beroperasi
Semawur SMW Tidak beroperasi
Jembatan Bengawan Madiun
Segmen Madiun–Nganjuk
Diresmikan pada tanggal 1 Juli 1882
4020 Madiun MN Jalan Kompol Sunaryo 6A, Madiun Lor, Manguharjo, Madiun km 165+783 lintas Surabaya KotaKertosonoMadiunSolo Balapan
km 0+000 lintas MadiunPonorogoSlahung
+63 m Beroperasi
4021 Babadan BBD Dimong, Madiun, Madiun km 157+832 +63 m Beroperasi
4022 Caruban CRB Jalan Stasiun Caruban, Krajan, Mejayan, Madiun km 149+470 +74 m Beroperasi
4023 Saradan SRD Sugihwaras, Saradan, Madiun km 141+039 +107 m Beroperasi
4024 Wilangan WLG Wilangan, Wilangan, Nganjuk km 132+265 +96 m Tidak beroperasi
4025 Bagor BGR Nasional 17 di {{Rute/Kode daerah Jalan Raya Bagor, Paron, Bagor, Nganjuk km 125+168 +58 m Beroperasi
Segmen Nganjuk–Kertosono
Diresmikan pada tanggal 1 Oktober 1881
4026 Nganjuk NJ Nasional 17 di {{Rute/Kode daerah Jalan Panglima Besar Soedirman, Mangundikaran, Nganjuk, Nganjuk km 118+842 +56 m Beroperasi
4027 Sukomoro SKM Nasional 17 di {{Rute/Kode daerah Jalan Raya Sukomoro, Sukomoro, Sukomoro, Nganjuk km 114+445 +50 m Beroperasi
Ngrajek NJK Tidak beroperasi
4029 Baron BRN Nasional 17 di {{Rute/Kode daerah Jalan Raya Baron, Kedungrejo, Tanjunganom, Nganjuk km 103+810 +46 m Beroperasi
4031 Kertosono KTS Jalan Stasiun Kertosono, Banaran, Kertosono, Nganjuk km 96+805 lintas Surabaya Kota-Kertosono-Madiun-Solo Balapan
km 215+479 lintas Bangil-Blitar-Kertosono
+44 m Beroperasi
BH 259
Jembatan Kali Brantas
Segmen Sembung–Mojokerto
Diresmikan pada tanggal 27 Februari 1881
4032 Sembung SMB Sembung, Perak, Jombang km 89+407 +47 m Beroperasi
4040 Jombang JG Jalan Jenderal Basuki Rachmat 1, Jombatan, Jombang, Jombang km 81+497 lintas Surabaya KotaSidoarjoKertosonoSolo Balapan
km 0+000 lintas Jombang-Pare-Kediri
km 0+000 lintas Jombang-Ploso-Babat
+43 m Beroperasi
4041 Peterongan PTR Peterongan, Peterongan, Jombang km 76+136 +33 m Beroperasi
4042 Sumobito SBO Sumobito, Sumobito, Jombang km 69+110 +28 m Beroperasi
4043 Curahmalang CRM Budugsidorejo, Sumobito, Jombang km 65+480 +25 m Beroperasi
Segmen Mojokerto–Tarik
Diresmikan pada tanggal 16 Oktober 1880
Termasuk dalam Daerah Operasi VIII Surabaya
4600 Mojokerto MR Jalan Bhayangkara 20, Miji, Kranggan, Mojokerto km 57+358 lintas Surabaya KotaSidoarjoKertosonoSolo Balapan
km 36+126 lintas Porong-Japanan-Mojokerto-Mojokerto
+22 m Beroperasi
4601 Bangsal BSL Jalan Bangsal–Mojoanyar, Kepuhanyar, Mojoanyar, Mojokerto km 51+947 Tidak beroperasi
BH - Jembatan Kali Brantas
Segmen Tarik–Sepanjang
Diresmikan pada tanggal 1 Juli 1897
4602 Tarik TRK Tarik, Tarik, Sidoarjo km 47+590
dari Krian maupun dari Tulangan
+16 m Beroperasi
4603 Kedinding KDN Kedinding, Tarik, Sidoarjo km 43+058 +13 m Beroperasi
4604 Krian KRN Jalan Stasiun Krian, Krian, Krian, Sidoarjo km 38+265 lintas TarikWonokromo
km 0+000 lintas Krian-Gempolkerep-Ploso
+12 m Beroperasi
4605 Boharan BH Keboharan, Krian, Sidoarjo km 33+867 +10 m Beroperasi
4606 Kumendung KMG Bringinbendo, Taman, Sidoarjo km 29+717 Tidak beroperasi
4607 Sepanjang SPJ Wonocolo, Taman, Sidoarjo km 24+090 +9 m Beroperasi
Segmen Sepanjang–Wonokromo
Diresmikan pada tanggal 1 Desember 1898
4530 Wonokromo WO Jalan Wonokromo 1, Jagir, Wonokromo, Surabaya km 7+881 lintas Surabaya KotaSidoarjo
km 17+361 lintas TarikWonokromo
+7 m Beroperasi

Percabangan menuju Sidoarjo

Jalur ini sempat ditutup mulai tahun 1972, tetapi diaktifkan kembali pada 2009. Pada tahun 2009 jalur ini selesai direaktivasi oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian bersama dengan diresmikannya Stasiun Tulangan.[34] Stasiun ini resmi beroperasi kembali bersamaan dengan diluncurkannya KRD Jenggala yang melewati jalur tersebut pada tanggal 12 November 2014.[35]

Pemerintah berencana menyambungkan jalur ini ke Stasiun Gununggangsir sebagai jalur baru untuk relokasi jalur Porong yang terancam tenggelam karena terjadinya bencana lumpur Lapindo.[36]

Pasca reaktivasi tahun 2014 oleh Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Timur Direktorat Jenderal Perkeretaapian, secara umum lintas ini sudah menggunakan rel jenis R54 dengan bantalan beton. Semula laju maksimum kereta api yang diizinkan adalah 60 km/jam. Kemudian, sejak berlakunya Gapeka 2021 per 10 Februari 2021, laju maksimum ditingkatkan menjadi 80 km/jam.

Nomor Nama stasiun Singkatan Alamat Letak Ketinggian Status Foto
4602 Tarik TRK Tarik, Tarik, Sidoarjo km 47+657 (dari Wonokromo maupun Sidoarjo) +16 m Beroperasi
4612 Prambon PBN Kedungwonokerto, Prambon, Sidoarjo Tidak beroperasi
4611 Tulangan TLN Kemantren, Tulangan, Sidoarjo km 33+064 +4 m Beroperasi
4654 Sidoarjo SDA Jalan Pangeran Diponegoro, Lemahputro, Sidoarjo, Sidoarjo km 25+510 (arah Tulangan maupun arah Tanggulangin) +4 m Beroperasi

Keterangan:

  • Stasiun yang dicetak tebal merupakan stasiun kelas besar dan kelas I.
  • Stasiun yang dicetak miring merupakan stasiun nonaktif.

Referensi:

  • Letak stasiun: [37]
  • Pengidentifikasi stasiun: [38]
  • Tanggal pembukaan jalur: [7]:106-124


Percabangan menuju Lanud Iswahyudi

Percabangan nonaktif ini—mulai Stasiun Magetan hingga Lanud Iswahyudi—dibangun pada tahun 1939–1940 oleh Staatsspoorwegen (SS), bersamaan dengan dibangunnya Lanud Iswahyudi.[39] Jalur ini memiliki panjang kurang lebih 5 km—berdampingan maupun bersilangan dengan jalur lori tebu PG Purwodadi—yang dikhususkan untuk mengangkut avtur atau bahan bakar pesawat yang dipasok oleh Pertamina menuju Landasan Udara Iswahyudi. Seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangnya moda transportasi darat roda karet, Pertamina lebih memilih mendistribusikan avtur dengan menggunakan truk karena lebih efektif dan fleksibel sehingga jalur ini resmi ditutup tahun 2004.[40]

Percabangan menuju Depo Pertamina Madiun

Percabangan ini dahulu merupakan jalur menuju Pabrik Gula Rejo Agung dengan panjang lintasan kurang lebih 1,2 kilometer yang digunakan untuk mengangkut tetes tebu ataupun olahan tebu lainnya dari dalam pabrik gula. Namun, jalur ini diperpendek dengan panjang kurang lebih 800 m untuk menghubungkan Stasiun Madiun dengan Depo Pertamina (Terminal BBM) Madiun. Jalur ini tepat berada di depan PT INKA dan bersebelahan dengan Jalan Yos Sudarso. Jalur ini dikhususkan untuk mengangkut kereta ketel BBM menuju Terminal BBM Madiun.[41]

Untuk keperluan langsiran kereta api ketel, dijalankan lokomotif CC201, CC203, dan CC206. Jalur ini merupakan jalur kereta api pinggir jalan raya yang masih aktif selain ruas Purwosari–Solo Kota.[42]

Catatan kaki

Referensi

  1. ^ PUSDATIN. "PM 36 TAHUN 2022". jdih.kemenhub.go.id. Diakses tanggal 2025-01-28. 
  2. ^ redaksiSKI (2019-07-18). "Rencana Per 1 Desember 2019 Nama Stasiun Barat diganti Menjadi Stasiun Magetan". Suara Kumandang. Diakses tanggal 2019-11-02. 
  3. ^ didik (2018-03-02). "Nama Stasiun Paron Mau Diganti ? Dewan Ngawi Meradang". siagaindonesia.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-07-29. Diakses tanggal 2019-07-29. 
  4. ^ admin. "Realisasi Perubahan Nama Stasiun Paron | Radar Madiun" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-07-29. Diakses tanggal 2019-07-29. 
  5. ^ P., Tjondronegoro, Sediono M.; Gunawan., Wiradi,; Indonesia., Yayasan Obor (2008). Dua abad penguasaan tanah : pola penguasaan tanah pertanian di Jawa dari masa ke masa (edisi ke-Ed. rev). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. ISBN 9794616850. OCLC 271789216. 
  6. ^ Pincoffs & Stieltjes, hlm. 41.
  7. ^ a b c d e f g h i j k l m Reitsma, S.A. (1928). Korte Geschiedenis der Nederlandsch-Indische Spoor- en Tramwegen. Weltevreden: G. Kolff & Co. 
  8. ^ "Nachtdienst bij de S.S." Deli Courant. 27 Januari 1912. hlm. 5. 
  9. ^ "Nieuw lijnen". De Locomotief. 3 Oktober 1917. 
  10. ^ "De bezuiningingen op materieele bij de S.S." Het Nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie. 19 Februari 1923. 
  11. ^ "De Staatsspoorwegen in 1923". Bataviaasch Nieuwsblad. 13 Oktober 1924. 
  12. ^ Petersen, H.C. (1924). "Verslag S.S. bedrijf over 1923". de Waterstaats Ingenieur. 12: 355–357. 
  13. ^ "de Spoorwegen te Soerabaja". de Telegraaf Ochtendblad Twee Blad. 8 November 1924. hlm. 7. 
  14. ^ "Spoornieuws". de Locomotief. 25 November 1926. hlm. 1. 
  15. ^ Tim Telaga Bakti Nusantara; Asosiasi Perkeretaapian Indonesia (1997). Sejarah Perkeretaapian Indonesia. 1. Bandung: Angkasa. hlm. 101. ISBN 979-665-169-6. 
  16. ^ Rozack, Abdul (27 Desember 2017). "Rel Ganda Solo-Jombang Mulai Dikerjakan, Jombang-Surabaya Masih Belum". Jawa Pos. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-05-01. Diakses tanggal 1 Mei 2018. 
  17. ^ Rencana Induk Perkeretaapian Nasional 2018 (PDF). Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 2018. 
  18. ^ a b "SWITCH OVER JALUR KA LINTAS SOLO BALAPAN-SOLO JEBRES DUKUNG PENGOPERASIAN JALUR GANDA LINTAS SELATAN JAWA". djka.dephub.go.id. Diakses tanggal 2025-02-03. 
  19. ^ Wibowo, Ary Wahyu (2019-08-20). "Jalur Rel Ganda Solo-Kedung Banteng Resmi Beroperasi Seluruhnya". Koran Sindo. Surakarta: MNC Media. Diakses tanggal 2020-05-20. 
  20. ^ Isnanto, Bayu Ardi. "Jalur Ganda Stasiun Palur-Kedungbanteng Resmi Beroperasi". detikcom. Diakses tanggal 2019-03-06. 
  21. ^ Agus, Rustam. Azka, Rinaldi Mohammad, ed. "Jalur Ganda KA Jombang-Solo 180 Km Mulai Dipakai". Bisnis.com. Diakses tanggal 2019-11-30. 
  22. ^ "Ditjen Perkeretaapian operasikan jalur ganda Babadan-Geneng Madiun". ANTARA News. 2019-10-16. Diakses tanggal 2020-05-14. 
  23. ^ Stevani, Louis Rika (2019-04-30). "Jalur ganda kereta api Nganjuk-Babadan resmi beroperasi". AntaraJatim. Diakses tanggal 2020-05-13. 
  24. ^ Bagus, Rahadian (2019-03-14). "Jalur Ganda Baron-Nganjuk Mulai Beroperasi, Beberapa KA Alami Keterlambatan". TribunMadura.com. Diakses tanggal 2020-05-13. 
  25. ^ Wahyudi, Eko (2019-10-30). Setiawan, Kodrat, ed. "Jalur Ganda Kereta Jombang-Baron Siap Beroperasi Hari ini". Tempo.co. Diakses tanggal 2019-10-30. 
  26. ^ Romadoni, Mohammad (2020). "PT KAI Mulai Operasikan Jalur Double Track Perlintasan Kereta Api Stasiun Mojokerto-Jombang". Harian Surya. Surabaya: KG Media. 
  27. ^ Kurnia, Dadang (1 Desember 2023). "Jalur Ganda Mojokerto-Sepanjang Beroperasi, Perjalanan Kereta Lebih Singkat". Republika. Surabaya: MahakaX. 
  28. ^ Isnanto, Bayu. Ardi. "Jalur Ganda Stasiun Palur-Kedungbanteng Resmi Beroperasi". detiknews. Diakses tanggal 2019-03-06. 
  29. ^ Harianto, Sugeng. "Uji Beban Laik dan Aman, Jalur Ganda Daop 7 Madiun Siap Beroperasi". detiknews. Diakses tanggal 2019-12-02. 
  30. ^ Rahayu Subekti (2021-03-01). "Layanan KRL Yogya-Solo akan Diteruskan ke Kutoarjo-Madiun". Republika. Yogyakarta: MahakaX. Diakses tanggal 2021-03-01. 
  31. ^ https://www.instagram.com/p/Cfn7Pn8pLCl/?igshid=NDk5N2NlZjQ=.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  32. ^ "KAI Madiun: Perjalanan Kereta Lebih Cepat Berkat Gapeka 2021". Republika. 8 Februari 2021
  33. ^ M. I, Utep., S, R. Adi., K, Danang. (2019). "Grafik Perjalanan Kereta Api: Walikukun–Kertosono–Mojokerto, Kertosono–Wlingi". Lampiran I: Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KP. 1781 Tahun 2019
  34. ^ Okezone. "Rel KA Alternatif Sidoarjo, Baru Selesai 10 Km : Okezone News". Okezone.com/. Diakses tanggal 2018-03-26. 
  35. ^ "PT KAI Operasikan KA Jenggala Mojokerto-Sidoarjo | Investor Daily". id.beritasatu.com. Diakses tanggal 2018-03-26. 
  36. ^ "KAI Berencana Buka Jalur Baru di Sidoarjo | Republika Online". Republika Online. Diakses tanggal 2018-03-26. 
  37. ^ Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Jawa Tahun 2025 (PDF). Bandung: Kereta Api Indonesia (Persero). 2024-12-30. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2025-01-27 – via Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 
  38. ^ Arsip milik alm. Totok Purwo mengenai Nama, Kode, dan Singkatan Stasiun Kereta Api Indonesia
  39. ^ "Lanud Iswahjudi atau Bandara Iswahjudi". LintasMagetan.com. Diakses tanggal 22 Oktober 2017. 
  40. ^ "Arsip diskusi Semboyan35.com mengenai jalur ke Bandara Iswahjudi". Diakses tanggal 22 Oktober 2017. 
  41. ^ "Haduh, Nasib Rel Bengkong Sebentar Lagi Tinggal Kenangan". Solopos.com. 5 Februari 2015. Diakses tanggal 23 Oktober 2017. 
  42. ^ Majalah KA Edisi September 2014

Daftar pustaka

  • Pincoffs, L.; Stieltjes, T.J. (1873). Spoorwegen op Java. Rotterdam: Commissie voor de Spoorwegen op Java. 

Pranala luar

Peta rute:

KML is not from Wikidata


Informasi yang berkaitan dengan Jalur kereta api Solo Balapan–Wonokromo

Prefix: a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Portal di Ensiklopedia Dunia

Kembali kehalaman sebelumnya